Permen karet manis

910 184 29
                                    

©perempuansayang





Na Jaemin — pemuda itu bergerak terganggu dalam tidur ketika merasa tubuhnya tengah dipeluk seseorang, mula ia berniat membiarkan karena mengira itu sang Kakak yang sedang berusaha mengusili dirinya, namun kemudian Jaemin lantas membuka matanya perlahan saat menyadari bahwa yang di belakang tubuhnya bukanlah Jiho.

Itu bukan sang Kakak sebagaimana mulanya ia mengira, yang sedang memeluknya sekarang tidak beraroma vanilla sebagaimana itu Jaemin kenali identik dengan sang Kakak.

Aroma sosok yang memeluknya jauh lebih manis, sangat manis..

Jaemin tersentak ketika berhasil mengingat aroma tubuh siapa.

Jaemin sudah tahu benar siapa gerangan sosok yang sedang memeluk tubuh demamnya ini.

Pemuda itu segera berbalik.

“Heejin?!” koor Jaemin terkejut ketika benar mendapati sosok Jeon Heejin — sang pacar sebagaimana dirinya duga beberapa saat lalu, gadis itu ikut berbaring sambil tersenyum manis sekali.

“Sayang!” balas Heejin semakin memeluk tubuh Jaemin yang masih terbalut selimut tebal.

“Kamu..”

Jaemin masih nampak tidak percaya, ia sampai menggeleng beberapa kali dan mengucek sepasang matanya sendiri.

“Ya Tuhan rindunya udah seberat ini?”

“Masa aku sampai mengkhayal gini sih..?” lanjut Jaemin masih begitu tidak percaya akan mendapati Heejin di dalam kamarnya.

Jeon Heejin — gadis itu yang tentu saja nyata ada di sana nampak tertawa kecil, ia tidak bisa menahan tawa karena wajah bingung dan ragu milik Jaemin, pemuda itu terus berujar seakan dirinya adalah hal yang muncul dari halusinasi saja dan akan berlalu menghilang.

Alis Jaemin bertaut ketika melihat Heejin menertawakan dirinya.

Tunggu.. ini nyata?

“Sayang.. ini beneran aku!” seru Heejin sebal karena Jaemin tak kunjung mengatakan apapun dan malah larut dengan fikirannya sendiri.

Sementara Jaemin terbelalak lagi begitu buyar pikirannya.

“Heejin kamu.. kamu kenapa bisa di sini..?”

Jaemin bangkit dari posisi berbaringnya. Menatap Heejin yang masih berbaring dengan sorot penuh tidak percaya.

“Akukan udah bilang kalau kangen sama kamu?”

“Selain itu.. kamu kenapa gak bilang Nana kalau lagi sakit?! Aku tadi hampir marah karena mikir kamu ingkar janji tanpa ngabarin aku,” omel Heejin.

Jaemin gelagapan, “Maaf.. aku kira gak separah ini, aku cuman gak mau bikin kamu khawatir,” balasnya dengan raut sedih.

Heejin kemudian ikut bangkit, merangkak naik ke atas pangkuan Jaemin yang masih duduk di atas tempat tidur, membuat Jaemin kaget bukan main atas tindakannya tersebut.

Gadis Jeon itu bergerak memeluk tubuh si pemuda Na. Menyandarkan dagunya pada pundak sang kekasih hati.

Jaemin benar sedang sakit, ia terasa lebih hangat dari hari yang lalu.

“Maaf ya.. kamu pasti jadi gini karena kecapean jagain aku di rumah sakit,” ujar Heejin semakin mengeratkan pelukan pada Jaemin, nadanya penuh rasa bersalah.

Jaemin sendiri buru-buru menggeleng, melepas dekap gadis itu pada lehernya agar bisa bertukar pandang sejenak.

Hei gak mungkin! Masa capek jagain kamu?”

centik manisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang