Part 26

100 5 0
                                    

"M...maksud kakak apa? Gara-gara aku? Emang aku ngelakuin apa?" tanyaku bingung.

"Kamu masih bertanya karena apa?! Asal kamu tau gara-gara kamu sekolah disini aku jadi putus sama Riana!" jawabnya.

Kini dia dengan gila nya mencekik leher Ulfa. Kondisi disana sangat sepi. Jadi walaupun Ulfa berteriak kira-kira ga akan ada yg mendengar.

"Ka....le..lepa...lepa...sin...a..aku...ga...bi...bi...sa...nafas" rintih Ulfa.

Anjir Andra bener-bener gila ya guys:v

"Kamu tau? Gara-gara kamu Riana mutusin aku. Dia tau segala hal yg kita lakuin waktu di pantai kemarin. Pasti kamu kan yg beritau dia biar dia cemburu dan mutusin aku. Jadi kamu bisa berharap balikan sama kakak?!" bentaknya.

Keknya Andra keminum bensin deh. Perasaan kemaren dia yg mohon-mohon biar Ulfa bisa balik ke dia. Kok dia malam memutarbalikkan fakta sih? Gemez deh! Pen minta ditampol aja Andra itu:v

"Ka...a..aku...g...ga..k...laku...in...i..tu... Tolong...le....pas...lepas...in..ka" keluhnya lagi. Disisi lain,

"Lah San, kamu ga nyamperin Ulfa? Masa dia piket se lama ini?" ingat Deny saat ditengah-tengah mereka bermain catur.

"Skak! Mampus lo!" teriak Sandy kegirangan.

"Woi pacar kamu tuh, masa ga diajak pulang. Ntar dianterin Andra mampus tuh!" sela Febri.

"Ah iya ya, harusnya udah selesai sih dan harusnya dia ngehubungin aku" ujar Sandy bingung.

"Nah jangan-jangan beneran di ambil duluan sama Andra, hahahha" timpal Alan.

"Apaan sih?! Yaudah aku samperin dia dulu deh. Ntar malem jadi kan kumpul dirumah Febri?" tanya Sandy.

"Jadi dong" balas Febri disambut anggukan oleh Deny dan Alan.

"Bagus deh, yaudah aku pergi dulu lah" pamit Sandy seraya meninggalkan kelasnya.
.
.

"Lah kok sepi? Fa....Ulfa..." panggil Sandy saat berada didepan pintu kelasnya.

"Masa sih udah pulang?" pikir Sandy seraya mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Ulfa.

"Berdering, tapi kok ga dijawab?" batin Sandy.

"Coba kutunggu diparkiran aja deh" pikirnya seraya berjalan ke arah tangga.
.
.

"Aku nyesel pernah berhubungan sama orang kaya kamu,Ulfa!" kini dia jadi menjambak rambut Ulfa.

Wih Andra kalo emosi sadis banget yah, ga kenal cewe atau cowo main kasar aja dia:v

"Ka...lepas...sak....sakit...." rintih Ulfa lagi. Bayangin aja, lehernya itu masih dicekik oleh Andra dan rambutnya dijambak habis-habisan sama Andra.

Sandy yg saat itu ingin ke parkiran hendak menuruni tangga. Sampai dia melihat orang yg dia cari-cari dari tadi nampak. Namun parahnya dia melihat kekasihnya itu tengah disiksa oleh mantannya sendiri.

"U....Ulfa? Andra?" batin Sandy tak percaya dengan apa yg dia lihat. Tanpa aba-aba lagi, Sandy segera menghampiri mereka dan memberikan tonjokan keras pada Andra hingga tubuhnya terhempas ke lantai. Ulfa yg sudah tak ada tenaga itu langsung ambruk ke lantai namun berhasil ditahan oleh Sandy.

"Fa, kamu gapapa kan?" tanya Sandy khawatir karena wajah Ulfa sangat pucat. Mungkin karena kekurangan oksigen karena dicekik oleh Andra tadi. Belum sempat Ulfa menjawab, Sekilas Sandy melihat Ulfa menatap tajam ke arah belakang punggung Sandy.

"Ka Sandy!" Ulfa langsung mendorong kepala Sandy ke arah samping dan,

Brugh.......

"Ulfa!!" pekik Sandy yg sangat terkejut ketika melihat Ulfa tersungkur ke lantai karena tonjokan keras dari Andra. Sandy melihat kondisi mengenaskan kekasihnya itu. Darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibirnya.

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang