Part 11

145 8 0
                                    

"Hah? Andra?" ujar Ulfa dan Sandy bersamaan.

Ternyata disaat bersamaan Andra dan Riana sudah kembali dari perpustakaan.

"Ada apa kak?" tanya Andra yg sepertinya pura-pura tak menyadari keberadaan Ulfa dan Sandy.

"Ini, kamu ada waktu gak? Tolong awasi mereka berdua ya. Kakak kebelet banget. Jaga mereka cuma 15 menit aja habis itu suruh mereka catet nama trus suruh balik ke kelas" jelas Kakak OSIS itu.

Andra menatap ke arah mereka berdua. Sandy pun menatap tajam ke arahnya.

"Iya aku bakal awasin mereka" jawab Andra.

"Terima kasih Andra, kamu memang bisa diandalkan" ujar kaka OSIS itu sebelum pergi menuju toilet.

Kenapa Andra tiba-tiba diperintahin buat ngawas mereka berdua? Kan Andra itu sekretaris OSIS, jadi dia juga berhak ngurus hal-hal seperti ini.

"Na, kamu balik kekelas aja ya. Takut kamu kelamaan nunggu aku ntar capek" ujar Andra lembut sembari menatap ke arah Ulfa untuk memanas manasinya.

"Nggak deh, aku disini aja. Mau nemenin kamu. Cuma 15 menit doang gapapa. Aku bisa nunggu dibawah pohon itu" ujar Riana.

"Yaudah terserah kamu aja" jawab Andra lembut. Sandy melihat Ulfa memalingkan wajahnya untuk tidak melihat drama konyol itu.

"Gapapa ada aku" bisik Sandy pada Ulfa yg membuat senyumnya mengembang.

"Wah Sandy, akhirnya kamu nemu cewe juga. Kuharap kamu tahan ya dek sama sikap temperamennya si Sandy" ujar Riana pada Ulfa. Ulfa hanya memalingkan wajahnya. Keknya Riana ga tau kalo Ulfa itu mantan pacar Andra.

Sedari tadi Andra mondar-mandir disekitar Ulfa dan Sandy. Sedangkan Riana duduk nyaman dibangku panjang yg tepat dibawah pohon.

"Ulfa kamu sakit ya? Kok mukamu jadi pucet" tanya ka Sandy.

"Nggak kok aku gapapa ka, cuma agak capek aja" jawab Ulfa.

"Tahan ya, tinggal 10 menit lagi" bisik Sandy. Ulfa hanya mengangguk. Jujur saat itu Ulfa sangat lelah dan lemas sekali. Mungkin karena tadi dia lupa sarapan. Andra pun dari tadi melihat gelagat Ulfa yg kek lemes banget gitu. Tak lama kemudian,

Brughh..

Hampir saja tubuh Ulfa terjatuh ke tanah sampai Andra dengan cepat menahannya. Oh tidak, Ulfa pingsan.

Andra yg tiba-tiba sangat panik dengan keadaan Ulfa, memancing Riana untuk melihat. Benar saja setelah itu dengan singgap Andra berlari membawa Ulfa ke UKS tanpa peduli teriakan dari Sandy ataupun Riana dan beberapa siswa yg menyaksikan hal itu.

"Andra belum pernah sepanik itu kalo liat ada yg pingsan" ujar Riana pelan namun dapat didengar oleh Sandy.

"Kamu tau kenapa Andra sangat cemas?" tanya Sandy. Riana menoleh.

"Karena Ulfa itu mantan pacar Andra" ujar Sandy lalu berlalu meninggalkan Riana yg mematung sendirian ditengah lapangan.

"Jadi adkel itu mantan pacar Andra?" batin Riana.

"Ka tolong cepetan tanganin dia!" teriak Andra yg sangat panik dgn keadaan Ulfa.

Tak berapa lama kemudan kakak-kakak penjaga UKS segera menangani Ulfa. Terlihat wajah cemas Andra saat berada disamping ranjang UKS yg ditiduri Ulfa. Ternyata disana ada Sandy dan Riana yg berdiri didepan pintu UKS. Menyaksikan bagaimana panik dan khawatir yg Andra rasakan saat melihat Ulfa, (padahal cuma pingsan doang wkwk)

Sandy's pov

Aku terkejut dengan keadaan ini. Kenapa Andra begitu peduli dan sangat khawatir pada Ulfa? Bukan kah selama ini Andra yg sudah menyakitinya. Apakah Andra masih menyimpan perasaan padanya?.

Kutatap seseorang yg berdiri disampingku. Wajahnya yg sedari tadi menggambarkan bahwa dia sangat kesal dengan kejadian barusan dan air mata yg dikeluarkannya menggambarkan bahwa dia sangat kecewa. Ditambah setelah aku memberitahunya jika Ulfa itu mantannya dulu.

"Sandy..." panggilnya. Akupun menoleh.

"Kenapa Andra sangat peduli pada gadis itu?" tanyanya dengan suara serak. Mungkin karena kecewa kali.

"Aku juga gak tau" balasku cuek. Jujur aku masih agak kesal dengannya karena dulu lebih percaya dan memilih Andra dari pada aku.

"Kamu ada hubungan apa dengan Ulfa?" tanyanya lagi.

"Dia temanku, atau lebih tepatnya ku anggap sahabatku" jawabku.

"Apa kamu mencintainya?" tanyanya.

Deg!

Pertanyaannya membuatku terpaku. Jujur aku tak yakin apakah aku sekarang punya perasaan pada Ulfa. Tapi aku memang merasa ingin selalu ada disampingnya dan tak ingin melihatnya menangis. Ya, aku mencintainya.

"Itu privasi, kau tak perlu tau" jawabku cuek.

"Sandy, please...kalo kamu memang cinta sama dia, jangan biarkan dia dekat sama Andra. Aku gak suka itu. Tolong kamu jangan biarin Ulfa bertemu dengan Andra" pintanya.

"Aku gak ada hak buat ngelarang Ulfa bertemu dengan siapapun, termasuk Andra" jawabku.

"Sandy...kumohon. aku ga mau kehilangan Andra. Aku sayang sama dia" pintanya lagi.

Belum sempat aku menjawab, aku melihat Ulfa sudah sadar. Namun entah kenapa aku tak berani menemuinya.

Ulfa's pov

Aku membuka mataku. Rasanya masih berat sekali dan pusing banget. Sosok pertama yg kulihat adalah Ka Andra. Sedang apa dia disini? Aku menatapnya. Terlihat rasa cemas dan khawatir tersirat di matanya saat menatap ku.

"Kamu gapapa kan Fa?" tanyanya.

"Kakak ngapain disini? Aku dimana? Aku kenapa?" tanyaku.

"Kamu tadi pingsan trus kakak bawa ke sini" jawabnya.

"Benarkah? Ka Andra membawaku kemari? Kenapa? Kenapa dia peduli denganku? Eh tunggu, ka Sandy mana?" batinku.

"Ka Sandy!" aku memanggilnya saat dia hendak menghampiriku. Aku merubah posisiku menjadi duduk. Seketika dia memelukku.

"Fa kamu gapapa kan?" tanyanya.

"Iya ka Aku gapapa kok" jawabku.

"Kakak cemas banget tadi. Tapi untunglah kamu gapapa" ujarnya. Akupun tersenyum.

Ka Andra yg sepertinya sudah tidak dibutuhkan segera beranjak pergi.

"Andra...terima kasih" ujar Ka Sandy tulus padanya.

"Tolong jaga dia" pesan ka Andra tanpa menatap kearah kami dan langsung pergi begitu saja.

Andra's Pov

Aku berjalan keluar UKS. Entah kenapa aku kesal saat Ulfa lebih memilih Sandy dibanding aku, padahal aku yg sudah menolongnya. Aku melihat didepan pintu UKS ada Riana yg menanti ku.

"Andra...." panggilnya. Namun aku sangat tidak mood jadi aku mengabaikan dan melewatinya begitu saja.

"Andra....Andraaa.." dia terus mengejarku. Aku yg kesal pun menoleh.

"Apaan sih Na?! Aku lagi males bicara!" balasku.

"Andra kamu kenapa sih. Kok malah kamu yg marah-marah? Harusnya itu aku! Aku ga suka caramu memperlakukan Ulfa tadi. Kamu kenapa sangat peduli dan khawatir padanya?" tanya Riana kesal.

"Karena dia itu mantan aku!" jawabku.

"Trus kalo dia mantan kamu kenapa? Aku ini pacar kamu! Kenapa kamu mengabaikan ku?! Aku kecewa sama kamu Andra!" teriaknya sebelum beranjak pergi.

"Arghhhh" aku meninju dinding kooridor.

"Apa yg aku lakukan? Kenapa aku bisa marah gitu sma Riana? Kenapa juga aku tadi peduli banget sma Ulfa? Kan ada Sandy, kenapa aku tadi sangat mengkhawatirkannya? Ck!" batinku sebelum akhirnya memutuskan untuk menyusul Riana.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komentarnya💕

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang