Benci

99 3 0
                                    

Arra berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya, tak lupa Arra memberikan senyum terbaiknya mungkin banyak siswi yang suka dan banyak juga yang gak suka. Yang penting Arra senang melakukannya dan bukankah senyum itu ibadah?.

"Arra!!" Meli dan Nisa melambaikan tangannya ke arah Arra.

Meli berdiri di depan pintu kelasnya, sehingga Arra mempercepat langkahnya.

"gimana Rra kak Adit gak macam-macam kan sama lo?" Meli memegangi pundak Arra dan menatapnya.

"nggak dia cuma nelpon Arra sekali kok, Nisa tadi ke mana Mel?" Arra melihat di sekitarnya untuk mencari keberadaan Nisa yang tiba-tiba menghilang.

"noh lagi nyontek, masuk yuk" Meli menarik tangan Arra untuk pergi ke dalam kelas.

"aaaaaa Arra bantu gue dong, Meli tulisannya jelek gak bisa di baca" gerutu Nisa dikarenakan tidak bisa membaca tulisan Meli.

"yee kali tulisan gue tu calon dokter, jadi kalau mau nyontek gak ada yang bisa ngerti hanya gue dan pak fajar aja tu yang bisa ngertiin" celoteh Meli gak terima tulisannya di ejek.

"alhamdulillah perasaan gue gak ada yang ngertiin selain lo Rra, pinjam dong Rra😶" ujar Nisa

"nih" Arra menyodorkan buku tugas fisikanya.

"unch unch makasih beibeh🖤" ucap Nisa penuh semangat.

Dengan secepat kilat Nisa mengerjakan tugas fisikanya sebelum pak fajar masuk. Kalau tidak siap, siap-siap aja kena siraman rohani plus keliling lapangan dengan jumlah yang tak bisa di tentukan.

**

KRING!!!

Sebuah bunyi yang dari tadi di tunggu oleh seluruh murid di Cakrawala, pertanda istirahat pertama untuk mengisi perut yang mungkin telah meminta asupan gizi.

Dengan langkah beriringan ketiga sahabat ini memasuki kantin yang telah mulai ramai. Mereka mencari kursi kosong untuk duduk dan mengisi perut.

Mata Arra membulat melihat kearah pojok kantin. Di sana sedang duduk orang yang menghubunginya tadi malam, siapa lagi kalau bukan Adit.

Dan apalagi yang dilakukan adit selain menggoda, menggombali, menyayangi, lalu menyakiti cewek? Sama halnya dengan sekarang. Dia merangkul tangannya pada pundak kakak kelas yang Arra kenal dengan nama Cyntia.

Nafsu makan Arra tiba-tiba langsung hilang dan merasa laparnya hilang melihat adegan ini.

"emang fuckboy gak bakal pernah berubah, benci Arra liat kak Adit" batin Arra.

"Rra kok lo bengong?" Nisa menyenggol tangan Arra.

"gak papa, nafsu makan Arra ilang" ucapnya kemudian duduk di bangku kantin.

"gue tau ni, pasti adegan pojok sana bikin lo gini kan Rra?" tanya Meli sambil menunjuk tempat yang di maksud.

"gak lah, ngapain juga mikirin kak Adit" elak Arra.

"lo beneran gak pesan nih Rra?" tanya Nisa sebelum beranjak dan memesan makanan.

"nggak usah deh Nis, tapi kalau kalian maksa Arra mau jus jeruk satu" jawab Arra.

"itu sama aja minta pesenin. Lo lama-lama bego deh Rra" sinis Meli.

Sedangkan Arra hanya diam tanpa menanggapi.

"yaudah Nis sekalian pesanin gue jus mangga juga ya" ucap Meli sebelum Nisa memesan makanan dan minuman mereka.

**

Sedangkan di pojok kantin. Adit bersama kedua sahabatnya ini sedang mencari mangsa untuk di jadiin mainan, ehh Adit aja yang mainin, Dian dan Ciko hanya sebagai penonton setia.

"haii Cyntia" sapa Adit pada cewek yang kebetulan lewat.

"hallo Adit" jawab Cyntia malu-malu.

"duduk sini aja cyn bareng kita" goda Adit.

Dengan malu-malu Cyntia duduk di samping Adit. Dan adit merangkul tangannya pada pundaknya.

"Cyntia cantik banget deh hari ini" Adit menatap Cyntia.

Cyntia dipuji, langsung bullsing, terlihat pipinya memerah.

"Adit juga ganteng" ucap Cyntia yang berusaha menggoda Adit.

"Cyntia udah makan belum?" tanya Adit sambil melahap makanan miliknya.

"be-lum" ucap Cyntia gerogi.

"yaudah ini makan, Adit gak bisa liat Cyntia kelaparan" Adit menyodorkan makanannya yang baru di makan sedikit, mungkin baru satu sampai tiga sendok.

Karena malu dan gengsi, Cyntia tidak langsung mengambilnya.

"kalau Cyntia gak mau makan sini Adit suapin" ucap Adit mulai mengambil sendok dan mengarahkannya kepada Cyntia.

Dalam hati Cyntia bersorak gembira karena diperlakukan spesial, dangan ragu-ragu ia pun menerima suapan dari Adit.

"makasih" ucap Cyntia di tengah kunyahannya.

"sama-sama Cyntia sayang, nih makan lagi" Adit menggeser makanannya. Cyntia pun dengan lahap memakannya di karenakan lapar.

"yaudah karena Cyntia yang makan makanan Adit, Cyntia juga yang bayar. Adit mau ke kalas dulu" Adit berbisik tepat di telinga Cyntia.

"uhukkkkkk uhukkkk" Cyntia tiba-tiba tersedak mendengar bisikan Adit.
"maksudnya Dit?" tanya Cyntia keheranan.

"kan lo yang makan makanan gue, ya kali gue harus bayar. Di dunia ini gak ada yang gratis kecuali ngedip sama nafas" ucap Adit enteng.

Ingin rasanya Cyntia lari dari hadapan Adit sekarang juga karena malu.

**

Hallo guys semoga suka ya, komentar dong biar aku semangat terus buat nulis

Happy reading
I love you all

Cek : @erramanisaputri_

FuckBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang