©perempuansayangJam pelajaran pertama baru saja usai, beberapa siswa di dalam kelas Heejin nampak meregangkan tubuh yang terasa kaku karena sejak dua setengah jam lalu terus duduk diam mendengar dengan seksama penjelasan dari sosok guru bermulut pedas — Ibu Kim.
Masih ada beberapa menit untuk masuk ke jam pelajaran kedua.
Para pemuda yang berada di dalam kelas langsung bergerak mengeluarkan ponsel masing-masing. Login ke arena permainan kesukaan mereka.
Semua kecuali Bae Jinyoung — si Ketua kelas yang kali ini nampak tidak tertarik untuk ikut bermain dengan Hwall meski tadi sudah sempat diajak bergabung dengan teman sekelas lainnya, pemuda berwajah tampan itu memilih langsung berbalik ke arah Jeon Heejin dan Yeh Shuhua.
Objek kesukaannya selama di kelas, menjunjung tinggi bahwa gadis jauh lebih menarik dari game.
Heejin saat ini duduk sendiri karena teman bangkunya tidak bisa masuk ke dalam kelas, harus latihan.
Sedang Yeh Shuhua, pawangnya ada duduk di tempat sambil membaca buku.
Baejin beranjak.
Memberi kode kepada Heejin.
Gadis itu mengangguk kecil sambil tersenyum, berpindah duduk ke bangku milik Na Jaemin, sedangkan Baejin mengisi miliknya.
Pemuda itu menatap Shuhua dengan manis.
“Shua,”
Renjun melirik sebentar kala gadis itu balas menatap Baejin sambil tersenyum geli. Namun detik berikutnya kembali larut dalam bacaan.
Sudah tahu maksud kedatangan Baejin.
“Aku mau nyetor kata bahasa inggris baru..”
Shuhua mengangguk, sedang Heejin juga nampak tertarik.
“Baejin suka banget yah belajar bahasa inggris?”
Baejin menggeleng, “Nggak kok Heejin, masih lebih suka sama kamu daripada belajar bahasa inggris..” jawabnya akan pertanyaan Heejin barusan.
“Siyalan,” Hwall menyahut.
Baejin mendelik ke arahnya sebelum kembali menatap Shuhua.
“Nih ya kata yang aku belajar semalam-”
“Are you lost baby girl?”
Semua pemuda yang ada dalam kelas langsung bergerak menatap Baejin dengan aneh.
Bahkan Renjun menghentikan bacaannya.
Tawa Hwall meledak memenuhi seisi kelas.
Novel tebal yang dipegang oleh Renjun langsung melayang menimpuk kepala Baejin.
Renjun memukulinya berulang kali hingga Baejin meringis kesakitan.
“LO APA-APAAN ANJING?!” ujar Renjun tak santai.
Baejin tentu saja tidak terima.
“KENAPA SI GUEKAN LAGI BELAJAR BAHASA INGGRIS,” balas Baejin tak santai.
“OTAK LO UDAH TERCEMAR GAK USAH SOK SOKAN BELAJAR,”
Shuhua dan Heejin saling bertukar pandang.
Shuhua bergerak menarik Renjun untuk kembali duduk.
“Sayang kenapa si? Baejin bener kok ngomongnya, gak salah..”
Renjun menatap Shuhua tajam.
“SALAH!”