Arra berjalan menelusuri koridor sekolah yang ramai di penuhi para siswa ataupun siswi. Pagi ini ia diantar Arsya ke sekolah.
Banyak tatapan yang merendahkan, membunuh bahkan menatap Arra adalah sampah yang sedang berjalan.
Arra merasa terganggu namun ia mencoba mengabaikannya dan selalu menampakkan senyumannya.
Banyak bisikan dari siswi yang berada di koridor itupun mulai terdengar meski Arra berusaha untuk tidak mempedulikannya.
'idih gila cewek matre ada di sekolah kita'
'cuma menang tampang polos aja tuh'
'gak tau malu ya morotin uang orang'
'Adit dapet cewek matre sekarang'
'porotin terus'
'jalang'
'gak tau malu'
Arra mencoba menulikan telinganya hingga ia memasuki kelas.
"Arra lo gak papa kan?" teriak Nisa.
"maksudnya Nis?" Arra mengerutkan keningnya bingung.
"Rra liat mading deh, ada gosip tentang lo" kata Meli yang baru masuk kelas.
"gosip apa?" Arra menatap sahabatnya bingung.
"liat aja dulu yuk" Nisa dan Meli menarik tangan Arra.
Masih membawa tasnya, Arra mengikuti Nisa dan Meli untuk ke mading. Sesampainya di mading sekolah, banyak siswa dan siswi yang mengerubunginya.
Di sana, di mading sekolah, tercetak foto Arra yang sedang bahagia dan di sebelahnya Adit sedang mengacak rambut Arra sambil memegang dress hitam. Dan di bawahnya terdapat tulisan yang menyesakkan hati Arra.
Seorang Amirra Cantika Putri salah satu siswi di Cakrawala ternyata cewek matre. Dengan tampang lugu dan polosnya dapat meluluhkan hati Raditya Aldo Abiandra. Kemarin Arra dan Adit terlihat di salah satu pusat pembelanjaan, ia meminta Adit untuk membayar gaun dengan harga fantastis. Matre bukan?
Jangan biarin matre di sekolah kita. Jalang minggat.
Tolak keberadaan Arra!!!
Arra termangu di sana. Begitu menyakitkan. Ia tersenyum miring dan membalikkan tubuhnya menghadap satu persatu orang yang mengerubunginya.
'duhh bitch masih berani nunjukin muka' celetuk salah satu siswi.
'gak malu apa morotin uang orang'
'jadi cewek punya harga diri dong'
'urat malu lo udah putus'
'tampang aja baik eh ternyata'
Arra hanya diam dan sahabatnya menatapnya khawatir.
"siapa yang nempelin cerita murahan ini" teriak Arra.
"gue mau apa lo" Rere berdiri di hadapan Arra
Rere adalah salah satu mantan Adit bahkan mereka baru saja putus beberapa minggu lalu.
"kamu tau apa masalah Arra?" Arra menatapnya tajam.
"halahh lo menang ditampang doang, gak usah banyak gaya deh lo. Ujungnya ujungnya morotin harta anak orang" Rere membentak Arra.
Tangisan Arra sudah tak bisa dibendung lagi sekarang. Hatinya begitu sakit melihat semua berita ini.
"ckckk, kalau gak tau apa apa gak usah sok tau deh kak Rere yang terhormat. Bahkan kak Rere ngalihin pembicaraan" Arra membalasnya tak kalah dari Rere.
Kedua sahabatnya hanya diam namun mereka khawatir takutnya perdebatan ini diketahui guru BK.
"lo cewek matre, jalang haus harta kan, mau manfaatin Adit aja. Sepertinya fuckboy sekolah kita salah sasaran kali ini" Rere memajukan tubuhnya menatang Arra.
"apa bedanya dengan kakak, gak terima kak Adit deketin Arra. Atau masih ingin femous!!!" pekik Arra.
PRAKK
Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Arra, dan Arra masih memegangi pipinya yang terasa perih.
"jaga mulut lo, adek kelas udah berani lo ya!!!" wajah Rere memerah menahan omosi.
"urusan sama lo apa?" Adit tiba tiba datang.
Adit berdiri di tengah kerumunan bersama kedua sahabatnya.
"Adit" mata Rere membulat.
Adit menatap tajam ke arah Rere sehingga membuat Rere diam.
"kenapa kok diam lo? Gue liat lo nampar Arra tadi, iya!!!" ucap Adit mendekati wajahnya ke arah Rere.
"gu--gue--- cuma" belum selesai Rere bicara Adit memotongnya.
"cuma apa? Caper? Gue muak liat muka lo" Adit menaikkan alisnya, membuat Rere diam seribu bahasa.
Lalu adit berjalan menuju Arra dan menggenggam tangannya. Ia bisa merasakan bagaimana dinginnya tangan Arra pada saat ini.
Dengan lembut Adit menuntun Arra menuju UKS sekolah.
"bubarr kalian semua" teriak Dian dan Ciko membubarkan kerumunan.
**
"aww pelan pelan kak" Arra meringis.
"diam dulu sebentar" ucap Adit datar.
"kak Adit kok bisa tiba tiba datang?" tanya Arra.
"ini kan sekolah Adit" jawabnya masih datar.
"kok kak adit dingin sih" kata Arra yang menyadari sikap Adit.
Adit tiba tiba menatap Arra dan mata mereka bertemu. Mereka hanyut pada tatapannya.
"jantung jantung" batin Arra.
"Adit khawatir sama Arra, masih sakit?" Adit mengelus lembut pipi Arra yang merah.
"gak udah mendingan" ucap Arra dengan senyuman.
Adit masih terus mengelus pipi Arra, tak ada yang mencoba memutuskan kontak mata mereka. Hingga tiba tiba.
BRUKK
"pelan pelan dong beib" celetuk Dian.
"ihh kak Dian tu ngalangin" Meli ngomel.
Arra dan Adit langsung menengok ke arah suara ternyata sahabat sahabatnya berada di pintu UKS.
"ehh kok nyalahin Dian sih, kan Meli yang dorong" ucap Dian.
"kan kak Dian yang ngalangin, pokoknya kak Dian yang salah" ucap Meli yang tak mau di salahkan Dian.
Mereka terus berdebat di depan pintu UKS.
"awas a kalian mau debat jangan di sini" ucap Ciko yang ingin masuk.
"Rra lo gak kenapa napa kan?" ucap Nisa yang baru tiba di dalam UKS.
"Arra baik baik aja kok" Arra tersenyum.
"Rra pipi lo--" Nisa memegang pipi Arra.
"aww masih sakit Nis, jangan pegang dulu" Arra langsung memindahkan tangan Nisa.
"yeee tadi di pegang kak Adit b aja tuh" kini Meli yang ngomong.
"kan mereka lagi ada bau bau cinta yang tumbuh beib" balas Dian.
"yaudah ke kelas udah bel" Arra berdiri dari tempat tidur UKS dan menghampiri Adit.
"Arra ke kelas dulu, makasih kak" Arra berjalan bersama sahabat sahabatnya.
"mungkin gue udah ngerasain jatuh cinta" batin Adit.
**
Hallo guys, nih aku baru aja selesai nulis. Mohon maaf kalau update nya kemalaman.
Aku minta kalian komen ya sebanyak banyaknya dan juga vote.
Happy reading
Love you allCek @erramanisaputri_
KAMU SEDANG MEMBACA
FuckBoy
Teen FictionAmirra Cantika Putri Seorang gadis SMA yang lugu dan polos harus menerima kenyataan pahit ditinggal sang kekasih ketika hari ulang tahunnya ke 17 tahun. Berbagai cara dilakukannya untuk melupakan sang kekasih, hingga suatu ketika takdir menemukan me...