©perempuansayang
❀
Heejin baru bisa menyentuh kembali ponselnya setelah rampung dengan kegiatan menyiapkan buku pelajaran yang akan dibawa berangkat ke sekolah baru besok serta membaca kembali materi pembelajaran hari ini.
Begitu Heejin mengaktifkan akses internet pada ponselnya, notifikasi rentetan pesan langsung menyerbu sebagaimana sudah Heejin duga.
Mula Heejin berpikir bahwa itu kemungkinan berasal dari grub obrolan kelas sekolah yang lama dimana Heejin baru teringat untuk keluar dari sana saat ini, namun ternyata tidak begitu benar demikian — memang ada pesan juga dari sana, tapi yang paling spesifik menimbulkan dering notifikasi beruntun adalah pesan-pesan chat dari sosok Na Jaemin yang menurut informasi meminta informasi kontaknya kepada wali kelas mereka.
Heejin tersenyum, segera memasukkan buku yang sudah ia siapkan ke dalam ransel putihnya sebelum kembali mengangkat benda persegi panjang nan tipis tersebut untuk membalas rangkaian pesan dari Na Jaemin.
Na Jaemin, teman bangkunya di sekolah yang baru.
Heejin bangkit beralih dari kursi di depan meja belajar menuju pinggiran ranjang tidurnya, selama beberapa saat hanya duduk di sana sambil membalas pesan-pesan di ruang obrolan dengan Jaemin.
"Hah..?"
"Astagaa Jaeminn!"
Di tengah kegiatan saling berbalas pesan dengan Jaemin, Heejin tiba-tiba saja memunculkan reaksi yang selama seharian penuh ini hampir selalu ia munculkan kala tidak mampu mengatakan apapun perihal tindakan atau ucapan manis Na Jaemin atas dirinya.
❀
❀
"Yah.. gak balas lagi?"
Heejin menggeleng kecil.
Jaemin itu aneh sekali. Sedang Heejin tidak bisa cepat mengerti keanehannya seperti dalam ruang obrolan barusan.
Tapi tidak apalah. Toh tidak masalah juga berangkat ke sekolah dengan teman sekelasnya apalagi jika itu Na Jaemin yang memang menurut Heejin merupakan pribadi dapat dipercaya.