JOANUARY - #10

200 37 16
                                    

Abcen dhulu yhuk di kolom ini 🤪

SUDAH SIAP SAMA CHAPTER BARU #Joanuary !? 🥰 Vote dan komentar kalian buat Author update setiap hari looh! Hargai karya Author, jangan menjiplak!

Happy reading! Love, Hyemi~ ❣

***

Hari ini, jam pelajaran terakhir kelas Nana kosong. Bu Ika selaku guru Ekonomi tidak masuk. Kelas Nana begitu ramai. Beberapa anak langsung menyeret kursi dan bercanda tawa bersama genk-nya, ada yang langsung pergi kabur ke kantin, ada juga yang hanya diam di tempat duduknya, seperti apa yang dilakukan Nana sekarang.

Nana benci jika harus ada jam kosong karena guru tidak masuk. Alasannya cukup mudah. Nana tidak tahu harus apa ketika sendirian. Kelas begitu ramai, tetapi Nana sangat merasa kesepian. Ketika Nana ingin bersiap tidur di mejanya, tiba-tiba Janet yang duduk disebelahnya memanggilnya.

"Na, itu keliatannya si Greg nungguin kamu di depan kelas deh!"

Mata Nana membulat lebar. Nana langsung menoleh ke arah pintu, dan benar lelaki menyebalkan itu berada di depan kelasnya. Bahkan, menyugar rambutnya di depan pintu dan melambaikan jemarinya.

"Ee.. Iya. Makasih ya, Jane."

Nana langsung berdiri dan beranjak keluar. Anak-anak di kelasnya memandang Nana dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang kepo, tatapan yang meremehkan, dan ada tatapan yang biasa saja. Yang pasti, segerumbulan anak berbisik-bisik. Nana tak ingin ambil pusing dan menghiraukannya.

Baru Nana berada di ujung pintu, Greg langsung menarik lengannya. Nana hanya diam melihat wajah Greg yang datar. Ada apa? Lelaki ini terlihat kesal ...

Greg menyeretnya pergi ke rooftop. Sepertinya, rooftop adalah tempat persembunyian lelaki itu. Di sepanjang perjalanan, lelaki itu diam saja. Nana pun melakukan hal yang sama, antara takut bersuara atau memikirkan apa kesalahannya. Lamunan Nana buyar ketika tiba-tiba Greg sudah melancarkan aksi protes-nya.

"Kemarin Lo pulang cepet? Lo pulang sama siapa? Lo sengaja? Atau, Lo selingkuh ya!"

Nana kesal dengan ucapan terakhir Greg. Selingkuh katanya!? Nana tidak habis pikir. Diantara mereka berdua, siapa yang suka memainkan hati perempuan? Nana berdoa agar sifat playboy menyebalkan seperti Greg ini cepat punah!

Ingin rasanya Nana berteriak di wajah Greg.

"Kemarin, Aku ada urusan di ruang guru." balas Nana cepat. Tidak jadi. Nana tidak punya keberanian berteriak di depan wajahnya.

Oke! Berbohong demi kebaikan, batinnya. Tidak mungkinkan kalau ia menjawab jujur, kalau sebenarnya Nana menghindari lelaki ini? Nana gugup seketika Greg sedang meneliti wajahnya. Doakan saja Nana tidak ketahuan berbohong. Riwayatnya bisa habis!

"Awas ya Lo! Lo itu pembantu Gue! Jadi inget. Jangan macem-macem sama Gue."

Nana hanya menghela nafas singkat. Untung saja nggak ketahuan! Untuk mengalihkan perhatian, Nana ingin berbasa-basi pada lelaki ini. "Kamu kok bisa di depan kelas aku? Nggak ikut pelajaran?" tanya Nana.

"Nggak. Males! Gue mau ajak Lo pergi," sahut Greg.

"Pergi? Kapan? Kemana?"

"Ya, sekarang lah! Nggak usah banyak tanya! Ambil tas Lo!"

"Gue beri waktu lima menit, Lo turun ke parkiran. Kalau telat, ada hukumannya. Bye, Pacar!"

Nana melongo. Ia tahu kelasnya sedang jam kosong tapi selama enam belas tahun hidupnya di sekolah ia tak pernah kabur dari kelas! Dan, sekarang ... Greg mengajaknya kabur keluar sekolah?! Lelaki ini benar-benar sinting!

JOANUARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang