Hai semua!
Gimana kabar kalian semua? maaf ya akhir-akhir ini jarang update.
Dan hari ini aku berencana akan update sampe habis! Gimana suka nggak?Langsung baca yaaa!
***
Semenjak kemarin, Nana merasa tubuhnya lebih cepat lelah. Nana bahkan merasa dirinya tak sanggup beraktifitas lama-lama. Ia benar-benar ingin menjatuhkan dirinya di kasur seharian. Lalu, entah kenapa ia sekarang juga cepat merasa mual dan sakit perut. Kepalanya berputar dan ia mengeluarkan keringat dingin.
Nana melangkahkan kakinya ke UKS saat istirahat, tidak ada salahnya untuk tidur sebentar. Tidur beberapa menit sudah cukup untuknya agar bisa punya kekuatan untuk mengikuti pelajaran lagi.
"Hai. Perlu bantuan?" sapa gadis mungil itu.
Nana menoleh kearah gadis penjaga UKS itu dan tersenyum. "Nggak pa-pa. Cuma kecapekan. Boleh istirahat disini?" sahut Nana lemas.
"Tentu. Kamu sudah makan? Rasanya wajahmu terlihat pucat."
Ah. Benar. Dia belum makan seharian ini. Batin Nana.
Nana merasa tidak ada nafsu makan sama sekali. Ketika ia baru makan, baru beberapa suap ia sudah merasa kenyang. Dan jika dipaksa, Nana akan muntah. Nana berusaha mengalihkan perhatiannya ke tugas atau pekerjaan rumah yang ada. Tapi semua berakhir berantakan. Entah karena kebodohannya atau dia yang selalu tidak fokus. Bu Shinta pun kaget karena ia kembali ke panti dan menanyakan apa yang terjadi.
Nana menoleh ke arah gadis yang masih menatapnya dengan raut prihatin. Ia melihat badge nama gadis itu, Seviana Margaretha.
"Ee... Tadi sudah 'kok." Jawab Nana berbohong.
Mana mungkin Nana jujur menjawab 'Iya aku belum makan dari kemarin karena nggak nafsu.' Nana masih tahu diri untuk tidak merepotkan gadis yang baru pertama kali dia lihat ini.
"Ada gejala lain? Pilek? Sakit kepala? Mau minum obat?" kata Seviana.
"Kalau enggak, kamu boleh masuk di bilik nomor 2. Lima belas menit lagi aku akan cek."
"Okay. Makasih ya,"
Setelah mengucapkan itu, Nana langsung masuk ke salah satu bilik kasur dan menutup tirai. Rasanya dia sudah mau pingsan ketika harus berbicara lama-lama. Nana mencoba memejamkan matanya. Dan, ia pun terlelap.
***
Nana mencoba membuka matanya yang terasa sangat berat. Bau obat-obatannya menyeruak di hidung Nana. Rasanya, bau ruangan UKS tak setajam ini, pikirnya. Dimana Nana sekarang?
"Terus gimana Dok? Nggak harus di operasi 'kan?" Nana mengernyitkan hidungnya, masih memejamkan mata. Suara itu bersuara lagi, "Penyakitnya nggak parah kan? Kalau nggak sembuh saya tuntut rumah sakit ini!" Tuntut katanya!?
Tunggu ... Bukankan ini suara Greg!? Gregory Nugraha?
Nana membuka matanya dengan cepat. Ia ingin berteriak tetapi suaranya entah hilang kemana. "G ... Greg .." Satu kata yang keluar dari bibirnya.
Greg langsung menoleh ketika mendengar suara Nana. "Lo udah bangun? Mana yang sakit? Lo haus? Laper? Tunggu disini Gue ke kafetaria –"
"Tu .. Tunggu .."
"Lo harusnya chat Gue kalau sakit! Call kek! HP Lo rusak? Sini Gue beliin I-Phone!"
Nana semakin kesal mendengar omelan Greg.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOANUARY
Teen FictionAlmanac Series #1 [SUDAH SELESAI] Kesalahan fatal yang berujung malapetaka terjadi di kehidupan Joana Isabelle. Hidup Nana yang tenang berbalik 180 derajat dan harus berakhir dengan Gregory Nugraha. Lelaki menyebalkan, narsis, dan berkepribadian bur...