Arra menuruni anak tangga menuju ruang makan, ia sudah siap ke sekolah, walaupun bundanya masih was was membiarkan anak perempuannya ini berangkat karena masih sakit.
"Rra, yakin mau ke sekolah?" tanya Arsya yang sedang duduk sambil nonton tv.
"iya bang, ada ulangan fisika hari ini" jawab Arra kemudian duduk di meja makan.
Shasa telah siap menyiapkan serapan pagi ini, namun Shasa tidak kelihatan. Arra menggerakkan lehernya untuk mencari di mana bundanya.
"bang bunda mana?" tanya Arra.
"lagi di kamar, siap siap mau kerja" ucap Arsya berjalan ke meja makan.
"nanti kalau Arra pusing atau gak enak badan, langsung ke Uks. Telepon abang biar jemput" titah Arsya.
"iya bang" ucap Arra.
"abang gak mau Arra sakit lagi, pokoknya kalau ada apa apa telepon abang" tambahnya.
"iya iya bang" ucap Arra.
Tak lama kemudian Shasa turun ke bawah dengan pakaian rapi, seperti biasanya.
"sayang, kamu beneran nih mau ke sekolah" Sasha meletakkan tangannya ke kening Arra.
"gak panas sih, tapi wajah Arra masih pucat" ucap Sasha menatap Arra.
"bunda sama abang gak usah khawatir, Arra bisa jaga diri okee" Arra mengacungkan jempolnya.
"yaudah, sekarang Arra serapan dulu" ucap Shasa duduk di meja makan.
"bun, Arra makan di sekolah aja ya" ucap Arra sambil mengambil sepatunya.
"gak bisa, Arra masih sakit" Shasa menghampiri Arra dan duduk di sebelahnya.
"Arra harus cepat datang bun, mau belajar dulu di sekolah untuk persiapan ulangan. Nanti Arra janji bakalan makan di sekolah" Arra masih fokus untuk memasang sepatunya.
"kalau gitu bunda siapin bekal ya" Shasa mengelus puncak kepala Arra.
"boleh bun" jawabnya antusias.
"Sya, antar adek kamu!" titah Shasa.
"iya bun"
**
Arra baru saja turun dari mobil abangnya. Cakrawala keliatan sepi, mungkin karena Arra berangkat agak pagi, supaya bisa mempersiapkan diri untuk ulangan nanti.
"bang, Arra masuk dulu ya" Arra mengecup lembut tangan Arsya yang saat ini sedang berdiri di depannya.
"iya, ingat kalau ada apa apa langsung telefon abang" Arsya mengecup lembut kening Adeknya.
"abang langsung pulang" tambahnya kemudian beranjak masuk ke mobil.
"hati hati bang" Arra melambaikan tangannya.
Arra berjalan santai di koridor sekolah. Walaupun panasnya sudah turun karena obat yang diberikan bundanya tadi malam, tapi badannya masih lemas.
"huffff naik tangga lagi" ucap Arra.
Setalah memasuki kelas Arra tidak melihat sahabat sahabatnya. Arra langsung duduk dan membuka buku fisika bab fluida.
"Arra!!" Meli dan Nisa teriak dari luar kelas.
"kebiasaan bangat sih teriak teriak" komentar Arra yang masih fokus dengan bukunya.
"tunggu Rra, tadi malam gue dengar lo sakit, kok tiba tiba udah ke sekolah aja sih?" ucap Nisa yang duduk di sebelah Arra.
"tau tu Arra, sakit diam diam gak bilang kita" celoteh Meli.
"sakit dikit aja, yaelah" Arra menatap sahabat sahabatnya.
"Rra lo hujan hujan pulang kemarin?" tanya Nisa.
"Rra muka lo pucat bangat, udah makan?" tanya Meli.
Arra menghembus nafasnya "kalian nanyanya satu satu"
"jawab dong, cuma dua" ucap Meli.
"jawaban soal pertama iya, Arra pulang hujan hujan. Yang kedua Arra belum makan, tapi udah bawa bakal" Arra menekan setiap kata.
"ohh gitu, tadi malam kak Adit ke rumah lo?" tanya Nisa lagi.
"iya, kok tau sih Nis" jawab Arra heran, mengingat rumah Arra dan Nisa berjauhan dan Arra gak bilang sama sekali Adit ke rumahnya tadi malam.
"lo ragu sama gue" ucap Nisa sedikit sombong.
"lo kan biang rumpi, induk gosip. Gak heran gue" timbal Meli kemudian meletakkan tasnya di meja.
**
Bel istirahat berbunyi. Arra dari tadi memegang kepalanya pusing, namun ia tetap berusaha untuk menyelesaikan ulangannya.
"ayo Rra ke kantin" ajak Meli.
"duluan aja, Arra bawa bekal" tolak Arra.
"yaudah kita duluan, baybay" mereka berdua meninggalkan Arra dan berjalan menuju kantin.
Arra hanya diam melihat makanannya. Tidak ada nafsu saat ini. Lalu kemudian ia meletakkan kepalanya di atas meja sambil memejamkan matanya.
"ekhem" deheman laki laki yang tidak asing terdengar, membuat Arra merubah posisinya.
"kak Adit, mampus Rra. Tadi malam udah janji gak ke sekolah" batin Arra.
Arra tersenyum kecut "kok ke sekolah gak bilang" ucap Adit kemudian duduk di sebelah Arra.
"ada ulangan" jawab Arra.
"nanti pulang bareng Adit aja ya" Adit menatap Arra.
"Arra di jemput" jawab Arra ketus.
"sama kak Rere aja pulangnya" lanjutnya.
Adit menggeleng kepalanya sambil ketawa "tadi malam udah baikan, kok tiba tiba nyonya abiandra masih jutek"
"gak ada yang jutek"
Adit mencubit pipi Arra "ini mukanya gemes"
"kak jangan a, Arra masih sakit ini" ucap Arra kesal.
"tuh tau lagi sakit, maksain ke sekolah. Sekarang makan, muka Arra pucat bangat" Adit mengelus lembut pipi Arra.
"tadi di cubit sekarang di elus elus" ejek Arra.
"hehe, makan sekarang sayang" titah Adit dan memberikan roti yang telah di siapkan Shasa tadi.
"gak selera kak" ucap Arra malas.
"buka mulutnya"
Tatapan mata tajam Adit membuat Arra patuh akan kata katanya.
"takut bangat liat matanya" batin Arra.
"weekend besok jalan yuk berenam" ajak Adit.
Arra yang masih mengunyah menoleh "ke mana?"
**
Hallo para readers
Gimana nih, aku bingung bangat sama alurnya. Kalian bantu komen ya.
Supaya aku makin semangat up walaupun sibuk ngejar deadline ckck authornya curhatSee you
Love you allCek @erramanisaputri_

KAMU SEDANG MEMBACA
FuckBoy
Teen FictionAmirra Cantika Putri Seorang gadis SMA yang lugu dan polos harus menerima kenyataan pahit ditinggal sang kekasih ketika hari ulang tahunnya ke 17 tahun. Berbagai cara dilakukannya untuk melupakan sang kekasih, hingga suatu ketika takdir menemukan me...