Demam

73 1 0
                                    

"Arra? Ya ampun sayang" seseorang berlari dari lantai atas menuju pintu utama.

"Rra lo kenapa? Kok bisa gini" Arsya kini ikut ke bawah.

"bun, Arra demam. Panas banget badannya" Arsya meletakkan tangannya di kening Arra.

"bunda sama abang kok bisa ada di rumah?" tanya Arra.

"gak penting, sekarang kesehatan lo Rra yang paling utama, tadi pulang sama siapa?" tanya Arsya dan membopong Arra menuju kamarnya.

"jalan kaki" jawab Arra.

"kenapa bukan sama Adit?" tanya Sasha yang berjalan tepat di belakang mereka.

Deg

Mata Arra berasa perih mendengar bundanya menyebut nama Adit.

"kenapa sayang? Kok bisa sampai kayak gini?" tanya Sasha khawatir.

"dia---" Arra menarik nafasnya dalam.

"Adit?" ujar Arsya.

Arra mengangguk lemah dan menangis di pelukan abangnya.

"dia ngapain hem?" Arsya mengelus lembut rambut Arra.

"Sya, tenangin Arra dulu. Bunda ke bawah ambil obat sama makanan" ucap Sasha kemudian beranjak ke bawah.

"Rra, ada apa?" tanya Arsya dan menatap Arra.

"kak Adit pulang sama kak Rere" ucap Arra singkat.

"berani bangat lo Dit sampai buat adek gue kayak gini, liat aja lo" batin Arsya.

"sorry Rra, abang gak bisa ada selalu buat Arra" ucap Arsya.

Arra hanya tersenyum. Mereka telah sampai di kamar, Arra membersihkan badannya dan mengganti pakaiannya.

**

Adit duduk di balkon kamarnya dengan tatapan kosong. Semua lampu di kamarnya ia matikan, entah apa yang ia rasakan sekarang. Bagaimana mungkin tadi ia meninggalkan Arra di sekolah.

"arrgh, Arra kenapa gak Aktif sih" Adit mengusap mukanya kasar.

Kemudian ia membuka grup whatsapp di ponselnya

Grup Orang Ganteng

AditAbiandra : P

AditAbiandra : P

CikoPartawijaya : ada apa Dit?

DianPadmanegara : galau lo ha?

AditAbiandra : Arra tadi pulang bareng kalian?

DianPadmanegara : tanggung jawabnya udah selesai?

CikoPartawijaya : 2

AditAbiandra : gue nanya bego!

CikoPartawijaya : dia nolak di ajak pulang bareng kita, itu kan jawabannya.

DianPadmanegara : 2in, ralat lo yang bego.

AditAbiandra : jadi kalian gak maksa dia pulang bareng?

DianPadmanegara : dia gak mau bangke, dia udah capek nungguin lo latihan, supaya pulang bareng dan lo ninggalin dia.

AditAbiandra : anak orang pingsan gegara gue!

CikoPartawijaya : lo yakin beneran? Atau cuma settingan dia aja!

AditAbiandra : gue gak tau, yang penting gue udah tanggung jawab.

CikoPartawijaya : yaudah makan aja tanggung jawab lo Dit.

DianPadmanegara : 2in Cik.

Adit melempar ponselnya ke lantai balkon, banyak sekali bayangan Arra yang terlintas di otaknya.

"atau gue ke rumahnya aja kali ya" batin Adit.

Adit beranjak untuk mengganti pakaiannya. Namun ponselnya berdering.

Ia sedikit malas mengangkatnya karena nomor baru, dan ponselnya kembali lagi berdering. Adit duduk di ranjang sambil menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"hallo" suara parau terdengar dari seberang sana.

"siapa?" tanya Adit.

"lo yang bikin adek gue sakit, gak tanggung jawab banget sih lo katanya mau jagain. Malah pulang sama si siapa namanya Rere iya?" ucap Arsya.
Adit mengetahui pasti ini Arsya "maaf bang, Rere tadi pingsan kerena lemparan bola waktu Adit latihan. Arra sakit apa kak?"

"dia demam karena lo ninggalin dia pulang" jawab Arsya.

"bang, Adit minta maaf. Apa boleh Adit ke rumah abang sekarang?" tanya Adit sopan.

"ngapain? Arra udah tidur" jawab Arsya.

"bentar aja bang" bujuk Adit.

"serah lo"

Tut

Sambungan terputus. Adit bergegas mengambil kunci motornya di atas nakas untuk ke rumah Arra.

**

Adit sudah berulang kali menakan bel rumah Arra, namun tidak ada tanda tanda akan di buka.

Sudah 10 menit dia di sini, sepertinya orang di rumah ini benar benar marah.

Ceklek

Tiba tiba pintu besar rumah Arra terbuka, menampakkan Shasa bunda Arra.

Adit mencium punggung tangan Shasa "assalamualaikum tan, Arra ada?"

"ada" jawab Shasa singkat.

"naik aja ke atas" lanjutnya.

"oke tan" Adit berjalan menuju lantai atas.

Sesampainya di depan kamar Arra, tampak pintunya tidak di tutup. Membuat Adit langsung masuk tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.

"Rra" ucap Adit kemudian duduk di ujung ranjang.

Arra yang sedang tidur menghadap ke arah Adit.

"ngapain, gak jenguk kak Rere?" tanya Arra.

"maaf" ucap Adit kemudian memegang tangan Arra.

"kak Adit gak salah" Arra beralih duduk.

"badan Arra panas bangat, kenapa tadi gak mau pulang sama Ciko atau gak Dian?" tanya Adit.

Arra menatap Adit "Arra mau pulang sama kak Adit"

Adit memeluk tubuh Arra. Bisa di rasakan panas tubuh Arra sampai ke Adit. "maaf sayang, tadi Adit ninggalin Arra"

"kak Rere gimana?" tanya Arra dan melepas pelukannya.

"ngapain sih nanyain dia, Arra udah makan?" tanya Adit kemudian mengelus rambut Arra.

"udah" jawab Arra singkat.

"minum obat?" tanyanya lagi.

"emm udah" jawab Arra.

Adit tersenyum "Adit minta maaf sayang"

"iya" ucap Arra.

"besok gak usah ke sekolah. Sekarang Arra tidur, Adit tunggu di sini sampai Arra tidur" ucap Adit yang masih duduk di ujung ranjang.

"yaudah" jawab Arra singkat.

"night sayang, love you" ucap Adit sebelum Arra menutup matanya.

"too sayang" ucap Arra.

**

Hai haiiiiii, gimana part ini wkwkk. Tetap semangat readers ku. Jaga kesehatan yaa

See you next part
Love you all

Cek @erramanisaputri_

FuckBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang