28

54.2K 2.6K 262
                                    

Sebelum baca alang kah baik nya kalian absen..

Dan berjanji untuk follow Instagram saya, dan akun wattpad saya😊

Absen sebut nama, spam komen biar rame wqwq. Dan menurut kalian cerita Alaska ini patut dapet nilai berapa?

Ga perlu banyak bacod langsung aja buka aplikasi Instagram dan follow, karena kemungkinan besar saya bakal kasih jadwal biar kalian ga ngerasa digantungin..
*****

Alaska masih berkutat dengan laptop di meja, tanggung jawab nya sekarang semakin besar. Sesekali ia memijit pelipisnya merasa lelah, ayah nya harus istirahat dikarenakan usia yang rentan.

"Pak, 45 menit lagi kita meeting."

Alaska mengangguk, pekerjaan nya sedikit lagi selesai. Ia melepaskan kaca mata dan menatap sang sekertaris "Siapkan berkas-berkas nya, sebentar lagi  saya selesai."

"Baik, pak."

Untuk berberapa hari ini Alaska sering sekali pergi ke kantor Geo. Sekedar memastikan kerja sama nya berjalan lancar dan membuah kan hasil. Ia sempat ditegur karena kelalaiannya dalam mengetik, padahal jika diteliti lagi pekerjaan nya sudah sempurna.

Tapi walau begitu ia tetap menghormati Geo sebagai atasannya. Dengan cepat Alaska menyuruh pekerja kantor memperbaiki nya, Alaska menatap jam di pergelangan tangan nya.

Dengan cepat ia menutup laptop merapihkan dasi dan bergegas pergi.

______

Sesampainya Alaska di kantor Geo, lelaki itu disambutkan dengan pemandangan kurang enak. Dimana Alika, Geo dan Rafa anak nya tengah bercanda ria.

Alaska menghela nafas, takdir berkata lain. Ia harus segera menyelesaikan ini dan pergi, hati nya tak akan kuat merasakan ini semua. Jika dahulu ia diberikan pilihan, Alaska memilih pergi.

Alaska memilih tidak bertemu dengan mereka, dunia sangat kejam. Harta dan tahta membuat mereka buta. Ia harus menanggung beban sendiri, keluarga nya seakan menumpahkan beban untuk dirinya sendiri. Alaska menatap sekertaris nya yang diam, " kenapa diam?"

"Em, saya nunggu bapak. Saya kira ada yang ketinggalan?"

Alaska mengangguk, walau sebenarnya tidak lucu tapi ia tetap menghargai jokes sertarisnya. "Tidak ada yang ketinggalan, kamu duluan. Nanti saya menyusul. Ada beberapa keperluan yang harus saya urus sebentar."

"Baik pak,"

Alaska diam, ia mengotak-atik handphone nya. Berberapa kali ia mengerutkan kening, dan terakhir ia menghela nafas panjang.

"Tidak semua hal harus dijelaskan detail pada semua orang, selain kadang mereka tidak mampu mengerti, mereka sebenernya tidak peduli." Gumam Alaska, lelaki itu melangkah masuk kedalam kantor.

Dengan wajah andalan ia tetap tenang, walaupun hatinya sebenernya ambyar.

"Hai dad,"

Alaska berhenti, ia mengerutkan dahi. Badan nya ia putar 180° dan tidak menemukan orang.

"Dibawah dad."

alaska & alika ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang