©perempuansayang
"Harusnya fans si Renjun yang ngehujat Shuhua itu semuanya ke gue aja,"
"Gue terlalu bersemangat menjalani hidup,"
"Gue butuh hujatan.."
Malam ini kediaman Lee Jeno ramai dengan beberapa pemuda yang sejak tadi sibuk berkutat dengan kegiatan bermain game mereka masing-masing.
Lee Haechan yang baru saja buka suara nampak kembali menyandarkan tubuh.
Ponsel pemuda itu kehabisan daya, membuat dia jadi satu-satunya orang yang tidak sedang bermain game.
Ingin pinjam pengisi daya orang lain, tapi tahu diri bahwa ia berteman dengan para calon penghuni Neraka bagian orang pelit dan perhitungan.
Jadi biar saja.
Bersantai dulu.
"Injun.." Haechan - pemuda itu kembali beralih ke arah salah seorang temannya yang sedang sibuk bermain game.
"Shuhua gimana?"
"Lo kalau gak tega lagi liat dia dihujat terus mau putus, cepet bilang yah, biar gue aja yang macarin Shuhua,"
"Gue gak ada fans gila kok kayak lo."
Renjun menatap tajam ke arah Haechan sebentar, sebelum kembali fokus pada layar ponselnya yang malam ini digunakan untuk turut bermain game Moba.
"Lo lagi ngajak gue berantem?"
Semua yang ada di sana langsung terkikik mendengar balasan Huang Renjun terhadap ujaran Haechan barusan.
"Hehe, becanda bosque."
Haechan yang tidak ingin mengganggu Huang Renjun lebih jauh, kini beralih ke arah Na Jaemin yang sejak tadi duduk pada sisi paling pojok sofa ruang keluarga Jeno dengan wajah tersenyum manis.
"Na,"
Jaemin berbalik ke arahnya.
"Lo main game?"
"Kok sambil senyam-senyum,"
"Ketemu si Kimihime lo di arena?"
Jaemin menggeleng.
"Lagi chat sama Ibu peri.." jawab Jaemin sebelum menatap lagi layar ponselnya.
Haechan menautkan alis.
"Ibu peri?"
"Ibu peri siapa anjir," Kini Bae Jinyoung ikut menyahut, nampak bingung mendapati sosok Na Jaemin yang terkenal paling malas mendekati perempuan jadi terdengar bagai budak cinta, persis Hwang Hyunjin.
"Jeon Heejin." Bukan Jaemin, malah Renjun yang menjawab.
Semuanya jadi terkejut.
"HEH JEON HEEJIN SI CANTIK YANG MASIH FRESH ITUKANN," koor Haechan.
"KOK LO NYURI START ANJING!?" sambung Bae Jinyoung tidak menyangka.
"Parah lo Na!"
"Kok bisa?"
"Heejin itu murid baru yang jadi bahan omongan bukan?"
"Yang berani teriak-teriak di kantin nantangin cewek-cewek gila pemuja Renjun,"
"Gue fikir lo belok Na awoakwoak," Lee Jeno yang sejak tadi diam mendengarkan seruan bodoh teman-temannya kini ikut berujar tidak menyangka.
Jeno berada di kelas dan jurusan yang berbeda dengan mereka semua, karena itulah nampak cukup terkejut akan hal tersebut.