ABSEN DULU YUK DI KOLOM INI❗
Author bakalan DAILY UPDATE, loooh! BTW, JAM BERAPA KALIAN BACA CHAP INI?
Semakin banyak VOTE + KOMENTAR kalian, semakin semangat Author buat DAILY UPDATE! Udah siap belum buat Chap #3 Joanuary? ❤
Happy reading!
***
Sudah dua hari semenjak kesalahan yang dilakukan Nana di lapangan, tetapi tatapan siswa-siswi SMA Nugraha masih belum berubah. Biasanya jika Nana lewat di lorong pada jam istirahat datang, tak akan ada yang memperdulikannya, tapi sekarang berubah seratus delapan puluh derajat. Dimanapun Nana lewat, pasti ada yang akan berbisik-bisik, dan Nana mendengarnya. Seperti sekarang ...
"Eh, bukannya dia cewek yang ngefoto Greg? Dia anak kelas mana?"
"Gila! Nggak tahu malu banget ya dia! Gila, Gue sekolah setahun lebih tapi baru tahu ada tuh cewek!"
"Dia malu nggak ya foto Greg terang-terangan di lapangan?"
"Namanya siapa ya? Punya Instagram nggak? Cantik sih, sayang nggak terkenal!"
"Bukannya dia anak IPS 4 atau IPS 5 ya? Gue pernah lihat sih. Tapi, ngapain ya tuh cewek bawa kamera?"
Dan, bisik-bisikan lainnya yang membuat Nana membuang nafasnya pelan.
Nana berjalan cepat dengan sepasang mata menunduk. Ia semakin mengeratkan jemarinya pada tas bekalnya, Nana sedikit gemetar saat berjalan dan berharap ia cepat sampai ke ruang fotografi tanpa memperdulikan sekitarnya.
Nana menghela nafas lagi. Beberapa hari lagi, klub-nya akan dipastikan bubar. Bagaimana tidak? Sudah 2 hari berturut-turut, Nana menempelkan informasi pendaftaran anggota baru di papan mading. Satu orang pun tidak ada yang berminat. Sekedar melihat saja tidak.
Nana masuk dengan gontai ke ruang fotografi. Ia mengambil tempat duduk dan mulai menyantap bekalnya dengan diam. Maniknya memandang kertas tanggalan yang sudah menunjukkan hari Rabu.
"Senin sudah rapat guru. Belum lagi kepotong hari Sabtu, Minggu ... Hah ... Bagaimana ini? Waktuku tinggal 2 hari lagi," gumamnya tanpa sadar.
Tok! Tok!
"Permisi, Kak Nana. Kakak dipanggil Pak Anton di ruang guru." seru Ica, salah satu anggota klub fotografi.
"Oh, oke. Makasih, Ca."
Nana buru-buru beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar.
"Woi, Greg!"
"Eh ada Greg! Ganteng banget sih!"
"Itu ada Septian sama June! Gila ganteng banget ya mereka bertiga!"
"Woi kampret! Bayar utang Lu. Ngaku kaya tapi makan di kantin aja ngutang sama Gue,"
"Haha! Males banget bayar Lu."
Sayup-sayup Nana mendengar keramaian mendekat kearahnya. Ia menoleh ke belakang, ketika tiga orang yang ia takuti sedang berlari-lari di lorong seraya tertawa lebar. Nana mempercepat langkahnya, berjalan cepat bahkan hampir berlari. Nana takut terjadi sesuatu seperti insiden kemarin. Selain menambah kecepatan kakinya, ia tak punya pilihan lain untuk segera kabur. Lagi-lagi, Dewi Fortuna tidak memihak Nana.
Bruk!
"Aduh!" Nana meringis ketika bokongnya mencium lantai. Tangannya sedikit tergores. Seseorang telah menebraknya. Dan, jelas sekali! Pria itu yang membuatnya dibicarakan seantero sekolah!
"Eh! Lo punya mata atau nggak? Coba Gue liat sini mata Lo ada atau nggak!" Tekanan darah Nana naik. Jelas-jelas pria itu yang menabraknya dari belakang! Bukannya lelaki itu harusnya mengatakan; 'Lo nggak apa-apa? Maaf, ya?' Namun, Nana hanya bisa meneguk ludahnya dan menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangan, buru-buru menunduk agar wajahnya tidak terlihat.
Mati! Mati! Mati Gue ... Batin Nana menjerit-jerit.
"Gue bilang tunjukkin wajah Lo!" Kalimat lelaki itu bukan pernyataan, itu perintah. June yang merasa tubuh gadis itu familiar segera menarik telapak tangan gadis itu, dan mereka bertiga berjengit.
Greg bahkan melotot. Bola mata gelap itu hampir menggelinding ke lantai. "Eh Lo! Lo yang foto Gue di lapangan! Iya, kan!? Ngaku Lo! Ayo ngaku! Ngefans ya sama Gue? Lo ngapain foto-foto Gue? Jawab!" cerocos nya panjang lebar.
Nana bangun dan bersiap ingin berlari lagi. Tapi secepat kilat Greg berhasil menahan lengannya.
Greg menunjukkan smirk andalannya. "Lo." Tunjuk Greg dengan jemari telunjuknya. "Lo minta maaf ke Gue sekarang, atau Gue bakalan buat hidup Lo nggak tenang di sekolah ini. Ah ... Lo tahu 'kan Gue yang punya sekolah?"
Nana menggigit bibirnya kecil. "M.. Maaf."
Greg memiringkan kepalanya. "Bukan gitu caranya minta maaf. Lo harus tebus kesalahan Lo. Baru Gue maafin," sahutnya enteng. Nana yang tak berani mengangkat kepalanya hanya bersuara kecil, "T—tebus kesalahan?"
Greg mengangguk dan mengangkat dagu Nana. "Hm. Gimana kalau Lo jadi cewek Gue? Urusan sampai kapan ... Itu terserah Gue. Dengan begitu, Gue nggak akan keluarin Lo dari sekolah."
TO BE CONTINUED.
Vote dan komentar kalian ditunggu ✌🏻 #GregoryJoana #Joanuary
Best Regards,
Hyemi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOANUARY
Teen FictionAlmanac Series #1 [SUDAH SELESAI] Kesalahan fatal yang berujung malapetaka terjadi di kehidupan Joana Isabelle. Hidup Nana yang tenang berbalik 180 derajat dan harus berakhir dengan Gregory Nugraha. Lelaki menyebalkan, narsis, dan berkepribadian bur...