Apa kabar kalian semua?
Dirumah udah pada ngapain aja nih? Udah bosen nggak?
Ayo absen dulu, jam berapa kalian baca cerita ini!
HAPPY READING!
***
"Greg ..."
Greg menoleh santai ke arah Nana. "Aku cuma kena gejala maag bukan lumpuh."
Greg memperlakukan Nana bak putri Kerajaan yang terserang penyakit kronis. Begitu pulang dari rumah sakit, Nana harus memakai kursi roda sampai ke parkiran padahal kedua kakinya masih berfungsi dengan baik. Lalu, Greg mengantarkan Nana ke panti dan menggendong Nana sampai ke kamar hingga seluruh anak di panti berteriak. 'Apa Kak Greg titisan Romeo di serial telenovela?'
"Udah bolos aja! Emang kamu mau ngapain di sekolah? Nggak ada yang cariin juga," komentar lelaki itu. Nana melotot.
"Y-Ya belajarlah! Bentar lagi ujian, kalau ketinggalan ma .. materi terus nanti Aku remidi gimana? Terus kalau remidi, nggak naik kelas gimana? Kamu mau tanggung? Kamu beda. Kakek kamu yang punya sekolah ..."
Greg tersenyum simpul. Menatapnya. Nana menelan ludah. Apa dirinya menyinggung perasaan Greg. "Ma ... Maaf. Aku sama sekali nggak mak—"
"Tenang aja, Na. Mantan pacar Lo ini yang punya sekolah. Naik kelas? Gampang! Merem aja. Gue bisa buat Lo naik kelas langsung. Tiket kelas satu,"
Tebakan Nana ... sepenuhnya salah. Nana memijat pelipisnya.
"Apa Gue pindah IPS? Bisa berduaan sama Lo. Hmm ... Enaknya tahun ini atau tahun depan? Menurut Lo?"
"Hah!?" Nana melotot lagi. "Ng .. gak. Nggak setuju!"
Nana benar-benar tak paham dengan lelaki ini.
"Hari ini bolos aja ya?"
"Nggak."
"Ayolah, Na. Masa sekolah nggak pernah bolos!"
Nana menghela napas. Kenapa lelaki ini pemaksa sekali, sangat menyebalkan!
Bunyi notifikasi dari ponselnya tiba-tiba berbunyi. Ia segera membuka pesan tersebut.
Hugo
Lo nggak mau mampir ke rumah? Bokap Gue nunggu kabar Lo terus.
Nana hanya menatap layar ponselnya. Apakah dia terlalu egois?
"Lo nggak mau mampir ke rumah? Bokap Gue nunggu kabar Lo terus." Ucap Greg pelan. Seketika lamunannya langsung buyar ketika mendengar ucapan Greg yang sedang membaca pesan dari Hugo.
"Ih! Kamu ngapain sih!" sergah Nana kesal. Mengagetkan saja!
Lelaki di sebelahnya tersenyum lebar tiba-tiba. "Ngapain senyum-senyum nggak jelas?" tanya Nana bingung. Lelaki di sebelahnya benar-benar seperti orang gila.
"Nah akhirnya... kita punya alasan bolos nih. Ayo kerumah mertua!" teriak Greg dengan semangat 45.
Nana melotot, "Mertua dari mana! Lagipula kalau aku mau kesana, ngapain kamu ikut?"
"Oke—oke ralat, ayo kita kerumah calon mertua." jawab Greg sambil tertawa canggung.
"Kamu nggak usah ikut." Kata Nana sambil mengetikkan pesan balasan ke Hugo untuk menanyakan alamat rumahnya. Ia pikir tidak ada salahnya untuk mampir sebentar. Ini sudah pukul tujuh ia juga, sudah terlambat untuk pergi ke sekolah. Semua gara-gara lelaki disebelahnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOANUARY
Teen FictionAlmanac Series #1 [SUDAH SELESAI] Kesalahan fatal yang berujung malapetaka terjadi di kehidupan Joana Isabelle. Hidup Nana yang tenang berbalik 180 derajat dan harus berakhir dengan Gregory Nugraha. Lelaki menyebalkan, narsis, dan berkepribadian bur...