Bolos

50 2 0
                                    

Mereka berjalan menuju kursi pojok kanan kantin, Vano selalu menampakkan senyumannya karena masih siswa baru.

"silahkan duduk" ucap Vano dan menarik kursi untuk Arra.

"heheh gak usah kali kak" ucap Arra kemudian duduk.

Walaupun Arra menerima tawaran Vano untuk ke kantin, tapi hatinya tidak enak dan selalu memikirkan Adit.

Arra melihat di sekitar kantin sepertinya Adit duduk di tempat biasa dan ironisnya dia fokus ke makanan tanpa melihat Arra di sini.

"mau makan apa?" tanya Vano kemudian berdiri.

"terserah kakak" jawab Arra.

"di sini gak ada menu terserah Rra" ucap Vano yang masih berdiri di tempatnya.

"ya terserah aja" keukeh Arra.

"ck, sekali lagi ya. Arra mau makan apa?" tanya Vano sekali lagi.

Vano tidak bisa memesan makanan tanpa tau apa yang harus diinginkan, takutnya nanti Arra tidak suka.

"mie ayam keknya enak" jawab Arra.

"oke mie ayam ya" Vano berjalan meninggalkan Arra namun setelah beberapa langkah ia kembali.

"ngapain lagi kak?" tanya Arra.

"minumnya?"

"emmmm jus mangga" jawab Arra kemudian Vano meninggalkannya untuk memesan makanan.

**

Di sisi lain mata Adit tak terlepas dari gerak gerik pacarnya, terlebih kini ia bersama laki laki.

"uihhhhh kapten galau" ejek Ciko.

"ckckkk prihatin ya cik" tambah Dian.

"sedih banget Yan, turut berduka cita gue Dit" lanjut Ciko.

"siapa yang mati ajirr" sahut Dian menggelengkan kepala.

Adit yang masih diam memandangi mereka yang sedang menikmati makanan dan sesekali tertawa.

"kalian tau tu cowok? Gue baru liat" Adit menyepitkan matanya ke arah yang di tuju.

"dia Giovano Arbary, murid baru kelas XII IPS 1, anak pindahan dari Bandung. Dan bokapnya pemilik perusahaan batu bara" jelas Ciko.

"kok lo tau nyet?" tanya Dian yang masih bingung kenapa Ciko bisa sedetail ini tau tentang Vano.

"bokap dia kolega bisnis keluarga gue, seminggu yang lalu ada pertemuan bisnis, so gue dia ajak bokap dan kenalan sama dia" ucap Ciko panjang lebar.

"hati hati lo ketikung bro, dia lebih woow dan yang pasti kaya dari lo" ejek Dian.

"mobil sportnya silau Dit, cewek banyak suka yang gitu tuh" ucap Ciko lagi.

"diam bisa gak sih kalian!" sahut Adit kesal.

"liat aja setelah mereka makan, gue ke sana" ucap Adit serius.

**

"ikut gue" Adit menarik tangan Arra ke rooftop sekolah.

"ahh sakit kak, lepas" Arra memberontak namun Adit hanya diam dan terus berjalan.

Setelah sampai rooftop, Adit duduk di kursi dan diikuti Arra.

"maaf" lirih Arra.

"salah Arra apa?" tanya Adit dan menatapnya.

"kak Adit cemburu?" tanya Arra balik.
"biasa aja" jawab Adit dan memindahkan pandangannya untuk menatap langit.

"yaudah, Arra mau ke kelas" Arra berdiri dan Adit juga spontan berdiri di depannya.

"Arra mau ke kelas, minggir mau lewat" jelas Arra serius.

"mau bolos gak?" tanya Adit menatap Arra.

"bolos ke mana? Taman belakang sekolah, kantin?" ucap Arra kerena kebanyakan tujuan murid Cakrawala bolos jam pelajaran di situ.

"terus maunya kemana?" tanya Adit mengangkat alisnya.

"ke Cafe atau gak makan di mana gitu" jawab Arra.

"yaudah ayok, tapi ini lebih seru tempatnya" ucap Adit beranjak menuruni tangga rooftop.

"sekarang, jam pelajaran?" tanya Arra dan mengikuti langkah Adit.

"namanya bolos ya di jam pelajaran sayang" Adit mengelus rambut cokelat Arra.

"nanti Arra di gelar bad girl kak" oceh Arra sambil berjalan.

"bilang aja sama Adit, siapa yang bilang Arra gitu" Adit menatap tajam ke depan.

"Arra gak mau, nanti di bilang Arra manfaatin kak Adit" ucap Arra

"ya ampun, gak usah di bawa ribet Rra" Adit menatap Arra.

"yuk" Adit membawa Arra menuju motornya.

Jam istirahat sudah selesai, bel telah berbunyi ketika mereka telah sampai di parkiran.

"gak gak, Arra mau masuk aja" ucap Arra.

"naik" titah Adit serius dan membuat Arra menurutinya.

Arra memanyunkan bibirnya karena sikap Adit yang dingin seperti ini, setelah kejadian tadi. Arra menaiki motor ninja hitam Adit tanpa memegangnya.

"peluk, pura pura lemas biar di bukain gerbang" Adit menoleh ke belakang.

"tapi--"

"cepat, biar satpam bukain gerbang" titah Adit.

"kak Arra gak--"

"turuti" setelah satu kata yang diluncurkan Adit, membuat Arra menurutinya, dia tidak mau berlama lama berdebat.

Adit menstater motor besarnya dan melajukannya ke depan pos satpam di samping kiri gerbang.

"pacar saya sakit, bukain gerbang, saya mau antarin dia pulang" alibi Adit untuk menipu satpam.

Satpam itu menatap Arra yang sedang duduk di belakang, ia hendak memegang kening Arra untuk memastikannya namun di cegah Adit.

"jangan modus pak, cepat buka. Keburu pacar saya kenapa napa" ucap Adit serius.

Satpam berjalan menuju pagar lalu membuka gerbang. Tanpa mengucapkan Apapun Adit melajukan motornya meninggalkan pekarangan sekolah.

Walaupun sudah 20 menit Arra dan Adit di perjalanan, Arra tidak melepaskan pelukannya.

"gak mau di lepas tu pelukan" ucap Adit memandang Arra melalui spion.

"ngakkk" jawab Arra dan mengeratkan pelukannya seperti anak kecil.

**

Ululuuuuu fakders, semangat terus ya. Mohon maaf partnya sampai sini dulu. Kalau sempat bosok aku update lagi deh, kalian support aku ya dengan coment dan vote sebanyak banyaknya okee...

Love you fakders
See you next part

Cek @erramanisaputri_

FuckBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang