"Ndah ayo kedokter, " ucap Demian yang baru saja masuk kedalam kamar."Nggak usah obat ku juga masih ada." Allicia kembali menutup matanya.
"Bapak yang suruh ayo nanti bapak marah sama aku ndah lagian bapak sudah ngasi uang buat kedokter nah." Demian menunjukan beberapa lembar uang.
"Nggak usah kembalikan aja sama bapak." Allicia masih kekeh tak mau pergi karna Allicia tau kalau Troy baru saja mengalami kerugian yang tak sedikit memang uang yang dikasi buat berobat tak seberapa bagi Troy tapi Allicia tak mau merepotkan Om kesayangannya itu.
"Ayo nah ndah bapak marah nanti." Mohon Demian.
"Cia ayo sudah disuruh bapak kedokter aku tungguin loh cepat bapak marah nanti, " ucap Farrel yang baru saja datang dan menarik lengan Allicia.
"Iya sebentar lah." Allicia bangkit dari tempat tidurnya dan Demian mengambil sweater abu-abu miliknya dan memakai kannya kepada Allicia.
Sepanjang jalan tak ada yang buka suara hingga sampai disebuah klinik langganan keluarga Allicia ditemani Farrel dan Demian, Allicia masuk kedalam Farrel mengambil nomer antrian sedangkan Demian membantu Allicia untuk duduk.
"Ndah aku sama Farrel tunggu diluar ya mau merokok dulu aku lagian masi lama kalau uda dipanggil nanti samperin aku ya?" Ucap Demian dan berlalu pergi bersama Farrel.
Allicia duduk dengan para pasien yang antri Allicia memainkan handphonenya 20 menit Allicia mengatri sampai ada seorang suster memangilnya dan membawanya masuk kedalam salah satu ruangan dokter Allicia dipersilahkan baring dibrangkar pasien dan mulai diperiksa setalah selesai Allicia duduk dikursi yang disediakan dihadapan meja dokter.
"Mba nya sudah lama ya nggak pernah periksakan Hipertiroid nya?" Ucap dokter itu yang terlihat sudah tua sekali.
"Iya dok sudah lama apa ada hubungannya ya dok?" Tanyak Allicia ramah.
"Jadi gini mba hipertiroidnya mulai parah karna mba nya tidak rutin periksa, jarang minum obat kegiatan mba nya belakangan ini juga yang berpengaruh hingga seperti ini mba nya capek dan terlalu stress jadi saya saran kan diminum obatnya rajin periksa dan jangan terlalu banyak fikiran mba dan ini mba harus dirawat inap mba juga mengidap penyakit Anemia." Jelas dokter itu panjang lebar.
"Apa tidak bisa rawat jalan aja ya dok?" Allicia menatap dokter itu dengan tatapan sedih.
"Tidak bisa mba dan ini saya kasi surat buat rawat inap nya mba silahkan bicarakan sama keluarganya dan kembali lagi untuk dirawat inap mba." Dokter itu memberikan dua lembar kertas yang satu adalah kertas resep obatnya.
Setelah berpamitan Allicia keluar dan langsung menebus obat Demian yang melihat menghapiri Allicia dan membayar kan obatnya Allicia menyembunyikan surat rawat inapnya dibalik saku celana nya karna takut Demian tau.
Selama kurang lebih dua tahun belakangan Allicia mendapat kabar jika dia menderita penyakit hipertiroid yang menyerang dibagian lehernya dan harus rajin minum obat Allicia juga dilarang untuk capek, sedih, berteriak, marah, dan stress karna dapat memperparah keadaannya karna jika parah dia bisa saja harus melakukan oprasi dengan syarat harus minum obat seumur hidupnya dan bisa juga dia melakukan kemotrapi yang pasti nya akan terasa sakit Allicia tak mau jika sampai itu terjadi dulu Allicia rajin memeriksakan keadaannya sebulan sekali dengan dokter yang khusus diRumah sakit termahal diSamarinda Allicia sudah pergi keberbagai macam dokter dan semua menyarankan kedokter yang ada diRumah sakit yang sama dulu papa nya Allicia masih bekerja diperusahaan minyak dan mendapat jabatan yang lumayan dengan gajinya yang tinggi Allicia bisa pergi kerumah sakit mahal itu bolak balik karna papa Allicia mendapat jaminan kesehatan dari perusahaannya pernah Allicia menderita penyakit Anemia dalam keadaan hamil dan harus dirawat dirumah sakit itu Allicia harus menjalani transfusi darah sebanyak 4 katong terlebih kata dokter golongan darah Allicia sangat langka dan harus membayar dengan jumlah yang tak sedikit semenjak papa Allicia pensiun dia tak pernah lagi berobat karna biayanya sangat mahal untuk sekali chekup saja sudah jutaan rupiah yang harus dibayar kali ini dia tak ingin merepotkan Troy karna baru saja Yola keluar dari rumah sakit dan biayanya juga sangat mahal sekali.
Sesampainya dirumah Allicia masuk kekamar dan meletakkan surat itu ditempat sampah Allicia mengambil segelas air dan meminum obatnya lalu tidur.
****
"Uuummmhhhttt." Allicia menggeliat dan mendapati Demian masih tertidur pulas didepannya perlahan Allicia turun dari tempat tidur karna tak ingin membangunkan Demian sebelum Allicia kekamar mandi dia menyempatkan diri melakukan rutinitasnya jika pagi mencium kening dan pipi demian lembut lalu dia meninggalkan Demian.
"Ndah baju ku dimana?" Teriak Demian yang baru saja selesai mandi.
"Baju yang mana semua dilemari kok, " ucap Allicia kesal karna ulah Demian yang pagi-pagi sudah berteriak.
"Hehe bercanda ndah cuma mau ngerjain doang." Demian tertawa puas melihat wajah kesal Cia.
"Aduh sakit heran deh sama ini anak jahil betul, " ucap Allicia kesal karna baru saja mendapatkan satu gigitan ditelinganya siapa lagi kalau bukan Demian pelakunya.
"Biarin wleekkk oh iya sini ndah ada yang mau ku kasi tahu." Demian menarik Allicia mendekat hingga tersisa jarak 5 centi saja Demian menundukan kepalanya kearah Allicia.
"Demiaaaaaannnn!!!" Teriak Allicia saat melihat pantulan wajahnya dicermin.
"Haha biar kamu nggak berani ketemu cowok apalagi mantan mu haha." Demian tertawa puas melihat tanda kemerahan dileher Allicia. Demian masih cemburu karna pada saat event dihari keempat ada mantan Allicia yang datang dan itu membuat Demian sangat kesal.
Demian pergi meninggalkan Allicia yang masih saja kesal dan hampir menangis apa kata orang kalau tau itu? Dia segera melepaskan ikat rambutnya dan membiarkan rambut panjangnya menutupi lehernya. "Semoga nggak ada yang liat awas aja kau Demian?" Batin Allicia.
Allicia turun kelantai bawah dan mendapati handphone Demian yang tertinggal dimini bar dia mengambil benda persegi itu dan mencoba melihat isinya. Damn! Handphonenya ada password nya dan dia tak tau apa password handphone Demian entah mendapat pencerahan dari mana Allicia membawa benda itu ke Intan yang sedang ada dikamarnya dia melepaskan sim card dihandphone Demian lalu memasang dihandphonenya.
"Intan tolongin aku ya?" Mohon Allicia.
"Tolong apa Cia?" Intan menatap Allicia dengan heran.
"Copy kan SMS dikartu ini, " ucap Allivia dan menyerahkan handphone nya ke Intan.
Setelah selesai Intan memberinya sedangkan Allicia mencabut Sim card nya dan mengembalikannya seperti semula tak lama datang lah Demian.
"Ndah liat handphone ku nggak?" Tanyak Demian yang sibuk mencari handphonenya.
"Itu dimini bar tadi aku liat, " ucap Allicia santai.
"Oh iya aku pergi dulu ya ndah?" Demian mengelus pucuk kepala Allicia lembut lalu pergi meninggalkan Allicia.
Allicia menatap punggung Demian yang keluar dan menaiki mobilnya bersama Farrel didalam hati Allicia terus berdoa dan meremas handphonenya belakangan ini Demian jarang sekali pulang dan bahkan mulai cuek. "Tuhan jika memang dia ada main tolong tunjukan agar hamba tau dia seperti apa dan apa yang membuatnya jarang pulang bahkan cuek dengan hamba." Batin Allicia berdoa.
Malam hari Demian pulang setelah seharian Allicia dan Desty pergi berbelanja dia menghampiri Demian yang sedang baring dikamarnya dengan membawa sepiring nasi dan sekotak kue besar yang Allicia beli disupermarket dia menghampiri Demian.
"Aku belikan nasi goreng sama kue makan nah kamu kan suka nasi goreng." Allicia meletakkan didepan Demian lalu pergi meninggalkannya.
Allicia melihat Demian keluar rumah menggunakan motor Farrel dengan memakai kemeja hitamnya dan sangat rapi tak biasanya dia berpakaian begitu Demian juga tak berpamitan Allicia naik keatas dan menuju kamarnya melihat makanan yang dia letakkan ternyata tak disentuh Demian sama sekali padahal Demian tak pernah menolak jika diberi nasi goreng hingga malam Demian tak kunjung pulang Allicia memejam kan matanya lalu tertidur entah kenapa perasaannya sangat gelisah sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demian&Allicia
RomanceMungkin ini terdengar sangatlah konyol berkenalan lewat sosial media dan menjalin suatu hubungan meskipun belum pernah bertemu dan terhalang jarak yang jauh Jakarta-Samarinda, tapi inilah kenyataannya. Allicia Putri perempuan yang berusia 21 tahun...