JOANUARY - #9

190 39 20
                                    

ABSEN DULU DI KOLOM INI~ 🤗❤

VOTE & KOMENTAR KALIAN BIAR Author SEMANGAT DAILY UP 🌈 Dilarang menjiplak karya Author ya! Kritik membangun boleh, lo! Tapi hate comment akan di Block krn tdk menghargai karya Author 🤗

Selamat membaca! Love.

***

"Woi!"

Nana tersentak kaget. Lelaki itu memang mempunyai bakat untuk meng-kagetkan orang. Dimanapun lelaki itu muncul, Nana selalu saja kaget. Entah Nana tidak tahu sebenarnya Greg yang salah, atau Nana yang terlalu gugup memikirkan 'insiden' kemarin. Pipinya memerah kembali.

"Lo itu kerjaannya bengong ya? Dimana-mana bengong. Heran deh Gue," kata Greg sembari duduk di samping Nana dengan santai.

"Sia.. Siapa yang bengong! Aku lagi sibuk. Nggak usah cari masalah," ketus Nana.

"Iyain aja deh... Lagi apa sih Lo?" tanya Greg dengan wajah ingin tahu.

"Lagi kerjain PR Bu Indah."

Nana tak ingin mengulur-ngulur waktu untuk mengerjakannya tugas sekolahnya. Ia lebih memilih fokus mengerjakan tugasnya di sekolah daripada harus membawa pulang. Karena di panti Nana pasti sibuk. Belum lagi—jika terlambat, Bu Indah tak segan memberi hukuman yang setimpal!

"Bu Indah tuh guru apa ya? Matematika? Atau, Biologi?" gumam Greg bingung.

Nana melongo ke arah Greg. Serius!? Lelaki ini bahkan tidak tau siapa Bu Indah? Kerjaan lelaki ini di sekolah apa sih? Batinnya.

"Kamu nggak tau Bu Indah guru apa? Dia guru bahasa Inggris, Greg. Bu Indah itu guru ter-killer di angkatan kita," sahut Nana.

"Oo.. Ooh! Guru bahasa Inggris! Kalo Gue taunya namanya Bu Dadah! Bukan Bu Indah keles." Jawab Greg santai.

"Nggak sopan." Sahut Nana singkat. Memang ya lelaki ini tidak memiliki kepribadian yang bagus sama sekali!

"Ya udah kerja-in tugas Gue juga!"

"Emang tugas kamu halaman berapa?"

"Ya mana Gue tahu! Banyak tanya Lo! Udah samain aja kayak punya Lo!" jawab Greg.

Nana melongo. Sudah gila ini orang!

Nana pikir ia akan coba membantu Greg mengerjakannya sekalian Nana ingin berterima kasih kepada Greg yang sudah mengajaknya jalan-jalan. Tapi ia tak menyangka bahwa lelaki ini bahkan tidak tahu tugasnya apa!

"Kamu kalau di sekolah ngapain aja?"

"Ya, kalau di sekolah Gue kerjaannya kabur dari kelas, ke kantin, terus tidur. "Kenapa? Kepo? Udah mulai suka sama Gue?" cerocos Greg.

"Enggak! Bingung aja. Kamu kok bisa naik kelas ...." gumam Nana pelan.

Greg mendelik kesal kearah Nana. "Lo berani ya sekarang sama Gue! Nggak usah banyak omong cepet kerjain aja!"

Nana hanya menghela nafas. Ia benar-benar tak paham dengan apa yang ada dipikiran Greg.

Bermain-main di masa mudanya? Tapi Nana tak ingin ambil pusing. Nana tahu bahwa keluarga Greg pasti bisa diandalkan. Tidak seperti dirinya yang harus berkerja keras.

"Lo nggak kerja? Bengong aja terus!"

Nana tak memperdulikan ucapan Greg. Ia mulai mengambil kertas folio bergaris dan mengerjakan tugas Greg.

Rasanya Bu Indah kalau kasih tugas sama deh tiap kelas, semoga saja sama. Batinnya.

Selama Nana mengerjakan tugas Greg hanya memandangi gadis di sebelahnya ini.

Orangtua-nya dimana? Dia dibuang? Apakah orangtua-nya meninggal? Dan pikiran-pikiran lainnya.

Sebenarnya, Greg kasihan dengan gadis ini. Tapi ... Entah kenapa, Greg tak bisa melepaskan Joana Isabelle semudah itu.

***

Semenjak ia pacaran dengan Greg, Nana merasakan perubahan besar dalam hidupnya.

Ia mulai dikenal dengan panggilan "Si Budak Greg". Orang-orang kini benar-benar memperhatikannya. Bahkan akun Instagram-nya yang sudah mati tiba-tiba menjadi banyak pengunjung. Ada yang follow hanya untuk menghinanya. Atau, hanya sekedar ingin tahu apakah Nana memposting foto bersama Greg. Bahkan, guru-guru mulai memperhatikan dirinya, apakah benar Nana adalah pacar Gregory Nugraha.

Nana menghela nafas. Ia merasa aneh dengan dirinya. Hari ini, Greg memaksanya untuk pulang bersama lagi. Tapi, Nana tidak mau! Akhirnya, ia sekarang kelabakan seperti pencuri. Diam-diam bersembunyi agar tidak ketahuan. Tapi, Nana akhirnya lega ketika melihat Greg yang sudah masuk ke mobilnya dan sudah melesat pergi keluar sekolah.

Nana akhirnya dapat berjalan menyusuri lorong dengan tenang.

Tapi, ada seorang lelaki di taman yang menarik perhatiannya. Lelaki itu sedang fokus dengan buku gambarnya. Lelaki itu dengan tenang mencoret-coret buku sketsa-nya dengan pensil.

Pria itu? Nana mengingatnya. Lelaki itu yang ia tabrak saat terburu-buru keluar dari kantin.

Lelaki itu menoleh kearah Nana. Mata mereka sempat bertabrakan, tetapi Nana langsung buru-buru pergi. Ia tak mau menambah masalah dengan berdekatan dengan orang lain lagi.

Disisi lain, lelaki itu hanya bisa menatap kepergian Joana.

Dari pertama kali ia melihat Joana di kelas X, lelaki itu berpikir bahwa gadis itu menyembunyikan magnet yang bisa menariknya lebih dalam. Wajah polos itu, mata, bibirnya ... Lupakan. Lelaki itu memandang gambarannya. Bocah laki-laki dan perempuan yang berlarian di halaman hijau sembari tertawa lebar.

"Berapa lama lagi ...?" gumamnya.

TO BE CONTINUED.

Vote dan komentar kalian ditunggu.

Kehadiran #SecondLead udh muncul nih! 🙇🏻‍♀️

Best Regards,

Hyemi Park.

JOANUARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang