Janji?

90 2 0
                                    

"tadi malam kak Adit kemana setelah dari rumah Arra?" Arra memikirkan ucapan Rere tadi.

Entah kenapa ucapan Rere selalu terngiang-ngiang di otak Arra, ia takut laki laki ini tidak berubah dan masih suka memainkan hati wanita.

"Adit langsung pulang" jawab Adit.

Arra berusaha untuk melihat kebenaran di mata Adit. Ia terus menatap mata Adit sambil berbaring di kasur UKS.

"ada apa?" tanya Adit.

"gak bohong kan?" Arra masih menatapnya.

"iya sayang, Adit langsung pulang dan gak kemana kamana lagi tadi malam. Siapa yang aduin yang gak gak sama Arra" Adit meyakinkan Arra.

"kak Adit gak ke rumah kak Rere kan?" tanya Arra.

"nggak, ngapain Adit ke rumah mbak kunti" Adit sedikit ketawa.

"ohh" ucap Arra.

"gak usah di pikiran omongan mbak kunti, mereka mau bikin kita pisah" Adit mengelus rambut Arra.

"kenapa nangis sayang? Cerita sama Adit" entah kenapa Arra tiba tiba nangis, Arra duduk di ujung kasur dan memeluk Adit.

"kak Arra salah jadian sama kak Adit? Kenapa kak Adit pilih Arra?. Arra gak pantas dampingin kak Adit" Arra menangis di pelukan Adit.

Adit kaget mendengar ucapan Arra, ia melepaskan pelukannya dan menatap Arra.

"Rere yang ngasut Arra iya?" tanya Adit lembut.

Arra yang melihat wajah Adit begitu dekat dan ia hanya menggangguk.

"Arra tadi di tampar berapa kali sama mbak kunti terus di jambak berapa kali?" tanya adit.

Arra yang masih menangis hanya menggelengkan kepalanya.

"mereka benci liat Arra, mereka gak suka sama Arra, mereka-"

"jangan peduliin mereka hust" Adit menyentuh mulut Arra dengan telunjuknya.

Adit yang dari tadi menatap Arra, membawanya ke dalam pelukannya. Ia memeluk tubuh Arra erat sehingga ia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan Arra. Adit tidak tega melihat Arra menangis seperti ini, rasanya ia adalah manusia yang serba salah.

"mereka bilang kak Adit Cuma manfaatin Arra, mainin Arra. Mereka juga bilang Arra ngerebut kak Adit dari kak Rere dan PHO dalam hubungan kalian, bahkan dia bilang tadi malam kak Adit ke rumah kak Rere" ucap Arra di dalam pelukan Adit.

"itu gak benar sayang, itu bohong. Adit emang udah putus sebelum kita ketemu pertama kali saat ketabrak di kantin waktu itu" Adit mengelus rambut Arra.

"maaf, baru juga satu hari kita pacaran. Tapi Arra udah di bully" lanjutnya.

"Arra tau ini resikonya pacaran sama kak Adit dan insyaallah Arra kuat" ucap Arra tersenyum.

Mereka sakarang duduk berhadapan, Arra di ujung kasur dan Adit di kursi samping kasur UKS.

"yaudah gak usah nangis lagi, nanti cantiknya berkurang" goda Adit.

"aku sayang kamu" ucap Arra menarik tangan Adit.

"Arra masih di fase sayang?" tanya Adit untuk menggodanya.

"hemm?" Arra sedikit bingung dengan ucapan Adit.

"Adit udah di fase cinta dan Arra masih di fase sayang? Awalnya suka Rra terus sayang setelah itu cinta dan Arra masih di fase sayang?" Adit menatap Arra.

Adit mengangkat dagu Arra agar bisa melihat wajahnya dengan jelas. Adit mengamati setiap lekuk wajah Arra dan rasanya tidak ada kata bosan untuk melihat wajahnya.

"gue rasa adem liat wajah lo Rra" batin Adit.

"Adit gak bakal kecewain Arra" bisik Adit di telinga kanan Arra.

"janji?" Arra mengajukan kelingkingnya.

"Adit gak bisa janji tapi Adit bakal terus berusaha untuk menepati omongan Adit" Adit menautkan kelingkingnya.

"Arra harap kak Adit tepati" ucap Arra.

"gue akan berusaha Rra, walaupun kita gak tau apa yang bakal terjadi" batin Adit.

**

Bel pertanda pulang telah berbunyi Dian, Ciko, Meli dan Nisa berjalan beriringan menuju UKS.

"beib kok Arra bisa di labrak beberapa kali ya sama tu mbak kunti?" tanya Meli sambil berjalan kepada Dian, laki laki yang di sebelahnya ini.

"maklum, Adit kan the most wanted dan jadi rebutan walaupun sih Dian lebih ganteng" jawab Dian percaya diri.

"geli gue dengarnya" komentar Ciko.

"gak usah di dengerin" timbal Meli dan Dian kompak.

Sesampainya di UKS, mereka melihat pemandangan yang tidak biasa, Arra tertidur di kasur dan Adit juga tidur di kursi sedangkan tangan Adit menggenggam tangan Arra.

"kuat kan hati hambamu ya allah" batin Nisa.

"Arra!!!, assalamualaikum" pekik Meli yang bermaksud membangunkan mereka.

"udah pagi!!!" tambahnya.

"apa sih, udah bel ya?" Arra terbangun mendengar suara cempreng Meli.

"woii Dit, lo gak mau pulang apa!" Ciko menepuk punggung Adit.

"udah bel?" tanya Adit mengangkatkan kepalanya.

"dari tadi yaelah" ujar Dian.

"Rra nih tas lo, gimana udah enakan" Nisa mendekati Arra.

"makasih Nis, udah baikan kok" jawab Arra dan mengambil tasnya.

Adit yang melihat Arra kesusahan mengambil sepatu dan kaosnya dengan cepat ia mengambilnya dan memakaikannya.

"gak usah kak" tolak Arra.

"diam" Adit meletakkan kaki Arra di pahanya dan mengenakkan sepatunya.

"makasih kak, yaudah kita pulang" ucap Arra kemudian berdiri.

"sanggup jalan kan?" tanya Adit.

"lebay ihh, sanggup lah" jawab Arra.

"oke kita juga mau duluan, ayok Mel" ucap Dian dan keluar dari UKS diikuti Meli.

"okeeee, lo pulang bareng Nisa aja Cik" ucap Adit.

**

Hai haii gimana kabarnya para readers, tetap di rumah. Insyaallah nanti malam aku lanjut. Doain bisa dapat ide terus dan kalian cukup bantu dengan komen dan vote.

See you
Happy reading
Love you all

Cek @erramanisaputri_

FuckBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang