Heters

74 1 2
                                    

Arra berjalan sendirian melawati koridor di saat jam istirahat pertama. Sahabat sahabatnya ke kantin untuk mengisi perut dan jangan tanya uang siapa di jadikan meraka yahh uang Arra sebagai pajak jadian. Arra memberi alasan kepada mereka ada keperluan dan tidak bisa ikut ke kantin.

Arra menaiki tangga untuk sampai ke rooftop sekolah. Sontak matanya melebar ketika sampai di atas rooftop.

"berani juga lo ya datang sendiri. Dan sekarang kita mau ucapin selamat atas jadiannya lo sama Adit" Rere yah itu Rere, ia bertepuk tangan sebagai maksud mengejek.

"kak Rere yang ngirim pesan itu?" tanya Arra.

"kalau iya kenapa hah?" sahut Nayla.

"tapi kenapa kak---"

PRAKK

Arra memejamkan matanya lalu memegang pipinya begitu terasa perih tamparan maut dari Rere.

"ini bukan tamparan kak Rere yang pertama" Arra memandang sinis "kalian mau apa?"

"lo gak usah banyak bacot, lo cukup diam. Dengerin Rere" ucap Cyntia.

"lo tau, mereka heters lo dan ini belum semuanya" ucap Rere.

Arra diam dan menggeleng.

"lo nyadar gak sih, lo gak pantas buat Adit. Lo pacaran sama Adit artinya lo musuh kita" bentak Rere.

"apa karena lo sok polos jadi Adit suka sama lo, lo munafik tau gak. Lo cuma sok polos" tambahnya.

"lo cewek murahan, matre, jalang. Gak pantas lo di Cakrawala. Lo cuma dimanfaatin Adit lo gak sadar hah!!!" pekik Rere tepat di telinga Arra.

"kebalik kak, yang murahan itu kalian semua" balas Arra.

PRAKK

"gue bilang lo diam aja. Gak usah banyak bacot bangsat" bentak Rere di depan muka Arra.

"seharusnya gue jadi pacar Adit bukan lo" Rere tambah menjadi jadi.

"gue lebih cantik dari lo, kalian pilih mana cantikan gue apa si anak munafik ini?" tanya Rere ke tamannya.

'ya lo lah Re'

'dia gak ada apa apanya'

'dimana mana cantikan lo'

'dia cuma menang polos kali Re'

'lo lah Re'

'jangan ditanya lagi'

"lo itu PHO dalam hubungan gue. Lo perusak tau gak. Bahkan asal lo tau tadi malam Adit ke rumah gue" ucap Rere.

"jangan banyak bacot deh kak---"

PRAKK

"diam kata gue bisa gak sih, lo adek kelas di sini, dan kita kakak kelas lo" ucap Rere setelah menampar Arra kesekian kalinya.

"kakak kelas mau di hormati asal menghormati adek kelas" balas Arra tak kalah hebat.

"lo yang gak bisa di hormati lo yang ngerebut kebahagiaan gue" kini Rere menjambak rambut panjang Arra.

Arra memejamkan mata manahan rasa sakit karena jambakan Rere, ia meringis kesakitan hingga air matanya tak bisa di tahan lagi.

"gue ingetin lo ya, orang yang merebut kebahagiaan orang gak bakal bahagia hidupnya. Dan lo udah ngambil Adit dari gue dan liat tanggal mainnya lo bakal putus" bisik Rere dan memperkuat jambakannya.

"ARRGHH gue enek liat muka lo, munafik setann" kini Cyntia ikut menampar Arra berkali kali.

Arra tidak bisa melawan mereka hingga ia menangis dengan meluarkan suara, walaupun dari tadi air matanya sudah turun.

"jangan jadiian air mata lo buat kita iba" ucap Sisin.

"lo sebaiknya ngaca deh, lo pantas gak buat Adit atau lo gak punya kaca di rumah" ucap Rere.

"LO PAHAM GAK?" Rere menjambak lebih keras.

"Anjirr Bangsat lo semua" teriak Dian dan mendorong Rere.

"pergi lo semua, bitch" teriak Ciko.

Akhirnya mereka meninggalkan Arra, Meli, Nisa, Dian dan Ciko. Arra memegang kepalanya, jambakan Rere cukup kuat membuat kepala Arra begitu sakit

"are you okey?" tanya Meli memeluk Arra dan diikuti Nisa.

"maafin kita datangnya telat" ucap Nisa mengelus kepala Arra.

"Rra kita ke UKS ya, rambut lo berantakan pasti kepala lo pusingkan? Terus pipi lo merah pasti sakit kan" ucap Meli lembut.

"lo cari kak Adit?" tanya Nisa melihat mata Arra sedang mencari sesuatu.

"Adit lagi ada keperluan Rra" jawab Ciko.

"sekarang lo tenang Rra, kita bawa Arra ke UKS. Adit bisa marah besar nanti kalau terjadi apa apa sama lo" ucap Dian. Kemudian Meli dan Nisa merangkul Arra menuju UKS.

**

Setelah sampai di UKS, Meli dan Nisa membaringkan tubuh Arra di atas kasur.

"beib ambil minyak kayu putih" ucap Meli menunjuk lemari.

"oke" Dian mengambil minyak kayu putih itu kemudian memberikannya ke Meli.

Dan Nisa sekarang ia melepaskan sepatu dan kaos Arra. Meli memberikan minyak kayu putih ke pelipis Arra sambil memijitnya.

"maaf Adit datang telat, tadi bu Sukma manggil" Adit memeluk Arra yang sedang berbaring di kasur UKS.

Adit melihat muka Arra "gak boleh nangis, pacar Adit kuat gak cengeng" Adit menghapus Air mata Arra.

"kepala Arra sakit, pipi Arra perih" ucap Arra.

"iya Adit tau, Adit minta maaf pasti tingkah laku mbak kunti itu kan" ucap Adit duduk di kursi samping Arra.

"sekarang Arra tiduran biar enakan, Adit tungguin di sini" ucap Adit mengelus Arra.

"kalian ke kelas udah bel" ucap Adit memandangi sahabat sahabatnya.

"kita ke kelas Dit, ayo Cik" ucap Dian kemudian beranjak keluar diikuti oleh Ciko.

"kita juga Rra, cepat sembuh" Meli memeluk Arra.

"kita ke kelas, istirahat Rra" Nisa mengelus tangan Arra sebelum pergi ke kelas bersama Meli.

"permisi" ucap seseorang yang memasuki pintu UKS.

"kak ini kunci motor kak Adit jatoh di depan kelas kita waktu kak Adit lari lari tadi" Ucap Risa seorang siswi kelas X MIPA 1.

"kak Arra gimana kak?" tanya Risa.

"masih pusing" ucap Adit datar.

"sana balik ke kelas" usir Adit.

Risa menurut dan meninggalkan Adit dan Arra di UKS.

"kak" panggil Arra.

"hemm?" jawab Adit.

"tadi malam kak Adit kemana setelah dari rumah Arra?" Arra memikirkan ucapan Rere tadi.

**

Hai haii, tunggu part selanjutnya. Jahat bangett ya si Rere. Mohon maaf jika part kali ini pendek heheh. Jangan lupa vote dan komen. Ingat di rumah aja:))

See you
Happy reading
Love you all

Cek @erramanisaputri_

FuckBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang