Pajak jadian

74 1 0
                                    

"Arra bangun!!! Pacar lo nungguin noh" teriak Arsya dari bawah.

"hahh, baru jam berapa sih bang?" tanya Arra.

"jam setengah enam" jawab Arsya.

Arra melotot kenapa jam segini Adit sudah datang bahkan masih pagi sekali.

"itu kak Adit benaran datang atau hantunya ya" batin Arra.

Arra berjalan menuruni anak tangga untuk memastikan itu Adit atau bukan.

"jadi Arra benaran pacaran sama Adit?" ucap Sasha menyiapkan makan pagi.

"apaan sih bun" Arra berjalan menuju laki laki yang sedang asik menonton televisi bersama abangnya.

"kok belum mandi sih Rra?" Adit menatap Arra.

"kak Adit ngapain datang jam segini" Arra berdiri di depan Adit.

"Arra harusnya malu dong, Adit aja udah rapi lah liat Arra" timpal Arsya menunjuk Arra.

"udah udah mandi sana Rra" ucap Sasha.

Arra berjalan tidak bersemangat menuju kamarnya untuk mandi.

Sedangkan di bawah bunda nya bergabung duduk bersama Adit dan Arsya.

"sejak kapan pacaran sama Arra Dit?" tanya Sasha.

"baru kemarin tan" jawab Adit lembut.

"kalau gitu gue titip Arra sama lo, jangan lo sia siain. Atau lo pasti tau apa yang dilakukan seorang abang ketika melihat adeknya tersakiti" ucap Arsya memperingati Adit.

"iya bang, Adit pasti jagain Arra" jawab Adit serius.

"kamu bentar lagi ujian akhir kan?" tanya Sasha.

"iya tan, oh iya mama titip salam untuk tante katanya udah lama gak ketemu" Adit menyampaikan amanah dari Mita.

"udah pada sibuk masing masing Dit, tapi kamu gak sering bikin ulah terus ortu kamu di panggil lagi kan?" Sasha salah ngomong.

"tante tau dari ma---" ucapannya terhenti.

"Arra" tiba tiba suara Arra terdengar. Ia berlari kecil menuju ruang keluarga dan duduk di samping Adit.

"jadi Arra ngerusak image Adit di depan mertua" bisik Adit.

"fakta sayang, hehe maaf" balas Arra.

"ehh ayo kita sarapan dulu" ajak Sasha kemudian berdiri.

"ayo Adit, Arra jangan bisik bisik terus. kamu pasti belum sarapan kan Dit, sekalian aja" ucap Sasha melihat pasangan ini berbisik.

"iya tante" Adit mengangguk kemudian menarik tangan Arra ke meja makan.

"kak Adit main tarik tarik aja" batin Arra.

**

"bun kita berangkat" Arra mengecup tangan Mita.

"Adit jalan dulu tan" ujar Adit dan melakukan hal yang sama.

"hati hati" ucap Sasha yang masih duduk di meja makan.

"iya bun, bang Arra berangkat dulu" teriak Arra karena Arsya sedang di lantai dua.

Mereka beriringan menuju motor ninja Adit yang tak jauh dari pagar rumahnya Arra.

"mau dipasangin atau sendiri" Adit memegang helm untuk Arra.

"pasang sendiri aja kali kak" ucap Arra mengambil helm tersebut, namun..

"eitss biasanya ini tugas cowok kalau pacaran" Adit memasangkan helm, sekarang jarak mereka begitu dekat, dekat sekali. Arra bisa merasakan daya tarik yang lebih, mungkin ini yang dinamakan cinta. Arra tidak mengedipkan mata sama sekali bahkan merasa nyaman melihat wajah Adit, tanpa disadari Adit siap memasangkannya.

"mau sampai kapan liat muka Adit?" ucap Adit mengangkat alisnya.

Arra refleks mengalihkan pandangannya "apaan sih kak, kalau gitu ngapain nanya tadi"

"muka Adit bikin Arra candu ya? Udah jatuh cinta sedalam dalamnya nih" goda Adit.

"apa sih, ayo berangkat nanti telat" ucap Arra malu.

"siap sayang" Adit menaiki motornya dan diikuti Arra. Adit melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

**

"turunin Arra di halte depan sekolah aja kak" ucap Arra karena sebentar lagi akan sampai.

"gak bisa, emang Adit tukang ojek apa, tapi kalau Adit jadi tukang ojek kayaknya laku tuh, Adit kan ganteng" Adit tersenyum dan memandang Arra lewat spion motornya.

"kenapa Arra takut fans Adit marah?" tanya Adit melihat ketakutan di mata Arra.

"gak usah takut Rra, kan ada Adit" Adit memegang tangan Arra.

Mereka sekarang telah sampai di parkir sekolah, banyak teriakan dari murid Cakrawala bahkan mengerubunginya.

'kak pj dong'

'pj pj'

'yaah kak Adit udah punya pacar'

'aaaaa kak Adit'

'mau pj kak'

Adit menutup telinganya dengan tangan kiri dan tangan kanannya menarik Arra dari kerumunan tersebut.

"baru aja di bilang, fans kak Adit tuh" lirik Arra.

"pacar Arra ganteng makanya mereka kayak tante tante kurang belaian" ucap Adit sambil berjalan.

Tiba tiba Dian, Ciko, Meli dan Nisa datang.

"PJ PJ PJ PJ" teriak mereka bersamaan.

"berisik yaelah" komentar Adit.

"Dit lo harus traktir kita pokoknya" ucap Dian menghampiri Adit dan diikuti yang lainnya.

"iya benar tu, gak boleh pelit Dit, om Yudha pasti ngasih lo jajan banyak kan hari ini" tambah Ciko.

"dan lo Rra, harus traktir kita" kini Meli yang ikut ikutan minta pj.

"gak a, emang kalian gak bawa uang atau mama papa kalian tiba tiba bangkrut ya" Arra risih dengan sahabat sahabatnya ini.

"lo gak ingat tadi malam typo lo berserakan gara gara lo gugup. Terus minta pendapat kita" Nisa membuka aib Arra tadi malam.

Arra menatap Nisa sinis "Nis, nanti kak Adit dengar".

"makanya kasih pj" timpal mereka berdua.

"iya gue kasih pj, puas" ucap Arra malas.

Adit tersenyum geli mendengar ucapan mereka.

"Rra, Adit ke atas dulu, belajarnya baik baik biar anak kita pintar" ucap Adit sebelum menaiki tangga ke kelasnya.

"kak Adit juga, hati hati" Arra melambaikan tangannya.

"Dian ke kelas dulu" ucap Dian ke Meli.

"hati hati beib nanti jemput ke kantin" balas Meli.

Dian hanya mengacungkan jempolnya.

"kak Ciko gak niat bilang gitu apa" batin Nisa.

"Nis, Ciko ke kelas dulu" Ciko diam diam menatap Nisa.

Arra berjalan menuju kelasnya sesampainya di kelas ia meletakkan tas di meja kemudian duduk di kursi.

Arra yang merasa ponselnya bergetar, ia segera mengambil ponselnya namun pesan ini dari nomor yang tidak di ketahui.

+628526978****
Nanti istirahat pertama ke rofftop sekolah, sendirian.

**

Kenapa ya kira kira, hemmmm jangan lupa intip nanti malam. Insyaallah kalau tidak ada halangan aku update lagi. Jaga kesehatan para readers, ingat di rumah aja...

See you
Happy reading
Love you all:)

Cek @erramanisaputri_

FuckBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang