GIMANA KABAR KALIAN HARI INI?
Author bakalan DAILY UPDATE, loooh! JAM BERAPA KALIAN BACA CHAP INI? Absen disini dulu, yuk! 😝
Semakin banyak VOTE + KOMENTAR kalian, semakin semangat Author buat DAILY UPDATE! Udah siap belum buat Chap #12 Joanuary? ❤
Happy reading! *Bakalan double UP karena kemarin telat, thanks* 🥰
***
Sudah seminggu berlalu sebagai pacar Gregory Nugraha, banyak yang berubah dalam kehidupan Nana. Tapi, Nana mulai menikmati kehidupannya seperti biasa.
Sekarang Nana dan Greg berada di perpustakaan. Entah Greg kesambet apa, tiba-tiba lelaki itu mulai mau mengerjakan tugasnya. Sendiri. Meskipun ujung-ujungnya tidak sepenuhnya selesai. Seperti sekarang.
"Hais. Nggak tau deh susah banget soalnya. Mau nyontek June aja!" teriak Greg kesal.
Nana tertawa. Greg langsung melotot kesal ke arah Nana, "Berani ya Lo! Pake ngetawain Gue segala! Emang Lo bisa kerja nih soal Fisika?"
Nana bukan anak ajaib seperti di novel yang ia pernah baca.
Nana langsung menoleh ke arah Greg, "Nggak bisa. 'Kan aku jurusan IPS! Emang kamu bisa kerja soal Sejarah?" tanya Nana penuh sarkas.
Greg langsung melotot kesal. Gadis ini mulai berani sekali! Batinnya.
Nana hanya tersenyum kecil sambil mengerjakan kembali soal Sejarah yang ada di hadapannya.
Enak saja mau mengina Aku terus! Rasain! Rasanya bahagia sekali ketika melihat Greg tidak bisa mengolok-oloknya lagi. Batin Nana.
Greg tidak terima ketika melihat wajah kemenangan milik Nana.
"Beliin Gue minum di kantin! Cepet haus! Nih uangnya!" Kata Greg sambil tersenyum, sedangkan Nana mendelik kesal ke arah Greg.
Greg akhirnya tertawa keras. "Bye! Cepet ya! Gue haus!"
***
Nana menyesal ketika harus membalas ocehan Greg. Greg pasti kembali ke dirinya mode menyebalkan. Nana berjalan ke arah perpustakaan dengan mood yang berantakan. Untuk membeli sebotol air mineral saja harus melewati berbagai rintangan.
Tuh kantin atau pasar malem sih, rame banget. Aah! Ngeselin. Coba nggak ke kantin pasti PR-nya udah selesai daritadi! Gerutu Nana dalam hati.
Nana menoleh kearah taman ketika ada sosok lelaki jangkung itu lagi. Kenapa ia selalu bertemu dengan lelaki itu tanpa ia sadari? Pria itu tampan, terlebih saat mencoret-coret buku sketsanya. Tetapi, Nana merasakan hal lain pada perasaannya.
Lelaki itu berjalan kearahnya. Nana merutuki dirinya, kenapa ia selalu melihat ke arah lelaki itu. Sial. Sial! Bagaimana ini? Apa Nana kabur saja?
"Hai."
"Eee... Hai! Maaf ka ... kalau kamu tadi terganggu." kata Nana dengan sopan.
"Nggak apa-apa. Boleh duduk sebentar sama aku disana?" jawab lelaki itu sambil menunjuk ke arah taman, tempat dimana lelaki itu duduk tadi. Nana bingung. Ia sedikit ingin tahu dengan lelaki ini. Tapi ia takut Greg marah jika menunggu terlalu lama.
"Boleh... Tapi, bentar aja ya."
Lelaki itu tersenyum. Mereka berdua berjalan kearah taman. Beberapa orang memandangi mereka, tentu saja, pria disebelahnya cukup populer di angkatan mereka.
"Namaku Hugo. Kamu?"
Nana merasa déjà vu. "Eeh... Aku Joana. Panggil aja Nana."
"Boleh aku gambar?" tanya Hugo sambil mengeluarkan pensil dari tasnya.
"Gambar? Apa yang digambar?" Jawab Nana bingung.
"Kamu."
Nana mengerjap pelan lalu menunjuk dirinya.
"Aku?" Hugo mengangguk.
"Gambar Aku sekilas yang kamu lihat aja, ya. Kamu bo .. boleh tunjukkin kalau udah selesai. Ma.. Maaf Aku lagi buru-buru! Salam kenal Hugo," kata Nana dengan cepat.
Hugo hanya tersenyum kecil ketika melihat Nana sedikit berlari meninggalkannya. Ia sudah puas ketika sudah berkenalan dengan Nana secara langsung.
Semakin dekat, Hugo yakin dia akan menemukan jawaban dari semua teka-tekinya.
***
Nana merasa ada yang aneh dengan lelaki itu. Tapi Nana tidak ingin memikirkannya, mungkin itu hanya perasaannya saja. Nana sedikit berlari ke perpustakaan, ia takut Greg lama menunggunya. Dan benar, lelaki itu sudah berada di depan perpustakaan dengan wajah masam. Siap untuk membuka bibir untuk memarahi Nana.
"Beli minum dimana sih Lo Na? Lama amat sih!"
Nana hanya tersengal-sengal.
"Maaf tadi ramai kantinnya." kata Nana. Bagus Na! Kebohongan lainnya! Tapi nggak sepenuhnya bohong sih. Batin Nana.
"Ya udah. Awas ya Lo bohong! Gue pecat Lo jadi pembantu!" ucap Greg.
Bel masuk berbunyi. Nana bersyukur bel ini berbunyi di saat yang tepat. Setidaknya Greg tidak bisa bertanya-tanya lagi padanya.
"Ya udah ayo masuk kelas." ajak Nana pada Greg yang masih kesal.
***
"Woi nyet! Ngapain Lo diem muluk. Kesambet?"
Greg menatap June kesal. Kenapa selalu June yang membuat mood-nya tambah hancur.
June menoleh pada Septian, "Sep! Keliatannya nih bocah kerasukan deh! Masak diem terus. Yuk, anterin dia ke UKS! Beneran sakit nih!" Ucap June sambil mengambil cokelat yang ada di mejanya.
"Kenapa Lo?" tanya Septian.
Greg hanya menghela nafas. Ia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba ia badmood.
"Gue tau! Pasti gara-gara ultimatum tante Gina ya! Rasain belajar sana!" seru June semangat.
Greg melotot kecil kearah June. Septian hanya tertawa, " Tante Gina cerita ke kita, katanya kita nggak boleh contekin Lo! Gue senang hati melakukan perintah Baginda!"
June tertawa paling keras. Seisi kelas sampai terganggu gara-gara suara June, siswa lain sedang fokus belajar. Ya bagaimana tidak? Kelas ini kan kelas unggulan!
"Diem Lo! Banyak omong." sahut Greg kesal.
Septian kembali menatap Greg. Ia merasa aneh dengan sohib kecilnya itu. "Lo kenapa? Ada masalah?"
June akhirnya kembali ke mode normal. Ia juga memandangi Greg. "Lo beneran nggak kerasukan kan? Katanya di sekolah ini juga banyak hantu." kata June sambil menoleh pada Septian. "Halo? Dengan siapa ini? Apakah ini Greg? Kalau bukan bisa sebut nama kamu? Kuntilanak? Atau, tuyul nih yang masuk jangan-jangan ..." tanya June panjang lebar sambil menggoyang-goyangkan bahu Greg.
"June! Jangan berisik! Maju sini kerjain soal. Di belakang ribut mulu!" Seru Pak Yo.
Greg hanya menoleh ke June, "Rasain tuh! Dah sana maju... Jangan banyak omong. Salam dari Tuyul."
Septian tertawa kecil. June mendelik kesal kearah Greg dan Septian, "Untung gue pinter!" kata June kesal.
TO BE CONTINUED.
Vote dan komentar kalian ditunggu 🥰
Best Regards,
Hyemi Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOANUARY
Teen FictionAlmanac Series #1 [SUDAH SELESAI] Kesalahan fatal yang berujung malapetaka terjadi di kehidupan Joana Isabelle. Hidup Nana yang tenang berbalik 180 derajat dan harus berakhir dengan Gregory Nugraha. Lelaki menyebalkan, narsis, dan berkepribadian bur...