©perempuansayang
Hwang Hyunjin dan Lee Haechan — kedua anak laki-laki muda tersebut sekali lagi saling bertukar pandang, entah bagaimana tapi demikianlah mereka berdua menukar pendapat terkait keadaan Na Jaemin yang malam ini terlihat sangat aneh dan menyeramkan sekali.Sahabat Hyunjin dan Haechan yang diketahui tidak punya masalah apapun dengan warna merah jambu sebagai seorang lelaki itu sekarang tengah berbaring terlentang di atas tempat tidur dengan ponsel yang sengaja diletakkan di atas dadanya.
Hyunjin dan Haechan tidak menyangka jika rencana menginap dadakan di rumah Jaemin malam ini malah berakhir membawa mereka berdua merasa merinding karena tindakan sosok tetangga sekaligus sahabat mereka tersebut.
Jaemin sejak tadi sudah menutup mata, namun senyuman manisnya masih ada di sana, terpantri menghiasi wajah tampannya.
Dari situ Hyunjin dan Haechan tentu saja tidak bisa begitu saja menyebut dirinya sudah terlelap lebih dulu.
Memang ada orang yang tidur dengan senyum selebar itu?
Menyeramkan dan cukup mengkhawatirkan.
Mereka sudah berulang kali melayangkan gangguan, tapi Na Jaemin tidak bergerak.
Pemuda itu tidak sedang kerasukan hantu waria sekolah mereka kan?
Masa hantunya pindah dari Daehwi ke Jaemin?
Mana bisa begitu?
Seharusnya hantu itu tak bisa berpindah tempat kalau memang ingin disebut sebagal hantu yang bertanggung jawab.
Ah baiklah, cukup perihal hantu di sekolah mereka. Kembali ke Na Jaemin.
“Na..” panggil Haechan.
Tak ada pergerakan.
“Ni anak tidur apa gimana si?” sahut Hyunjin mulai sebal karena tak kunjung mendapat balasan dari Jaemin.
“Gak Hyunjin sayang, Nana gak tidur,”
Hyunjin dan Haechan langsung tersentak kaget. Setelah semua hal yang mereka lakukan untuk mengganggu, Na Jaemin akhirnya buka suara membalas.
Masih dengan mata tertutup dan senyuman manis.
“Lo kenapa sih?”
“Nakutin tau gak,”
“Kayak orang kesurupan gitu!”
Jaemin membuka mata usai mendengar semua penuturan dari Lee Haechan barusan.
Ia bangkit. Menatap kedua sahabatnya yang sekarang tengah mendudukkan diri di pinggir ranjang dengan wajah ragu.
Jaemin tertawa.
“Bener,”
Jaemin menjentikkan jari.
“Lo bener!”
“Gue emang kesurupan,”
Haechan menautkan alis, semakin bingung.
“Kesurupan cintaaa,”
Sekarang Hyunjin dan Haechan berubah dari bingung menjadi terkejut, keduanya langsung memasang wajah jijik.
Sementara Jaemin kembali membaringkan diri. Pemuda dengan balutan piyama merah jambu itu kembali tersenyum kala menatap layar ponselnya.
Ia sesekali terkikik, sebelum kemudian mulai berjingkrak kecil.
Haechan dan Hyunjin rasanya ingin pulang saja.