Arra, Meli dan Nisa duduk di bangku penonton. Mereka menunggu laki lakinya yang sedang latihan basket untuk persiapan turnamen minggu depan.
Bukan hanya mereka saja di sini, bahkan bangku penonton penuhi dengan siswa siswi yang ingin melihat cogan Cakrawala bermain terutama kaptennya.
Arra mendengus kesal karena dari tadi cewek cewek meneriaki nama pacarnya ketika Adit men shoot bola ke arah ring basket.
"lebay" Arra menekuk dagunya.
"ini ni Rra resiko kalau punya cowok ganteng" ucap Meli karena mereka juga meneriaki Dian.
"kalau gak di temani bisa bisa mereka lebih dari ini Rra" tambahnya.
"kalian tu yang lebay, mereka kan nyemangatin team Cakrawala" ujar Nisa mengejek mereka.
"nyemangatin gak gitu juga" ucap Arra dan Meli bersamaan.
"kompak banget" balas Nisa cengengesan.
Adit menatap ke arah Arra yang duduk paling depan sambil menopang dagunya.
"Arra pasti bosan" batin Adit.
Adit langsung keluar lapangan dan mendekati Arra, penonton yang lain langsung menatap dan bersorak tidak terima Adit menghampiri Arra.
"kak ngapain sih" tanya Arra ketika Adit berada tepat di depannya.
"Arra mau pulang?" tanya Adit balik.
"gak, kak Adit latihan aja dulu. Arra gak papa" jawab Arra tersenyum.
"beneran?" Adit mengangkat alisnya.
"iya kak" Arra tersenyum.
"okee, tungguin Adit bentar lagi" ucap Adit kemudian berbalik.
"semangat" ucap Arra sehingga membuat Adit menoleh ke belakang.
"ekhemmm" ejek Nisa dan Meli.
"di sini masih ada orang Rra, makin hari sweet bangat sih" ucap Meli.
"gue yang kesiksa ngeliatnya" Nisa membalikkan bola matanya.
"maaf maaf, kan kalian punya couple sendiri juga" ucap Arra santai.
Tiba tiba suara teriakan terdengar yang membuat mereka menoleh ke arah teriakan.
Terlihat Adit berlari menerobos ke arah kumpulan siswa dan siswi di sudut lapangan.
"Rra kayaknya lemparan bola kak Adit buat siswi itu pingsan" ucap Nisa menatap ke sudut lapangan.
Arra langsung berlari melihat siapa siswi tersebut.
Deg
Arra bungkam melihat Adit menggendong siswi itu dan ternyata Rere, mantan Adit.
"Rra lo gak papa kan?" tanya Meli yang di sebelahnya.
"kak Adit mau bertanggung jawab Rra, lo gak boleh mikir yang gak gak" Nisa mengelus pundak Arra.
Adit menggendong Rere tepat di depannya dan sepertinya ada kekhawatiran di wajah Adit.
"kak Adit gak mungkin ada rasa lagi Rra, harus positif thingking" batin Arra.
"Rra ke Uks yuk" ajak Nisa dan kemudian Arra mengangguk.
**
"beib kok bisa si Rere rere itu sih yang kena" ucap Meli yang sedang duduk di teras Uks bersama Arra, Nisa, Ciko dan Dian.
"Dian gak tau beib, tiba tiba dia datang gitu" jawab Dian.
"bukannya gue suozon nih ya, tapi keknya ini di rencanakan" ucap Ciko serius.
"kok kak Ciko bilang gitu" Arra menatap Ciko.
"kalian bayangin aja, sudut lapangan sebelah barat itu jarang--" ucapan Ciko terhenti kerena melihat Adit keluar dari pintu Uks.
Arra tersenyum kecut lalu membalikkan mukanya.
"gimana?" tanya Dian sambil menatap Adit.
"gue harus tanggung jawab, dan dia lagi sakit sekarang" ucap Adit yang masih berdiri.
"terus lo mau ngapain lagi Dit? Dia kan udah di Uks" ucap Ciko.
"cuma pingsan doang" ujar Meli.
"Rra" Adit menatap ke arah Arra.
"hemm, iya kak" Arra tersenyum walaupun di dalam hatinya sedang hancur sekarang.
"Adit minta maaf, Arra pulang sendiri aja ya sekarang" ucap Adit.
Arra hanya diam dan kemudian berdiri.
"Dia lagi sakit Rra, gak papa kan" Adit memegang tangan Arra namun Arra melepasnya kemudian berjalan mengambil tasnya.
"Rra, Adit harus tanggung jawab" ucap Adit mengikuti Arra.
Arra menatap Adit dengan tatapan kosong "yaudah pergi aja"
"Adit pesanin ojek online" Adit merogoh sakunya untuk mencari ponsel, kemudian setelah itu ia menepuk jidatnya sendiri "hp Adit di dalam"
"Arra tunggu di sini dulu, Adit ke dalam sebentar" lanjutnya.
Beberapa langkah Adit berjalan, Arra memegang tangan Adit "gak perlu kak, Arra pulang sendiri aja"
"tapi--"
"Dit, masih lama? Kepala gue pusing" Rere datang dan berdiri di samping Adit sambil memegang kepalanya.
"gue minta maaf Re, gue gak sengaja. Gue ambil tas lo dulu di dalam, setelah itu gue antar lo pulang" Adit melangkah memasuki Uks tanpa menghiraukan Arra yang masih berada di sana.
"nih lo kayaknya butuh" Rere mengulurkan tissu ke arah Arra.
Arra berjalan meninggalkan Rere tanpa berbicara sedikit pun. Air matanya terus membahasi pipi, ia tak menyangka Adit lebih memprioritaskan Rere di bandingkan Arra.
Apalagi dia memintanya untuk pulang sendiri, walaupun tadi menawarkan di pesankan ojek online.
"kalau tau gini, mending dari tadi pulang" batin Arra.
**
Arra duduk sendirian di halte sekolah, sahabat sahabatnya sudah pulang. Sebenarnya mereka menawarkan Arra untuk pulang bersama mereka, namun Arra tidak mau merusak moment sahabat sahabatnya.
Arra mengambil ponselnya yang berada di saku untuk meminta bang Arsya menjemputnya, hari sudah hampir senja dan sepertinya angkot tidak akan lewat lagi jam segini.
"ahhh kok low bet sih" ucap Arra kesal.
Arra menatap langit yang sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Tak lama air hujan turun, Arra tidak tau harus menunggu berapa lama lagi di sini. Otaknya mengingat kejadian tadi di sekolah, rasanya begitu sakit orang yang di tunggu tunggu untuk pulang bersama namun pulang dengan orang lain.
Akhirnya Arra memutuskan untuk berjalan pulang dengan menembus hujan yang sangat deras.
Jalanan terlihat sepi hanya satu dua kendaraan yang lalu lalang. Arra memeluk tasnya supaya tidak terlalu basah, walaupun mungkin nanti akan basah juga.
"kak Adit sepertinya masih di rumah kak Rere sekarang" batin Arra
**
Hai haiiii, author numpang lewat. Gimana part ini, semoga bisa bikin kalian kepo ya wkwk
See you para readers
Love you allCek @erramanisaputri_
KAMU SEDANG MEMBACA
FuckBoy
Teen FictionAmirra Cantika Putri Seorang gadis SMA yang lugu dan polos harus menerima kenyataan pahit ditinggal sang kekasih ketika hari ulang tahunnya ke 17 tahun. Berbagai cara dilakukannya untuk melupakan sang kekasih, hingga suatu ketika takdir menemukan me...