"Mel liat deh di pojok kanan cafe, itu kak Dian dan sahabatnya" Nisa menyenggol tangan Meli.
"hahh, aku jelek gak sih, bedak aku mana" kocar kacir mencari bedak di dalam tasnya.
"baru aja kita bilang jangan kebanyakan pakai bedak Mel" komentar Arra.
"iya tu, kita sebagai ciptaan tuhan harus bersyukur dan berpenampilan apa adanya. Gue liat makin hari bedak lo makin tebal aja" ucap Nisa.
"aku tu gini cuma liat beib Dian aja, gak pede kalau gak cantik depan dia" ujar Meli sambil mengoles bedak di mukanya.
"gini ya Mel kalau dia emang mencintai kita dan menganggap kita itu segalanya, walaupun Selena gomes yang nembak kak Dian pasti dia tolak kok" jawab Nisa walaupun jomblo tapi bukankah jomblo bijak.
"benar tu kata Nisa" tambah Arra
"Arra udah mulai ngerti nih Nis masalah cinta-cintaan" goda Meli.
Arra hanya diam dan tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Rra kak Adit liatin lo terus noh kok di kacangin?" bisik Nisa melihat Adit menatap Arra."terus Arra harus ngapain?" tanya Arra balik.
"gue gak tau Rra" jawab Nisa.
"ekhem-ekhem" Adit berdeham
Sedangkan Dian dan Meli sekarang lagi asiknya pacaran, mereka mengabaikan sahabat sahabatnya bahkan menganggap dunia milik sendiri.
"eehh kak adit kok liatin Arra terus ya?" tanya Arra dengan nada biasa.
"Arra cantik malam ini" Adit mengucapkannya sambil tersenyum.
Memang laki-laki manapun gak pernah mengatakan Arra jelek. Apalagi malam ini dengan rambut cokelat panjang di biarkan tanpa diikatnya tak seperti hari sekolah. Dan juga baju santai yang melekat pas di tubuhnya.
"ya allah tenang Rra, kak Adit mungkin muji cewek seperti ini sudah jutaan kali gak usah baper" batin Arra.
"makasih kak" ucap Arra yang berusaha santai.
"kita boleh gabung kali ya?" kini Ciko yang bersuara.
"boleh dong kak" entah dorongan dari mana Nisa menjawab pertanyaan Ciko.
"ya ampun beib ini muka aku jelek banget, ulang-ulang" celoteh Meli sambil memegang ponselnya untuk berpose dengan sang pacar.
"kuatkan hati hamba mu ya allah, melihat adegan ini" batin Nisa.
"Arra tau gak kak Adit kangen banget sama Arra" Adit mulai merayu.
"jangan percaya Rra ingat kejadian di kantin, pakai rangkul-rangkul segala lagi" Nisa ikut ngomporin.
"jangan bilang lo khilaf Dit" ujar Dian yang sekarang ikut bergabung.
Arra hanya diam memikirkan apa yang harus ia katakan.
"kak Adit bilang kangen sama cewek udah ke berapa kali sih?" tanya Arra.
Adit mengangkat alisnya "hem cuma kamu aja kok Rra" jawabnya.
"elehhh fuckboy tiba-tiba amnesia. Sini gue ingatin lo bilang kangen udah ke semua cewek yang lo deketin bro, dari Sintha, Kayla, Nayla, Icha, Rara, Cyntia, Sisin. Pokoknya banyak, kalau di kumpulin semua mantan lo Dit udah bisa bikin satu negara" komentar Ciko.
"Cik lo gak bantu gue buat dapetin Arra gitu, gue sekarang serius" ucap Adit mengingat sahabat sahabatnya tidak ada berpihak kepadanya. Dian malah asik pacaran, Ciko malah ngomporin.
"sahabat yang gak bisa diandalin kalian" batin Adit.
"Kak adit kalau emang serius sama Arra jangan di mulut aja buktiin karena laki-laki sejati itu harus bisa menepati omongannya gak cuma janji bullshit doang. Yey kan beib" ujar Meli.
"iya tu Dit, lo kan di kenal fuckboy gak mudah cewek kayak Arra bakal percaya" ucap Dian mendukung Meli.
"Rra Adit minta tolong boleh" ucap Adit penuh harap.
"apa kak?" tanya Arra.
"Adit minta Arra buka hati buat Adit, biar Adit berusaha untuk masuk. Tapi Arra cukup buka hati aja dan nikmati perjuangan yang Adit lakuin" jawab Adit.
Deg
"cuma ngomong itu aja bikin aku deg degan, ini gak biasa. Dulu didekatin gak gini amat" batin Arra.
Arra gak tau mau mengatakan apa dan hatinya membuat dia 'mengangguk'.
"okee liat aja Rra, lo bakal jadi milik Raditya Aldo Abiandra" batin Adit.
**
Arra dan sahabat sahabatnya pulang ke rumah mengingat hari semakin larut dan Arra menolak untuk diantar Adit dengan alasan 'belum siap ditanya tanya abang apalagi bundanya' untungnya Adit memaklumi.
Arra sampai di depan pagar rumahnya.
"hati hati Nis" ucap Arra sebelum Nisa memutar mobilnya.
"oke Rra dadah" jawab Nisa melambaikan tangan.
Arra melambaikan tangannya sampai mobil Nisa tidak terlihat lagi. Arra menatap bingung melihat mobil yang terparkir di depan rumahnya.
"itu mobil ayah" batin Arra.
Arra mempercepat langkahnya memasuki rumah hingga terdengar suara tangisan bundanya, sedangkan papanya selalu menghujani kata-kata menyakitkan.
Sebenarnya kejadian ini sudah sering terjadi. Tetapi anehnya bundanya gak pernah menangis bila terjadi pertengkaran antara keduanya. Itu sebabnya Arra terkejut dan semakin mempercepat langkahnya.
**
Hallo guys, aku gak dapat inspirasi lagi nih, aku minta kalian komen ya sebanyak banyaknya, aku lebih suka kalian komen dari pada vote.
Love you all
Cek @erramanisaputri_
KAMU SEDANG MEMBACA
FuckBoy
Teen FictionAmirra Cantika Putri Seorang gadis SMA yang lugu dan polos harus menerima kenyataan pahit ditinggal sang kekasih ketika hari ulang tahunnya ke 17 tahun. Berbagai cara dilakukannya untuk melupakan sang kekasih, hingga suatu ketika takdir menemukan me...