Giovano

50 1 0
                                    

Arra berlari di koridor sekolah yang sudah terlihat sepi, ia hampir kesiangan sekarang karena Arsya yang susah sekali dibangunkan.

"jauh bangat sih kelasnya" Arra terus menggerutu sambil sesekali melirik jam tangan yang melingkar di tangannya.

Arra terlalu fokus pada jamnya sehingga tidak sadar dia menabrak seseorang yang muncul tepat di depannya.

Bruk

Arra keget melihat buku buku yang berceceran di lantai lalu mengangkat pandangannya ke orang tersebut.

"ahh jatuh" gerutu orang tersebut.

Ternyata Arra menabrak seorang laki laki tampan dengan tubuh atletis dan tinggi semampai.

"lo gak papa?" tanya laki laki itu.

"gak papa kok" jawab Arra kemudian berdiri.

"eh bukunya kak" Arra melirik buku buku yang berserakan namun laki laki itu menahannya.

"gak usah gue aja" ucapnya dan mengambil buku itu.

"gak boleh bantu gitu? Tadi Arra gak sengaja nabrak kakak" Arra mengulurkan tangannya.

"perempuan gak boleh bawa beban" jawabnya.

"yaudah, Arra mau ke kelas kalau gak boleh di bantuin" Arra berjalan meninggalkan laki laki itu, namun ia menahannya.

"dasar betina ambekan, nih" Arra membalikkan tubuhnya dan mengambil beberapa buku di tangan laki laki tersebut.

"gak usah banyak banyak" gerutu laki laki itu karena Arra mengambil buku terlalu banyak.

Arra terkekeh dan mengembalikan beberapa buku lagi.

"yaudah yuk" ucap laki laki itu dan berjalan melewati koridor.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari jauh dengan tatapan dingin.

Arra mengikuti laki laki itu dan berhenti di kelas XI2 MIPA, yang tak lain kelas Arra.

"di sini kak antar bukunya?" tanya Arra di depan pintu.

"iya, kenapa?" tanya balik laki laki itu.
"ini kelas Arra" jawab Arra spontan.

"lahh, kalau gitu mending lo bawa sendiri tadi" laki laki itu terkekeh.

"kan tugas kakak, yaudah Arra masuk dulu" hanya beberapa langkah, lagi dan lagi laki laki itu menahannya.

"gue Giovano Arbary, panggil Vano atau Gio juga boleh, terserah lo deh. Apa lagi sayang heheh. Gue baru pindah dua hari yang lalu dari bandung" Vano mengulurkan tangannya sambil tertawa.

"aneh deh, nama aku Amirra Cantika Putri. Panggil aja Arra" ucap Arra menjabat tangan Vano.

"lo gak bisa bilang lo gue gitu?" tanya Vano dan mereka masih berdiri di depan pintu.

"bisa, tapi lebih biasa bilang nama biar lebih sopan" jawab Arra tersenyum.

Tiba tiba pak Fajar berjalan ke arah mereka dengan berkacak pinggang.

"ngapain kalian belum masuk?"

"ehh saya ngantar buku pak" jawab Vano.

"kamu Rra?" pak Fajar mengalihkan pandangannya ke Arra.

"bantuin kak Vano pak, tadi dia agak kesusahan" jawab Arra.

"cepat masuk, dan kamu kembali ke kelas!" ucapnya dan berlalu meninggalkan mereka.

"Arra masuk dulu" Arra beranjak masuk sambil memegang buku.

"nanti ke kantin bareng yuk" ajak Vano yang membuat Arra memutarkan badannya.

"hah"

"kenapa?, ada yang salah" tanya Vano yang masih di depan kelas Arra.

"gak sih kak, yaudah deh" ucap Arra.

Arra mempercepat langkahnya setelah meletakkan buku di meja guru dan duduk di kursi serta meletakkan tasnya.

"itu siapa Rra" tanya Nisa yang duduk di samping Arra.

"mana?" tanya Arra.

"itu yang jalan sama lo" jelas Nisa.

"awas aja lo selingkuh Rra" tegas Meli yang ikut berbincang.

"gak gak, dia kak Vano murid pindahan dari Bandung" ucap Arra menjelaskan kepada mereka. Dan mereka mengangguk.

**

"permisi, ada Arra" suara berat laki laki itu membuat penghuni di dalam kelas melirik ke arah pintu.

"ada tuh" Roby si ketua kelas menunjuk ke arah tempat duduk Arra.

"Rra ada yang nyariin" teriak Roby.

Arra menatap ke arah pintu ternyata Vano di sana.

"kalian gak ke kantin" tanya Arra ke Meli dan Nisa.

"ada urusan Rra sama bu Sukma bentar, nanti kita nyusul" jawab Meli.

"lo duluan aja Rra" ucap Nisa.

"tapi nanti kak Adit liat gimana?" tanya Arra ragu.

"gak papa kali, cuma ke kantin" ucap Meli dan berjalan ke arah Nisa.

"kita pergi dulu" ucap Nisa dan berjalan keluar kelas.

Arra berjalan menuju Vano "yuk Rra" ucapnya.

Arra berjalan sambil menatap ke sekeliling koridor, sepertinya semua orang melihatnya.

Mereka kini menjadi pusat perhatian karena Vano selalu melontarkan lelucon receh dan membuat Arra tertawa.

"awas aja lo" ucap laki laki yang menatap mereka

**

Hai hai fakders, gimana nih sama Adit ckck, hayoo bagaimana kabarnya kalian sehat kan wkwkw. Aku senang bangat karena semangat kalian baca cerita aku, dan alhamdulillahnya sekarang udah 1k thanks yaa. Semangat terus ya, dan jangan lupa komen cerita aku

Love you fakders
See you

Cek @erramanisaputri_

FuckBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang