Malam telah berganti menjadi pagi. Hari ini hari yang mungkin ditunggu tunggu oleh siapapun hari di akhir pekan, yups hari minggu.
Hari yang biasanya di manfaatkan orang untuk melakukan hal yang menyenangkan baginya, berbeda dengan Arra yang masih setia di tempat tidurnya yang bernuasa pink itu. Matanya masih terpejam padahal sudah menunjukkan pukul 10 pagi namun cewek itu masih ngorok dan posisi tidurnya tidak tertata.
Berkali kali bunda dan abangnya mengetok pintu kamarnya namun Arra tidak menyauti. Mungkin Arra kecapean setelah cek cok dengan ayahnya tadi malam.
"Arra ada teman kamu yang datang tu" teriak Arsya sambil terus mengetok pintu.
Arra yang awalnya masih malas beranjak dari posisinya pun merasa risih dengan suara nyaring Arsya yang masih menggedor pintu.
"ya allah Arra masih ngantuk, tolong berikan Arra ketenangan. Tadi malam Arra gak bisa tidur ya allah" batin Arra.
"siapa sih bang. Arra ngantuk bangat ini" jawab Arra tapi masih dalam posisinya.
"keluar aja dulu" ujar Arsya.
"yaudah bang suruh masuk aja, pintunya gak dikunci" teriak Arra.
Arra dapat mendengar suara pintu terbuka, ia tak peduli matanya masih berat untuk dibuka.
"Rra bangun dong, main yuk"
Arra merasa suaranya gak asing. Tumben bangat Meli ke rumahnya. Hari minggu biasanya ia sedang asik nonton drakor bahkan nonton tutorial make up di youtube di hari hari libur.
Arra membalikkan tubuhnya kemudian membuka matanya "Meli? Tumben bangat ke sini hari minggu, Arra kira tadi siapa"
"lo siap siap aja dulu Rra, gue tunggu di bawah" kata Meli kemudian beranjak keluar.
Arra mengucek-ngucek matanya lalu duduk di ujung ranjang, menunggu mengumpulkan nyawa dulu.
Ia berjalan keluar kamar menuruni tangga untuk menemani Meli sebentar. Sebenarnya dia malas mandi.
Wajah baru bangun tidur, rambut masih berantakan, serta belek dimana mana membuat Arra memberanikan diri turun kebawah.
"cuma Meli, ngapain malu sama sama perempuan juga. Kecuali kak Adit yang datang" batin Arra.
Arra berjalan malas malasan sambil mengucek matanya. Ia pun juga menggaruk rambutnya karena gatal.
"emangnya kita mau kemana-- Astagfirullah" lantas Arra membalikkan badannya dan menutup mukanya malu.
Baru aja dibilang, penampakan itu tiba tiba muncul di rumahnya, sedang duduk santai di sofa sambil memainkan ponselnya. Apalagi tampangnya super cool dan Arra masih burik.
"Arra mandi dulu" pamitnya lalu cepat cepat ia berlari ke kamarnya. Ia tidak tau apakah Adit melihat belek di sudut matanya? Kalau iya, harga dirinya bisa jatuh.
"itu kak Adit dan kak Dian ngapain nongol sih" batin Arra.
20 menit Arra habiskan untuk mandi, ganti baju dan memakai bedak, seperti biasa masih bedak bayi.
Ia mengenakkan kaos hitam lengan pendek di padukan dengan jelana jeans hitam panjang serta sepatu selop putih. Rambut cokelat nya ia gerai dan jam tangan di tangan kirinya.
Setelah itu ia turun ke bawah dengan perasaan malu yang masih membekas. Ia tersenyum kaku lalu duduk di sofa samping Adit karena di hadapannya sudah ada Meli dan kak dian duduk di sana.
"kita mau kemana emang?" tanya Arra.
"ke Mall aja gimana Rra, awalnya sih kita mau berdua aja ya beib tapi biar seru kita ajak lo sama kak Adit" jawab Meli.
"gimana kita ajak Nisa sama kak Ciko juga?" Arra memikirkan Nisa bisa bisa dia ambekan kalau gak di ajak.
"yaudah gue telpon Ciko dulu" jawab Adit kemudian mencari kontak Ciko lalu menekan tombol hijau. Namun cowok itu tidak mengangkatnya.
"tumben bangat ya dia gak angkat biasanya langsung diangkat" ucap Adit karena sudah berkali kali menghubungi Ciko.
"Nisa juga sama gak diangkat" ujar Meli.
"mungkin aja lagi tidur, kan lagi libur nih, gimana kita aja?" ucap Dian.
"yaudah deh kita aja gimana Rra?" Adit bertanya.
"iya tapi tunggu Arra pamit dulu" kata Arra.
Setelah berpamitan kepada sasha bundanya dan juga Arsya mereka langsung menuju mobil Adit dan Dian yang terparkir di depan gerbang.
"Rra lo sama kak Adit aku sama Kak Dian kan pas couple" ucap Meli yang menyadari mereka couple.
"tapi Mel" Arra masih ragu.
"gak ada tapi tapian cepat masuk, tu kak Adit udah nungguin lo" ucap Meli kemudian pergi menuju mobil Dian.
Dengan pasrah akhirnya Arra menerimanya walaupun masih aneh untuk membuka hati untuk pertama kalinya.
"huhhh tenang Rra" batin Arra.
**
Setelah beberapa menit, mereka sampai di tempat yang di maksud. Di sini mereka, salah satu Mall terbesar di kota Jakarta.
Di tengah perjalanan tadi jangan bilang bagaimana Arra harus bersikap tenang di tengah dugupan jantungnya bahkan Adit tak berhenti menggoda dan menggombali Arra.
"beib ke sana yuk" Meli menarik tangan Dian menuju tempat toko buku.
"ngapain ke sana Mel?" tanya Dian.
"beli novel" jawabnya singkat.
"kita mau kemana Rra?" kini giliran Adit yang bertanya.
"terserah kak Adit" jawab Arra.
"yaudah Rra nikmati aja dulu berdua nanti kita ketemu lagi di cafe biasa oke" Meli langsung pergi dan di ikuti Dian.
"santai Rra gak usah tegang, bantu kakak milih baju aja gimana??" ucap Adit meminta Arra menemaninya.
"ayok kak" jawab Arra.
Namun setelah beberapa langkah tangan adit memegang tangganya.
"ya allah ternyata gini ya rasanya gandengan sama cowok" batin Arra.
Arra sebenarnya masih canggung bahkan tidak terbiasa dengan ini.
"Arra belum siap?" tanya Adit melihat muka Arra berubah.
"iya kak, baru pertama kali" jawabnya.
"kalau gitu biarin Adit jadi yang pertama dan terakhir di hati Arra, Adit janji bakal bikin Arra jatuh cinta sedalam dalamnya" ucap Adit sambil berjalan menuju tempat yang di maksud.
"Arra masih ragu sama kak Adit" ujar Arra hingga membuat Adit tiba tiba berhenti.
"maaf" lanjutnya.
"gak papa Adit maklumi kok, asal Arra mau buka hati dan Adit mohon sama Arra nikmati perjuangan Adit" Adit menatap Arra penuh arti.
**
Hallo guys, aku kembali lagi nih, semangat semangat bacanya.
Happy reading
Love you allCek @erramanisaputri_
KAMU SEDANG MEMBACA
FuckBoy
Teen FictionAmirra Cantika Putri Seorang gadis SMA yang lugu dan polos harus menerima kenyataan pahit ditinggal sang kekasih ketika hari ulang tahunnya ke 17 tahun. Berbagai cara dilakukannya untuk melupakan sang kekasih, hingga suatu ketika takdir menemukan me...