27

58.6K 2.5K 228
                                    

Hari ini ada meeting dengan perusahaan milik Geo dan mereka masih di Jakarta. Alaska memakai jas berwarna maroon, rambut yang ia biarkan acak-acak kan membuat ia terlihat lebih tampan.

Setiap langkah, mata-mata wanita menatap kagum. Jika dilihat juga Alaska lebih tampan dua kali lipat dari Geo. Tapi kalau dibandingkan dengan kekayaan ya pastilah Geo pemenang nya.

Sekertaris nya dengan cepat membuka kan pintu dan mempersilahkan Alaska masuk terlebih dahulu. "Thanks,"

Setelah mengucapkan itu, Alaska masuk. Pemandangan yang ia lihat adalah Geo dan Alika. Alaska berusaha untuk tersenyum ramah, "Silahkan duduk."

Alaska mengangguk, ia duduk dikursi sebrang dan langsung berhadapan dengan Alika. Disini bukan cuma mereka bertiga. Banyak kolegan-kolegan lain nya yang berdatangan lalu duduk.

"Langsung saja, sekertaris saya Alika yang akan mempersentasikan hasil diskusi perusahaan saya. Dan menentukan kolegan mana yang akan bekerja sama dengan perusahan saya," Setelah mengatakan itu Geo kembali duduk. Ia mempersilahkan Alika, wanita itu mengangguk lalu berdiri dan memberikan senyuman terlebih dahulu kepada semua orang yang ada diruang meeting.

"Dan itu hasil diskusi kami, jadi yang akan berkerja sama dengan perusahan Properti kita adalah Bapak Alaska Ajiwiyata."

Setelah mengatakan itu, semua orang bertepuk tangan dan terdenger sangat riuh.

"Baiklah meeting sampai sini, dan selamat untuk bapak Alaska. Saya berharap anda tidak mengecewakan saya dan perusahaan saya." Ucap Geo dengan senyuman namun menusuk.

Alaska sendiri hanya mengangguk, sudah ia duga jika dia akan menang. Setelah semua membubarkan diri, Alika menghampiri Alaska.

"Silahkan tanda tangan,"

Alaska mengamati detail wajah Alika, ingin memeluknya dan mengatakan bahwa ia rindu.

Tapi buru-buru Alaska menepis angan-angan nya itu. Ia mengambil berkas itu dan menandatangani secara cepat.

"Ingatkan saja kepada sekretaris saya." Ucap Alaska sebelum Alika berbicara. Alika hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Alaska.

Lelaki itu menghela nafas, dosanya sudah tertumpuk banyak. Mempermainkan wanita, melantarkan anak dan menghancurkan masa depan seorang wanita.

Dengan langkah cepat Alaska memutuskan untuk keluar dari ruang meeting. Ia berjalan dengan santai namun otak nya masih memikirkan bagaimana ia harus menebus segala dosan nya?

"Mamiiiiii, Uncleeeee Geo!!"

Suara itu mengalihkan fikiran Alaska, lelaki itu menoleh ke sumber suara. Dimana Rafael anak nya tengah merentangkan tangan kearah dua manusia dewasa yakni Alika dan Geo.

Alika mencium gemas pipi kiri Rafa dan Geo mencium pipi kanan Rafa. Setelah itu Geo menggendong Rafa memutar-mutar badan anak itu hingga tawa nya pecah.

Semua karyawan tekekeh geli melihat itu, bahkan ada yang mem-vidio kejadian langka seorang Geo yang kerap dipanggil es balok berjalan sedang tertawa bersama Rafa.

Alaska tersenyum miris, bahkan untuk mencium saja ia belum pernah. Memeluk? Megang anak nya dengan lemah lembut aja alaska belum pernah.

"Rafa bahagia ya sama dia? kalau Daddy berjuang buat kalian kembali sama daddy.. Rafa terima ga? Rafa bakal ketawa kayak gitu? Atau malah sedih pisah sama Orang itu?" Gumam Alaska, matanya memerah. Ia Manahan mati-matian agar air mata sialan itu tidak turun.

Tapi siapa sangka malah turun, dengan cepat ia menghapus dengan kasar. Bahu nya ditepuk oleh seseorang dan Alaska menoleh.

"Bapak.. kita harus kembali ke Bandung hari ini. Besok ada pertemuan dengan bapak Geo lagi, membicarakan kerja sama kita selama 2 tahun kedepan."Ucap sekertarisnya.

"Ketemu nya dijakarta?"

"Oh tidak pak, tadi Bu Alika mengirim email ke saya. Dan memberi tahu bahwa pertemuan nya dibandung, jadi bapak bisa kembali mungkin untuk istirahat dirumah? Nanti saya kirim email nya ke bapa,"

Alaska mengangguk, ia melirik sekilas kearah Rafa dan Lika.
Mata nya menangkap sosok Rafa yang tengah menatapnya. Dengan tulus Alaska memberikan senyuman nya, ia melambai ke arah Rafa. Walaupun kaku tapi ia tetap berusaha semanis mungkin didepan anak nya.

Tak disangka Rafa tersenyum juga, ia melambaim pelan takut mami nya tahu.

Alaska pamit pergi dengan mulut komat-kamit dan tangan yang menuju kepintu keluar. Rafa mengangguk dan memberikan jempolnya.

Alaska tertawa renyah, ia memutuskan untuk pergi. Melihat Rafa yang tersenyum kearah nya membuat bibir nya mengembang dan berkedut menahan tawa.

"Kenapa anak gue manis ya," ujar Alaska dan pada akhirnya tertawa renyah.

__________

Setelah om Geo berhenti menggeletiki, Rafa sempat terpaku melihat sosok Daddy nya disana. Dari sorot matanya Rafa bisa melihat bahwa Daddy nya tengah meilhat nya sedari tadi.

Tak disangka Rafa, Alaska melambai dan tersenyum manis kearah nya. Rafa sempat geli, Daddy nya yang kaku ternyata bisa senyum. Dengan jahil Rafa pun membalas senyuman nya, ia memberikan jempol kearah Daddy nya yang berarti setuju.

Ia sayang dengan Daddy nya tetapi ia juga sayang dengan mami nya, dulu ia berharap Daddy nya Alaska akan baik seperti Daddy teman-teman nya. Tapi ia tidak mendapatkan apa yang ia harapkan, namun sekarang? Alaska Daddynya tersenyum begitu manis. Rafa berharap akan selalu begitu, Rafa yakin semua akan indah pada waktunya..

"Rafa kenapa melamun?"

Rafa menoleh, ia tersenyum kikuk kearah Mami nya.

"Engga mi, tadi Rafa mikirin kita hari ini makan apa?"

"Ooooo, gimana kalau makan direstoran seafood? Sekalian pulang ke Bandung. Di jakarta banyak polusi,"

"Wah kita pulang uncle?" Tanya Rafa dengan semangat

"Iya, dan Rafa bisa sekolah lagi!"

"Asikkkkkkk Rafa sayang uncle Geo!!!"

Alika hanya tersenyum tipis, ia berharap akan melihat senyuman anak nya selamanya. Yah Selama-lamanya dan tidak ada yang bisa memisahkan kecuali maut.

**********

Update dong!!

Mau nanya, yang baca cerita ini rata-rata umur berapa?

Masih sekolah libur??

Kalian ditim mana?

Mau konflik ringan atau berat?

Yoooooooo komen!!!

Spam dong biar seru

alaska & alika ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang