©perempuansayang
Kendaraan vespa putih milik Jaemin melambat ketika dirasakannya sang penumpang di belakang bergerak menyandarkan kepala pada pundaknya.
"Nana.."
Jeon Heejin - sang penumpang dari motor kendaraan imut milik Jaemin tersebut terdengar memanggil dari arah belakang.
Jaemin berdehem. Entah mengapa malah berubah gugup kala Heejin merubah posisi jadi menyandarkan dagu pada pundaknya.
"Aku kedinginan," lanjut Heejin.
Meski sedang berkendara, pemuda itu dapat mendengar jelas keluhan Heejin yang duduk di belakangnya.Ia kemudian segera menepikan motor.
Padahal sebentar lagi sampai di perumahan tempat rumah Heejin berada. Tapi Jaemin masih tetap ingin menghentikan motornya terlebih dahulu untuk menanggapi ucapan Heejin barusan.
Pemuda itu turun, menatap Heejin yang masih duduk di atas motornya.
Segera bergerak membuka jaket kulit yang ia kenakan sebelum kemudian memakaikan pada tubuh gadis itu.
Memastikan tubuh Heejin tertutup sempurna oleh jaketnya yang tentu saja akan agak kebesaran bagi si gadis cantik tersebut.
"Bentar lagi.."
"Aku bawanya pelan-pelan ya," ujar Jaemin sambil mengelus kecil rambut Heejin yang langsung mengangguk sebagai balasan dari perkataannya.
"Maaf yah,"
Jaemin menautkan alis.
"Maaf kenapa?"tanya Jaemin bingung.
"Nana jadi gak pakai jaket lagi.."
"Jaketnya aku ambil terus, maaf yah,"
Jaemin tertawa kecil. Ia menggeleng.
"Hei gapapa cantik, yang penting kamu gak kedinginan lagi,"
"Aku kuat kok, masa anak laki-laki kalah sama angin,"
"Kamu gak boleh sakit, kalau aku yang sakit gakpapa.." celoteh Jaemin.
Heejin memukul kecil lengannya.
"Nana!"
Jaemin terkekeh.
"Kan kalau gini kamu gak bakal sakit karena masuk angin,"
"Aku gakpapa kalau sakit, biar bisa caper sama Heejin,"
Jaemin kembali menerima pukulan kecil pada lengannya.
"Aduh sakit Heejinn," rengek Jaemin.
Padahal tidak, ia hanya memancing reaksi Heejin. Gadis cantik itu seperti biasa langsung khawatir dan segera mengelus tempat ia memukul.
Kalau Jaemin merengek seperti itu, Heejin jadi khawatir karena berfikir pukulannya memang menyakiti Jaemin.
Imuttt sekaliiii, Nanaaa tak kuaddd bukan pakai T tapi sudah D.
Heejin cemberut mendapati Jaemin malah tersenyum usil kala ia mengelus bekas pukulannya.
"Nanaa!"
Jaemin tertawa kecil.
Bergerak mencubit gemas pipi Heejin yang sedikit menyembul keluar dari helm. Lucu sekali.
"Kita balik yah,"
"Takut dicari Ayahmu."
Heejin mengangguk, membiarkan Jaemin kembali naik ke motor.
Gadis cantik itu bergerak memeluk pinggang Jaemin, membuat pemuda berwajah semanis madu itu jadi terkejut dan berbalik kecil ke arahnya.