32

48.5K 2.4K 101
                                    

Sudah dua hari setelah kejadian Rafa ilang dirumah sakit karena membelikan coklat untuk Daddy nya. Alaska sekarang sudah lumayan fit dan kembali bekerja seperti semula.

Ia memandang wajah papi nya menunggu sang papi melanjutkan acara bicara yang sempat terntunda tadi.

"Sa.."

Alaska bergeming, ia masih menunggu kelanjutan dari sang papi.

"Kamu harus pindah dari Indonesia."

Sesuai insting nya, Alaska menghela nafas.

"Keadaan mami memburuk?"

Aji mengangguk. Seperti ayah pada umumnya, keputusan yang ia buat sungguh membuat nya pusing. Istri nya Naumi harus mendapatkan penanganan khusus, sedangkan Alaska? Jika ia tetap di Indonesia otomatis perusahan akan bangkrut. Alaska bertanggung jawab penuh dengan perusahan, mereka ada kontrak kerja dengan perusahan luar negri.

Dan didalam kontrak itu, salah satu dari Aji atau Alaska harus menghadiri dan menetap di luar negri yakni Belanda. Kebutuhan Naumi dalam berobat menguras uang begitu banyak, jika dibiarkan nyawa Naumi bisa jadi taruhan nya.

"Papi ga bisa ninggalin mami sendirian disini, kalau pun papi bawa mami mu ke Belanda.. sama aja Bohong. Biaya rumah sakit disana lebih mahal dibanding disini, sedangkan perusahan kita sedang dalam masa kebangkrutan."

Alaska masih diam, ia sudah memikirkan hal ini dari jauh-jauh hari. Tetapi tetap saja, meninggalkan tanah air sama aja meninggalkan keluarga dan orang-orang terdekatnya. Ia akan jarang bertemu dengan anak nya Rafa..

"Perusahan disini siapa yang pegang?" Tanya Alaska pada akhirnya.

"Papi akan ambil alih, tapi cuma 70%. Selebihnya Mia adik mu."

"Ibnu?"

"Dia dokter sa, besik nya engga ada di perusahaan."

Lagi-lagi Alaska mengangguk, ia mengambil berkas didepan nya. Menatap sang papi, Aji yang mengerti hanya dapat mengangguk.

"Percaya, setelah semua selesai kamu bisa kembali. Perusahan bergantung sama kamu sa, mami mu butuh biaya yang banyak. Kalau perusahan gulung tikar kita dapet uang dari mana? Kelainan mami bisa ilang kalau dia rajin kemoterapi.. kamu tau biaya kemoterapi itu berapa kan?"

Dengan cepat Alaska menanda tangani berkas tersebut. Sang papi beranjak dari duduk nya lalu menepuk pundak sang anak berharap Alaska bisa bersabar.

Setelah papi nya pulang, di laptopnya muncul notifikasi email. Alaska buru-buru membuka email tersebut, ternyata undangan pertemuan proyektor.

"Waktu gue cuma seminggu, setelah ini semua bakal beda lagi.." gumam Alaska.

Lelaki itu menghempaskan tubuhnya ke kursi yang ia tempati, menghela nafas gusar. Lagi-lagi takdir tak berpihak dengan nya..

______

Malam ini sesuai jadwal, Alaska tengah menghadiri acara proyektor star master. Disana banyak kolegan-kolegan sukses di Indonesia. Ada juga yang dari luar negri, namum cuma berberapa.

Alaska terus bercekrama dengan kolegan bisnis mana saja, demi mendapatkan suntikan dana untuk perusahaan ia harus rela memberikan senyuman palsu ke orang-orang bedasi tersebut.

"Jadi kamu anak dari  Ajiwiyata?"

Alaska mengangguk, ia tersenyum tipis dan mulai lah ia sedikit menjelaskan apa saja yang ada di perusahan nya dengan cara yang sangat beribawa.

alaska & alika ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang