JOANUARY - #20

175 29 10
                                    

Asik udah masuk bab 20 nih! 🥰

Tulis kesan pesan kalian dong, ketika baca cerita ini. Hehehe

Oiya, seperti biasa hari ini Joanuary double update lagi!

Selamat membaca.

***

Lo besok harus nonton pertandingan Gue! Inget ya, jam lima. Awas Lo telat!

Perkataan Greg kemarin membuat Nana tak bisa tidur semalaman. Bahkan sampai sekarang Nana masih begitu gugup. Ia tak pernah menonton pertandingan basket, ia tak tahu harus memakai baju apa. Ia juga takut salah kostum. Dan, masalah utamanya adalah ia tak mengenal siapa-siapa disana. Apa Nana lihat dari Live Stream saja?

Astaga! Bagaimana ini ... Rutuk Nana.

Nana selesai bersiap-siap, ia hanya mengenakan pakaian santai. Kaos dipadu dengan celana jeans biru muda. Nana merapalkan doa dalam hati agar hari ini bisa berjalan dengan baik.

Ketika Nana keluar dari pintu, ia sangat kaget ketika melihat June dan Septian berada di depan pagarnya. Mereka berdua terlihat santai. June yang melambaikan tangannya, dan Septihan yang menyapanya dengan pose kedua telapak masuk ke saku celananya.

"Hai Na." sapa Septian.

"Cielah cakep amat Neng. Babang Greg pasti semangat tuh nanti." Celetuk June menggoda Nana.

Nana hanya tersenyum. "Kalian kok bisa disini?" tanyanya.

June hanya menghendikkan bahu menoleh kearah Septian, "Si Greg kesayangan Lo itu yang minta. Biar aman katanya. Biar Lo ada temennya juga." Sahut Septian lugas. June menyatukan alisnya sambil bergumam, "Keknya tadi Greg bilang nggak boleh dikasih tahu..."

Hati Nana menghangat ketika mendengarkan penuturan Septian. Ia tak menyangka Greg akan menyuruh teman-temannya untuk menjemputnya dan menemaninya.

***

Nana hanya bisa terkagum ketika pertama kali melihat lapangan yang penuh dengan manusia. Sangat ramai. Ada yang memakai baju khas SMA, ada juga yang membawa banner besar untuk mendukung anggota basket. Untung saja ia bersama June dan Septian, kalau tidak ... Nana yakin ia akan sendirian dan akhirnya memilih pulang saja!

"Kita duduk dimana ya?" sahut Nana pelan. Sepertinya stadion ini ramai sekali.

"Tuh di bawah deket lapangan. Kita beli tiket VIP. Biar nontonnya di depan langsung." Kata June sambil mengeluarkan tiga tiket bewarna emas itu. V ... VIP!?

"Di depan? Pa .. Paling depan?" sahut Nana memastikan pendengarannya.

"Iya Nona. Biar Lo fokus semangatin Greg. Greg juga bisa liat wajah Lo," jawab June sembari menaik-turunkan alisnya geli.

Mereka bertiga sudah berada di pinggir lapangan. Nana juga bisa melihat beberapa anak SMA Nugraha yang duduk di tempat VIP ini. Ketika Nana menolehkan kepalanya, ia bisa melihat Juliet dan tim Cheers-nya sudah bersiap. Astaga ... Gadis itu sangat cantik. Walau perawakannya nakal dengan pakaian berbahan minim—Sebentar! Apa yang Nana barusan lihat?

Juliet seperti menempelkan telapak tangannya di bibir, lalu meniup ke arah tempat duduk mereka. Kepala Nana segera menoleh ke arah lelaki sebelahnya, Septian. Tunggu ... Kenapa lelaki ini berwajah datar? Apa ia tidak melihat aksi Juliet tadi? Lamunannya buyar ketika tim Cheers berlenggok ke tengah lapangan.

Pukul enam tepat, pertandingan basket ini resmi dimulai. Ada dua MC yang memandu acara. Yang pertama dimulai dengan lomba dance, ada lima tim yang akan berlomba, yang nantinya akan diseleksi sampai tahap tiga besar. Tim Juliet menjadi pusat perhatian, dengan adanya Juliet sebagai center. Tim Juliet juga sangat kompak dan memiliki tema yang unik. Nana yakin lomba dance itu dapat dimenangkan dengan mudah oleh Juliet. Sungguh...

JOANUARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang