JOANUARY - #17

167 29 14
                                    

Halo! Apa kabar?
Aku harap kalian selalu sehat dimana pun kalian berada. ❤

Udah siap baca kelanjutannya?

Happy Reading, peeps!

***

"Na? Nana?"

Nana tersentak kaget. Ia menoleh ke arah Hugo. "I ... Iya?"

Semenjak kejadian kemarin, hubungannya dengan Greg semakin memburuk.

Mereka berdua benar-benar seperti orang yang tidak saling kenal. Beberapa saat tadi mereka berpapasan, Greg bahkan tidak menoleh kearahnya sedikit pun. Wajah Greg pun terlihat datar dan dingin. Seperti bukan Greg yang ia kenal. Yang selalu melayangkan canda dan senyuman lebarnya, seperti bayi yang tak berdosa.

"Na. Lo nggak papa?" tanya Hugo sambil menatap Nana penuh selidik. "Lo daritadi diam aja,"

Sudah sepuluh menit Nana seperti orang linglung. Ia hanya diam. Kadang-kadang melamun. Ketika ditanya, Nana seperti tidak fokus. Tubuh Nana disini, tapi Hugo tidak tahu pikiran Nana berkeliaran dimana.

"Enggak. Ng ... Nggak papa kok." Nana tersenyum. "Sorry, tadi kamu ngomong apa ya, Hug?" ucap Nana sambil membentulkan posisi duduknya ke arah lelaki itu.

"Bentar lagi kita mau mulai wawancara-nya. Lo udah siap 'kan? Jangan bengong terus," canda Hugo yang menarik kertas di depannya lalu beralih ke wajah Nana.

Nana hanya meringis. "E ... Enggak kok! Mohon bantuannya, Hugo. Kalau boleh tahu, hari ini siapa yang –"

Ketika Hugo ingin menjawab, pintu sudah terbuka lebar dan menampilkan dua sosok yang sedang dihindari oleh Nana. Ya. Nana hindari. Gregory Nugraha dengan Julietta Novilda, kedua sosok yang sama-sama membuat Nana menderita.

Nana membeku. Pandangannya berpusat ke arah dua orang itu. Berbeda dengan Greg dan Juliet yang terlihat biasa saja, bahkan Juliet tak segan memeluk lengan Greg dengan manja. Mereka mengambil tempat duduk dan Juliet langsung menyilangkan kedua kakinya.

"Ayo cepet wawancara Gue,"

"Jangan lama-lama. Gue sibuk!" kata Juliet sembari mengibas rambut panjangnya yang bergelombang. Rok pendeknya seperti mengundang tatapan laki-laki, bahkan ukuran seragamnya lebih kecil daripada ukuran tubuhnya.

Manik Nana hanya terpaku pada Greg yang berjalan melewatinya. Nana rasa ia hanya bisa menunduk. Ia tak bisa protes ketika melihat Greg duduk disamping Juliet.

"Pertanyaan untuk Juliet. Apa yang membuat Lo bisa nyaman berada di sekolah?"

Juliet mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke pipi. "Mmm ... Mungkin dance? Hal yang Gue suka cuma itu. Oh! Sama liat cowok-cowok ganteng sih. Kayak cowok di sebelah Gue."

"Oh, ya! Sebulan lagi Greg bakalan lomba basket. Dan, Gue bakalan jadi ketua Cheers! Jadi, jangan lupa beli tiket sebanyak-banyaknya." balas Juliet sambil tertawa manja kearah Greg.

Hugo hanya mengganguk kecil. Ia lalu beralih ke arah Greg. "Kalau Lo?"

Greg hanya mengendikkan bahu. "Entahlah. Boleh Gue skip?"

Hugo mengangguk. "Apa yang Lo suka dari main basket? Secara orang banyak tahu, Lo yang mencetak rekor terbanyak di turnamen basket tahun lalu," terang Hugo.

Wajah Greg tampak menimbang. Dan, Nana hanya memperhatikan-nya dari kejauhan.

"Menurut Gue, basketball is like photography."

JOANUARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang