©perempuansayang
Meski hari sudah sore, si gadis Jeon — Heejin masih nampak duduk di kursi penonton lapangan basket sekolahnya dengan tubuh terbalut jaket kulit hitam milik Na Jaemin, yang saat ini sedang mengikuti latihan bersama anggota club basket lainnya.
Gadis cantik itu sejak tadi menonton sesi latihan pacarnya dengan wajah cemberut dan sorot mata bosan.
Heejin hanya duduk diam di kursi penonton sambil memangku dagu bersama Bae Jinyoung yang sibuk menghabiskan cemilan pemberian Jaemin untuknya tadi.
Heejin sudah tidak bersama Shuhua, sahabat barunya. Gadis dengan surai panjang itu pamit pulang lebih dulu bersama Renjun setelah membersihkan diri di ruang ganti.
Heejin tak bisa menahan juga sih, untuk semua yang mereka alami sebelum ia mendudukkan diri di sini, Shuhua sudah tentu harus pulang dan segera beristirahat. Sampai detik terakhir saja masih mampu teringat jelas bagaimana perundungan itu terjadi.
Heejin saja merasakan banyak tekanan, apalagi Shuhua yang sudah menerima tindakan seperti itu sejak tahun pertama di sekolah ini.
Heejin berharap Shuhua tetap baik-baik saja dan tidak mengalami apapun atau gangguan yang lebih parah lagi dari ini.
Sejujurnya, Heejin mengkhawatirkan kondisi mental Shuhua.
Gadis itu pasrah saja dan diam tadi, menandakan ia benar-benar sudah putus harapan untuk melawan para perundung.
Heejin merasa khawatir.
Semoga Shuhua baik-baik saja.
Gadis cantik itu kembali mengalihkan pandangan setelah beberapa saat, ia mendapati Jaemin tengah tersenyum manis ke arahnya dari lapangan sambil melambai kecil.
Heejin balas tersenyum.
Namun Baejin di sampingnyalah yang malah menjadi sosok pembalas tingkah manis Jaemin barusan dengan turut melayangkan heart sign.
Padahal tadi itu bukan untuk dia.
Membuat Jaemin menyempatkan diri untuk mencibir kesal ke arahnya yang malah lanjut memakan cemilan milik Heejin.
“Isss Jaemin kenapa si,”
“Gitu banget sama Baejin..?” ujar Baejin mulai berceloteh.
Heejin tertawa kecil.
Teman-teman yang ia dapatkan di sekolah ini sangat berbeda dari yang sebelumnya.
Mereka lucu. Sangat lucu.
“Heejin mau?” tawar Baejin sambil menyodorkan bungkus cemilan besar yang ada dalam dekapannya.
Dan sedikit tidak tahu diri, tak jarang juga lupa diri.
“Kan punyaku, pake ngaku-ngaku lagi,” sindir Heejin.
Baejin terkekeh. Pemuda itu beralih mengambil kaleng soda yang ada di sampingnya. Membuka minuman itu guna membasahi tenggorokkan yang sudah terasa kering dan terganjal karena makanan.