©perempuansayang
Keributan kecil terjadi di Rumah sakit pusat kota karena kedatangan beberapa anak muda dengan membawa seorang gadis yang membutuhkan penanganan medis secepatnya. Mereka datang dalam keadaan khawatir dan sangat panik sampai membuat petugas medis yang berusaha menenangkan sedikit kewalahan karena mulut mereka tidak kunjung bisa berhenti berisik.
Untungnya kini sudah tidak lagi demikian, sebagian dari beberapa anak muda yang menjadi sumber keributan kecil itu sekarang sudah diam menutup mulut mereka. Duduk di atas sebuah kursi panjang yang berada tak jauh dari pintu masuk ruang unit gawat darurat dimana mereka membawa sang pasien beberapa saat lalu.
Jeon Heejin — menurut data registrasi itulah nama sosok gadis yang begitu membutuhkan penanganan medis ketika sampai di rumah sakit ini, setelah memastikan gadis itu telah mendapat tindakan medis sebaik mungkin, barulah para anak muda yang sebagian mengenakan pakaian olahraga itu dapat menjadi tenang.
Mereka semua kini diam saja.
Tidak ada lagi yang berani buka suara, selain karena sosok gadis Jeon sudah mendapat tindakan medis — Dokter yang melihat mereka menimbulkan keributan di rumah sakit juga menjadi alasan mengapa sampai tertutup rapat mulut mereka.
Tadi sang Dokter menjewer telinga mereka satu-persatu karena sudah membuat keributan di Rumah sakit dengan tingkah panik mereka yang begitu kelewat batas. Baiklah, memang wajar saja untuk panik dan khawatir jika seseorang membutuhkan tindakan medis secepat mungkin, tapi tadi mereka benar-benar berlebihan.
Sangat tidak baik berteriak di rumah sakit. Terlebih ketika petugas medis di sana sendiri sudah sesegera mungkin menghampiri sang pasien yang ternyata telah pingsan dalam gendongan salah seorang dari beberapa anak muda itu.
Satu-satunya sosok yang tidak mendapatkan jeweran dokter karena bersikap jauh lebih tenang daripada yang lain.
Na Jaemin — itu namanya menurut meja registrasi. Sosok pemuda bersurai gelap dengan tubuh terbalut kaos putih yang sejak tadi berjalan ke sana kemari mengurus segala keperluan sang pasien.
Entah itu data diri, termaksud biaya tindakan medis sang pasien yang bahkan kala tadi belum ditagih oleh petugas administrasi Rumah sakit.
Ia berulang kali menitipkan pesan untuk melakukan penanganan yang paling baik bagi sang pasien. Dibanding semua anak muda lain yang datang bersama dirinya, sosok Na Jaemin jauh lebih tenang meskipun raut wajahnya sama khawatir terlihat.
“Ayah sama Bundanya Heejin udah lo hubungin Na?” celetuk Baejin — salah seorang teman dari Jaemin yang tadi juga mendapat jeweran dari sang Dokter.
Jaemin yang sejak tadi menunduk dalam kemudian bergerak mengangkat wajahnya, ia mengangguk kecil.
Ia dan teman-temannya ini benar sampai ke rumah sakit dengan sangat cepat saking tidak mau terjadi sesuatu kepada Heejin.
Lee Haechan yang mendapati sang sahabat terlihat begitu murung lantas menepuk kecil bahu Jaemin. Membuat sosok seusia di sampingnya itu kembali mendonggak.
“Heejin pasti baik-baik aja Na..” ujar Haechan.
Jaemin tersenyum kecil, kemudian mengangguk.
Dalam hati ikut berusaha meyakini hal tersebut.
Tapi, apakah benar begitu?
Apakah benar Heejin baik-baik saja?
Bagaimana gadis itu tadi terlihat sangat kesulitan bernafas, meremat kencang kaos putihnya, dan beberapa kali melayangkan pukulan pada tubuhnya karena tidak kuat menahan sakit membuat Jaemin justru sangat sulit meyakinkan diri sendiri dengan kalimat Lee Haechan barusan.