Adit beranjak pergi kemudian disusul oleh sahabat sahabatnya meninggalkan Cyntia yang tertunduk malu."Dit lo kurangi deh sakitin cewek" ucap ciko saat mereka berjalan di koridor sekolah.
"gue gak bakal berhenti sebelum ada cewek yang buat gue cinta untuk pertama kalinya" ucap Adit kemudian memasukkan kedua tangannya di saku celana, membuat pesona semakin bertambah.
"tapi kata lo suka sama Arra?" tanya ciko.
"iya gue baru suka belum ke level cinta" jawab Adit.
"gak ada sejarahnya fuckboy pensiun Cik" tambah Dian geleng-geleng kepala.
"lah preman aja bisa pensiun jangan salah fuckboy gue juga bisa" ucapnya enteng.
"serah lo deh Dit, tapi lo jangan pernah sakitin Arra" Ciko menatap Adit serius.
"serah gue dong, tapi kalau dia bikin gue ngerasain cinta untuk pertama kalinya, gak bakal gue sakiti" tatap Adit tak kalah serius dari pada Ciko.
Selama mereka berjalan banyak pasang mata yang memandang kagum pada mereka. Banyak bisikan-bisikan yang terdengar. Sepertinya mereka kurang belaian.
'pangeran cakrawala lewat'
'ya ampun jodoh gue'
'nikmati tuhan manakah yang kau dustakan'
'saatnya cuci mata'
'Adit ganteng banget'
'senyum Ciko bikin hati gue meleleh'
'yaah Dian udah diembat orang'
'calon suami'
'calon papa anak gue lewat woii'
Dan ocehan lainnya. Tapi Adit dan Dian hanya menampilkan muka datarnya, bagi mereka sudah biasa menghadapi seperti ini tiap hari. Berbeda dengan Ciko yang malah membalas senyuman ke mereka semua, Ciko memang seperti itu "ramah".
Cewek-cewek yang mendapat respon dari Ciko itu berteriak histeris.
"cuiih dasar cewek baperan" batin Adit.
**
Rumpi Hangat
NisaAdikusuma : P.
MeliAdijaya : bidadari di sini.
AmirraCantika : Arra hadir.
NisaAdikusuma : pengen muntah gue Mel😨.
AmirraCantika : muntah gak bayar Nis.
MeliAdijaya : nah iya Rra, hehe. Eh iya ngapain lo chat Nis, kesepian amat lo.
NisaAdikusuma : gabut!!!.
MeliAdijaya : gue juga nih, cafe biasa yuk.
AmirraCantika : Caramel Machiatto nya Mel.
NisaAdikusuma : 2 Mel.
MeliAdijaya : lah kok gue?, pada tajir kok minta traktiran.
AmirraCantika : Meli kan janji.
NisaAdikusuma : benar tuh, janji harus ditepati Mel, jangan kek "dia" yang cuma bisa ngasih janji bullshit.
MeliAdijaya : kan gue janjinya sama Arra doang, kok lo jadi sadgirl sekarang Nis.
NisaAdikusuma : pokoknya gue GAK MAU TAU harus traktir.
AmirraCantika : 2.
MeliAdijaya : duit gue:((((
**
Meli hanya bisa pasrah melihat sahabat sahabatnya sedang asik menikmati Caramel Machiatto traktir dari Meli. Bukan traktir tapi PAKSAAN.
Malam ini mereka sedang bersantai di cafe biasa mereka ngumpul sambil menikmati malam minggu. Malam minggu biasanya orang lain sedang jalan-jalan dengan kekasihnya, berbeda dengan mereka, yang hanya duduk menikmati Wi-Fi gratis di cafe ini.
Meskipun Meli sudah mempunyai kekasih, tetapi sahabat-sahabatnya tetap prioritas utama setelah keluarga.
"udah kali Mel gak usah cemberut gitu, yang ikhlas" ucap Nisa sambil menoel pipi Meli yang cemberut.
"apaan sih" Meli menepis tangan Nisa karena masih kesal.
"Papa meli gak akan bangkrut cuma gegara traktir ini" Arra masih menikmati minumannya. Emang ya dimana mana gratis itu lebih "nikmat".
"iya, tapi itu duit untuk beli make up, gue mau beli bedak sama lipstik kan kalau gini jadinya cuma beli bedak dong" oceh Meli gak terima uang untuk beli make up nya habis.
"bedak lo masih banyak mel, jangan kebanyakan make bedak nanti lo 11 12 kayak ondel-ondel" jawab Nisa.
"nah iya tu, lagian kenapa sih Mel, masih makai bedak tebal-tebal kan muka Meli udah mulus, kayak Arra dong cuma makai bedak bayi" tambah Arra.
"iyain gue kurangin deh, tapi nanti cantik gue berkurang di mata beib Dian" komentar Meli.
"gitu dong, gak mungkin kak di--" ucapan Nisa terhenti melihat tiga lelaki yang baru masuk ke cafe ini.
Ekspresi Arra pun tiba-tiba berubah ketika lelaki itu duduk tak jauh dari tempat mereka.
**
Hallo guys, aku kembali lagi nih. Semangat terus ya bacanya. Jangan lupa vote dan komen juga, kasih aku kritik dan sarannya ya...
Happy reading:)
Cek : @erramanisaputri_
KAMU SEDANG MEMBACA
FuckBoy
Teen FictionAmirra Cantika Putri Seorang gadis SMA yang lugu dan polos harus menerima kenyataan pahit ditinggal sang kekasih ketika hari ulang tahunnya ke 17 tahun. Berbagai cara dilakukannya untuk melupakan sang kekasih, hingga suatu ketika takdir menemukan me...