41. Extra part

7.4K 330 12
                                    

Selamat membaca:)

Rigel memijit pelipisnya, karena banyak kertas kertas yang belum dia tanda tangani. Rigel tersenyum memandang foto Alana yang tengah tersenyum manis. Rigel mengusap foto, dengan lembut. Dia sangat rindu dengan Alana. Sudah lima tahun Alana meninggalkan Rigel. Dan rasa Rigel tetap sama seperti dulu masih mencintai Alana, tidak ada yang menggantikan Alana di posisi hati Rigel. Sempat mengalami prolonged grief disorder selama satu tahun. tapi untung nya Rigel sekarang bisa sembuh dari penyakit itu. Kepergian Alana secara mendadak membuat Rigel mempunyai sindrom ini.

Oh iya Rigel sekarang berkerja di perusahaan papa nya sementara. Rigel memandang pantai dari balik  kaca jendela. Kantor Rigel memang berada, di dekat pantai. Mendadak Rigel ingin keluar dari ruangan untuk mencari angin.

Disinilah Rigel, duduk di tepi pantai dengan memandang senja. Sejak Rigel berkerja disini, Rigel sering mengunjungi pantai ini untuk mengingat masa masa bersama Alana. Tiba tiba ada yang menepuk bahu nya, Rigel menoleh. Mata Rigel mengerjap ngerjap ketika tahu siapa pelakunya. Rigel menggeleng gelengkan kepala nya, ini tidak mungkin. Pasti Rigel berhalusinasi. Rigel berdiri dan menepuk nepu bokongnya karena ada pasir yang menempel. Sepertinya Rigel harus mencuci muka. Rigel berjalan melewati orang itu.

"Kamu marah sama aku?"

Rigel berhenti berjalan, dia menggeleng gelengkan kepalanya. Plisss Rigel jangan jadi kayak gini, Alana udah tenang di Alam sana. Gak seharusnya lo begini. Batin Rigel sambil melanjutkan jalan nya.

"RIGEL JANGAN MARAH SAMA AKU, AKU MINTA MAAF."

Rigel tidak berhenti berjalan malah semakin mempercepat langkahnya. Tapi hatinya ingin kembali ke sana dan ingin memeluk Alana walau itu hanya halusinasi dari dirinya.

"Bu, bisa lihat orang itu?" tunjuk Rigel pada Alana yang sedang menunduk.

"Iya bisa lah mas, dia kan orang. Emas gimana sih! Tanya kok gak berfaedah banget." kata ibu ibu berumur tiga puluhan.

Rigel tidak bisa mendeskripsikan kesenangan nya. Dia benar benar senang. Rigel berlari menuju Alana ingin memeluk Alana erat erat.

Rigel memeluk Alana yang sedang menunduk, tanpa sadar air matanya lolos. Ini bukan air mata kesedihan tetapi air mata kebahagiaan. Alana menyembunyikan kepalanya di dada bidang Rigel. Alana juga sangat merindukan Rigel. Setelah bertahun tahun tidak bertemu Rigel.

Rigel mengecup puncak kepala Alana, membelai rambut panjang Alana dengan lembut. "Jangan tinggalin aku." Alana mengangguk sebagai balasan.

"Rigel capek." keluh Alana, bukan nya gimana gimana tapi Alana sudah berdiri berpelukan dengan Rigel selama tiga puluh menit. Kakinya sudah pegal dari tadi. Rigel terkekeh, Dia sampai lupa waktu.

"Jadi gimana ceritanya bisa mati suri."

Pletak, Alana memukul dahi Rigel pelan. "Emang nya aku pernah mati?" Alana melotot.

"Terus yang di mobil itu?" tanya Rigel bingung.

"Dia Clarisa."

Flashback on.

Karena sudah lelah mencari cincin pemberian Rigel, Alana menyerah. Alana tidak ingin membuat semua menunggu. Clarisa mungkin sudah berangkat satu jam yang lalu. Saat Alana menuruni tangga, rumah sudah terlihat sepi bahkan pak Cecep supir rumah tidak ada. Alana menghembuskan nafasnya. Sepertinya dia harus berangkat dengan ojek Online.

Jalanan juga terlihat sepi, Alana menjadi merinding. Alana berdecak karena sudah beberapa kali memesan ojek Online tapi tak kunjung dapat dapat.

Tin tin.

Alana(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang