Part 18

112 7 0
                                    

"Ka Andra?" batinku tak percaya.

Diapun menoleh dengan tatapan terkejut. Aku pun langsung berbalik ke arah pintu belakang bus tempat aku naik tadi. Tak lupa aku jadi tontonan kakak-kakak OSIS yg ada didalam bus itu.

"Ulfa kamu mau kemana?" tanya ka Nanda.

"Aku bareng salah satu mobil guru aja" jawabku seraya hendak pergi.

"Eh tapi mobil guru udah penuh semua" balasnya.

Deg,

"Berarti aku harus duduk sama ka Andra dong" batinku.

"Ka boleh ga kita tukeran tempat duduk. Kakak sama ka Andra aja, aku yg duduk disini. Boleh yaa" pintaku. Belum sempat ka Nanda menjawab, ada anak OSIS lain yg menyela.

"Hey kamu itu ya ga tau diuntung banget. Udah tau ketinggalan bus, trus numpang disini. Udah diberi tempat malah milih-milih. Gimana sih?!" teriaknya.

"Hust, Bastian! Ga boleh gitu. Kamu itu ga usah marahin dia coba" bela ka Nanda. Aku melihat kakel itu mencibir kesal.

"Yaudah, kamu boleh duduk disini. Kakak akan duduk dekat Andra" balasnya ramah.

"Eh ka ga usah aja deh. Bener kata kakak yg tadi. Aku sudah numpang sama kalian, seharusnya ga boleh pilih-pilih tempat gitu. Aku akan duduk disebelah ka Andra aja" putusku yg sebenernya aku sama sekali ga sudi.

"Kamu yakin?" tanyanya memastikan.

"Iya ka. Btw makasih udah nolongin aku dan ngizinin aku numpang di bus ini" tuturku.

"Ih santai aja kali. Memang salah satu tugas OSIS itu kan melindungi dan membantu siswa-siswa lain yg dalam kesulitan" jelasnya. Akupun hanya membalasnya dengan senyuman. Setelah itu aku kembali ke bangku sebelah ka Andra.

Selama perjalanan, aku membuang muka padanya. Dih sebenernya aku males banget duduk disebelah dia. Tapi ya gimana lagi?

Tiba-tiba, Aku baru ingat tadi ingin menyalakan handphone ku. Dan saat sudah menyala, terlihat banyak sekali notifikasi panggilan dari beberapa teman sekelasku. Terutama Syifa. Aku jadinya menelpon balik dia.

"Astaghfirullah Ulfa!! Akhirnya kamu jawab juga. Kemana aja kamu tadi? Trus kamu masih di sekolah atau ga jadi ikut?"

"Heh sembarangan aja bilang aku
Ga jadi ikut. Nih aku jadinya masuk
Bus anak-anak OSIS!"

"Ya maaf. Abis sopir bus kita itu ga sabaran banget. Dibilangin masih ada yg di toilet malah bilang ntar bisa naik bus lain. Kan tolol banget tuh"

"Yaudah lah gapapa. Lagian aku
Sudah dapet bus juga. Yaudah aku
Tutup dulu ya. Ngantuk banget
Bobok. Ngantuk bngt. Byee"

Setelah itupun panggilanpun ku akhiri. Tanpa kusadari, ka Andra dari tadi selalu melirik kearahku.

"Hoammm...ngantuk banget" ujarku seraya menguap cukup keras. Dan aku langsung jadi pusat perhatian anak OSIS yg berada disekelilingku.

"Duh anjir! Malunya aku" batinku sambil membenamkan wajahku dalam bantal yg sudah disediakan di bus itu.

Andra's pov

Jujur aku kanget banget tadi saat tau yg akan duduk disampingku adalah Ulfa. Saat ka Nanda tadi bilang ada orang yg mau duduk disampingku, aku berpikir itu mungkin anak OSIS tambahan gitu. Eh ternyata itu Ulfa.

Aku menatap gadis cantik yg tengah terlelap disampingku. Cepat sekali dia tertidur. Padahal baru beberapa menit yg lalu dia mengoceh di telepon dengan temannya. Aku menyusuri setiap sudut diwajahnya.

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang