Setibanya di depan gerbang SMA 2 akupun berpamitan dgn ayah.
"Belajar yg rajin ya nak, bahagiain kakekmu yg udah tenang disana" pesan ayah seraya tertawa kecil. Aku hanya mengangguk malas sebelum keluar dari mobil.
"Bismillah, semoga dia gatau kalau aku juga sekolah disini" gumamku sebelum memasuki gerbang sekolah baruku. Tak lupa aku memasang masker untuk menutupi sebagian wajahku. Aku tak ingin banyak yg mengenalku disini, apalagi sampai dia tau aku juga bersekolah disini. Bisa-bisa dia menganggapku sebagai penguntit yg akan menghancurkan hubungannya dengan pacarnya.
Oh maksudnya "dia" tadi pacarnya toh. Ralat, mantannya.
Aku menuju ke kelasku. Aku mengingat saat MOS beberapa hari yg lalu. Kelas ku sudah dibagi saat itu.
Sepertinya aku terlalu pagi datang kesekolah. Hanya ada beberapa siswa baru yg datang. Kulihat banyak bangku kosong namun aku memilih duduk dipojok belakang. Itu mungkin membuat beberapa siswa kelasku yg menatapku mungkin seperti org yg tertutup. Tapi ah bodo amat.
Berangsur-angsur siswa-siswa lain banyak yang berdatangan sampai akhirnya ada seorang siswi cantik menghampiriku.
"Hai aku Syifa. Boleh aku duduk disini?" tanyanya lembut.
"Oh iya boleh, silahkan Syifa" jawabku. Diapun duduk dibangku samping ku.
"Oh ya nama kamu siapa?" tanyanya
"Ah maaf aku lupa ngenalin diriku. Aku Ulfa dari SMP 1" jawabku seraya terkekeh kecil.
"Senang berkenalan denganmu Ulfa, aku sendiri dari MTsN 2" balas Syifa seraya menampilkan senyuman manisnya. Kurasa Syifa anak yang baik kuharap aku bisa berteman dengannya.
.
.Beberapa minggu berlalu sepertinya keadaan aman-aman saja. Sepertinya dia belum menyadari jika aku berada disatu sekolah yg sama dengannya. aku dan Syifa pun semakin akrab saja. Kami sering ke mana-mana bareng. Ke kantin, toilet, perpustakaan dll. Kurasa aku sudah mengganggapnya sebagai sahabatku dan mungkin Syifa pun beanggapan yang sama.
Kringggg....
Bunyi bel tanda istirahat. Aku merapikan tugas-tugas yg telah diberikan oleh guru sebelumnya karena guru-guru sedang rapat.
"Ulfa kantin kuy, laper nih habis ngerjain tugas tdi" ajak Syifa
"Siap" balasku seraya menirukan orang hormat.
Setelah selesai membeli makan dan minum, aku dan Syifa memutuskan untuk menyantapnya di taman sekolah karena kantin tadi cukup ramai.
Tiba-tiba,
"Ah shit! Itu ka Andra kan? Sama siapa dia kok suap-suapan gitu. Jangan-jangan cewek itu pacar barunya? Duh jgn sampe ka andra melihatku disini" gumamku.
"Fa, kamu kenapa kok berhenti trus bengong gitu ayo duduk dibawah pohon disana" tunjuk Syifa yg berada dekat dgn posisi ka Andra saat itu.
"Syifa lebih baik cari tempat lain aja yuk, aku kek nyium bau tai kucing disini, ayo" jawabku seraya menarik lengannya untuk pergi dari taman itu.
.
."Eh Ulfa kenapa gak mau ditaman tadi? Disana sunyi lo, tenang, ga berisik kaya disini" tuturnya seraya menatap beberapa teman sekelasku yg sedang sibuk main bola kertas di depan kelas dan membuat suasana kelas cukup gaduh. Ya akhirnya aku memilih untuk makan dikelas saja.
"Maaf Syifa tapi lain kali aja ya kita makan disana" aku hanya bisa mengatakan itu karena aku belum menceritakan sedikitpun padanya tentang ka Andra.
Ya, Ka Andra itu mantan pacarku saat masih SMP tepatnya saat aku masih kelas 8 dan dia kelas 9.
Hubungan kami berakhir sekitar beberapa bulan setelah dia lulus dari SMP dan masuk ke sini (SMA 2) dan jujur itu aku gatau kami itu udah putus beneran apa nggak. Masalahnya kami putus tanpa anggapannya peresmian gitu:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan
Teen FictionGimana rasanya kalo kita dipertemukan lagi sama mantan pacar yg sudah ninggalin kita tanpa kejelasan. Apalagi dia sering memamerkan kemesraan dgn pacar barunya didepan kita! Gimana kalo pada akhirnya kita ternyata menikah dengan nya, padahal kita sa...