BAB 49 : BASKET

1.1K 61 6
                                    

Jangan lupa untuk vote and koment
Happy reading guys 😋

Disuatu pagi yang cerah tampaklah 2 anak kecil yang berbeda jenis kelamin tetapi memiliki satu darah yang sama. Yang lelaki tampaknya sedang menggelitiki seorang gadis yang lebih muda 2 tahun darinya.

"Hahahaha....Bangg... haha....Iloooo.. udahh donggg.... hahahahahahaha"

"Oke oke untuk princess Ou apa yang enggak sihh"

Sang gadis terengah engah, akibat gelitikan abang yang paling dia sayangi tersebut.

"Hah...hah...hah... bangg, Mika hauss... hah..hahh... beliin... air...hah..." ujar gadis kecil tersebut diselingi nafasnya yang tak teratur.

"Aishh, manja banget sih adiknya abang" lelaki yang dipanggil 'ilo' tersebut mengacak ngacak rambut adiknya gemas.

"Ihh kan gak papa, jarang jarangkan Mika ketemu bang Ilo sama kak Vey"

"Sorry ya princess kalau abang sering ninggalin kamu dirumah, abang sama Vey kan harus belajar buat nerusin perusahaan daddy sama mommy" sang sulung memberikan pengertian pada si bungsu.

"Iya Mika maafin, tapi ada satu syarat"

"Apa hmm syaratnya?"

"Beliin Mika es creamm" Mika kecil menatap Ilo dengan berbinar binar.

"Tadikan udah"

"Mauu lagi, bang Ilo kann saudaraaaa terfavorriiittt Mikaaaa"

"Kan emang cuma abang saudara Mika" geram sang sulung.

Si gadis kecil hanya cengengesan. Tiba tiba datang seorang gadis yang merupakan adik kembar si sulung.

"Hmmm ok deh, bang Ilo beliin. Tunggu disini sama kak Vey ya"

Si sulung pergi meninggalkan ke dua saudarinya. Suasana menjadi canggung, karena si bungsu tak terlalu dekat dengan si kakak.

"Emmm... kak Vey" panggil Mika malu malu.

"Namaku bukan Vey tapi Louise" sahutnya dingin.

"Tapi kan nama kakak Louise Queenveya Magreth, jadi gak papa dong kalau Mika manggil kak Vey" ujar Mika polos.

"Sekali lagi namaku Louise bocahhhh, dan nama kembaranku itu Reynold Oliver Magreth bukan Revilo ataupun Ilo" sang kakak Jengkel.

"Aishh, Rey kenapa lama bangett sih" gerutu sang kakak, alias Louise.

"Kalau kayak gitu kita ke tempat bang Ilo, eh maksudnya bang Rey yuk" gadis kecil berumur 10 tahun itu melesat ke arah penjual ice cream, meninggalkan Louise yang terdiam.

"Ehh bocahh.... tunggu" sang kakak mengejar adik yang dibencinya tersebut.

Tiba tiba ada mobil yang melesat ke arah gadis berumur 10 tahun tersebut, si kakak telah berusaha berteriak memanggil nama si adik.

Karena tak berguna berteriak, Louise langsung mendorong Mika ke pinggir jalan dan mengorbankan dirinya. Walaupun Louise benci sang adik, tapi dia tetap menganggap Mika adalah adiknya.

Fake Identity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang