JOANUARY - #19

162 29 8
                                    

Hai! Nggak kerasa ya Joanuary sekarang udah bab 19 🥰

Terus dukung penulis dengan klik bintang di pojok kiri ya! Gratis kok.

Happy Reading, peeps!

***

Nana menatap dirinya di pantulan kaca.

Nana berpamitan pada Bu Sinta dan melangkah keluar. Dan, ia tak menyangka di keadaan sepagi ini. Ada sosok lelaki yang menunggunya dengan santai sambil menyandarkan tubuhnya di mobil. Hah? Itu Greg?

"Pagi, Na." Sapa Greg dengan riang. Sempat-sempatnya pria itu melambai sembari menyugar rambutnya.

"Kamu ngapain disini!?" tanya Nana bingung. Ia buru-buru keluar dari pagar sebelum Bu Sinta menangkap basah lelaki ini.

Greg tersenyum lebar, "Ya jemput Pacar lah!"

"Suara kamu kecilin!"

Nana yakin wajahnya sekarang sudah menjadi kepiting rebus. Empat kata yang membuat jantung Nana berdetak kencang di pagi hari ini.

"Ayo naik!"

Nana menaiki mobil dengan gugup. Ia sangat malu untuk menatap Greg. Ngapain sih Greg pagi-pagi kesini? Batin Nana. Greg hanya tersenyum ketika melihat Nana yang malu sekali menatapnya.

"Yok kita sarapan! Lo mau makan apa?"

Nana menoleh kearah Greg dengan bingung. "Kita 'kan mau sekolah!"

"Ini masih jam setengah enam lebih sepuluh Joana Isabelle! Mana ada yang ke sekolah jam segini. Lo mau nyapu kelas?" kata Greg sembari menatap Nana. "Gue bangun pagi-pagi belum sempat sarapan juga!"

Nana hanya merenggut kesal. "Ya 'kan aku emang datengnya pagi, Greg!"

"Tuh, ada yang jual bubur! Enak nih pagi-pagi gini makan bubur. Keinget Lo suapin Gue!" ucap Greg dengan semangat. Tanpa memperdulikan Nana yang menunduk malu. Kenapa Greg selalu berhasil menggodanya?! Jelaskan!

Mereka berdua keluar dari mobil. Duduk di pinggiran jalan, hanya ada meja kecil dan dua tempat duduk. Tidak ada orang. Mereka pelanggan pertama pastinya. Sepagi ini ...

"Mang! Pesen dua porsi ya. Yang banyak isinya!" teriak Greg.

"Siap Den!"

Secepat kilat, dua porsi bubur itu sudah tersedia di meja. Sekarang Nana tahu Greg sangat menyukai bubur.

"Selamat makan!" ucap Greg cepat.

Nana menoleh kearah Greg yang sedang makan dengan lahap, "Doa dulu Greg. Terus makannya pelan-pelan. Dikunyah baru ditelan!"

Mendengar ucapan Nana, Greg langsung terbatuk-batuk. "Hehehe ... Gue lupa, Na."

Nana dengan cekatan mengambil tisu dan mengelap bubur yang berserakan di meja akibat ulah Greg. Nana juga membukakan air putih yang tersaji di meja. Menaruh botol itu di sebelah mangkuk bubur Greg. Lalu, Nana berdoa dan baru memakan buburnya.

Greg hanya terpaku menatap Nana. Ya biasa ... Manusia akhlakless dan utusan Malaikat berbeda jelas. Bagaimana dia bisa menyia-nyiakan gadis sebaik Nana?

***

Jam 6.45, Greg dan Nana sampai di sekolah. Mereka berdua menjadi pusat perhatian disana. Nana hanya menunduk malu ketika sampai sekolah. Jam-jam segini sekolahan sangat ramai. Harusnya tadi aku berangkat sendiri aja! Batinnya.

Nana tersentak kaget ketika melihat Greg menautkan tangan mereka. Greg menoleh dengan santai dan hanya berkata, "Nggak usah nunduk terus! Lo pacar Gue, bukan budak Gue! Santai!" ketusnya.

Greg menarik tangannya dan berjalan kearah sekolah dengan senyuman. Mereka berdua bergandengan tangan dari lorong lantai satu sampai lantai dua. Lorong yang begitu ramai yang dipenuhi oleh siswa-siswi SMA Nugraha. Banyak anak-anak disana sampai bingung bagaimana mereka bisa berdua lagi, ketika kemarin-kemarin sempat ada kabar putus.

"Gandeng terus! Gaskan!" teriak June di depan kelas. Lelaki itu menggoda Greg dengan menarik-turunkan alisnya, "Belagak jalan di pelaminan aja Lu!" teriaknya lagi pada Greg.

Nana menunduk lagi ketika mendengar teriakan June. Ia sungguh malu! Nana ingin menenggelamkan dirinya di rawa-rawa.

Greg hanya tertawa ketika mendengar teriakan June. Greg tetap menggandeng Nana menyusuri lorong kelas dan membawa Nana ke hadapan June dan Septian.

"Gitu sok-sokan nggak minta maaf. Sok hopeless banget!" sindir Septian pada Greg.

"Harusnya Lo nggak usah maafin Na!" lanjut Septian sambil melirik Greg yang sedang kesal.

"Temen macam apa Lo!" teriak Greg kesal.

Nana hanya tertawa ketika melihat persahabatan Greg June dan Septian. Terkadang ia juga ingin mempunyai sahabat seperti Greg. Tidak bisa tapi ...

"Nggak papa, Sep. Greg udah minta maaf kok," Jawab Nana sambil tersenyum.

Greg tersenyum bangga. "Tuh liat! Cewek siapa dulu ... Uhuy!"

"Gini aja dibilang cewek Gue, kemarin-kemarin apa Bro!?" teriak June.

"Nggak usah bacot! Merusak suasana banget!" sahut Greg sambil melotot.

Greg merangkul Nana, "Yuk, Na! Gue anter ke kelas. Nggak usah dengerin nih bocah." Greg menunjuk kearah June.

"Greg ... Lepas! Malu ..." kata Nana sambil berusaha melepaskan rangkulan Greg.

"So sweet banget sih! Rangkul terus bang!" teriakan June sungguh membahana di lorong kelas IPA.

"Santai aja. Kapan lagi dirangkul cowok ganteng kayak Gue!"

Nana hilang kata-kata.

TO BE CONTINUED.

Eheem. Ada komentar untuk bab ini?

Terimakasih sudah membaca JOANUARY!

Best Regards,
Hyemi Park

JOANUARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang