Part 29

89 5 0
                                    

Riana diminta oleh orang tuanya Untuk menebus obat neneknya yg sedang dirawat dirumah sakit yg sama dengan Ulfa di apotek. Saat hendak menuju apotek, dia menabrak seseorang.

Brughh.....

"Eh maaf nek, saya nggak sengaja, sini saya bantu" ujar Riana seraya membantu nenek-nenek yg ditabraknya dilorong rumah sakit.

Riana pun menunduk untuk menolong nenek itu, namun tatapannya mengarah ke ujung lorong didekat kantin.

"Ulfa? Sandy?" batinnya sebelum tiba-tiba melepaskan pegangan nenek itu hingga sang nenek pun terjatuh lagi. Dan Riana seketika seperti tak mempedulikan nenek itu dan pergi meninggalkannya walaupun nenek itu telah memanggilnya berkali-kali.

Saat Riana mencoba mendekat, mereka justru pergi. Karena penasaran diapun mengikutinya. Lagian ada yg mau dia sampaikan pada Ulfa terkait dengan Andra.

Riana tak asing dengan arah yg dituju oleh mereka. Sampai dia sadar Sandy membawa Ulfa menuju taman yg dia beritahu Sandy dan dulu saat dia dirawat dirumah sakit ini 2 tahun yg lalu. Riana berharap Sandy tak memberitahu siapapun tentang taman itu. Tapi nyatanya, Sandy membawa Ulfa kesana. Jujur Riana agak kecewa dengan itu.

Flashback on
2 hari yg lalu,

"Na kamu udah denger kabarnya?" tanya Martha saat mereka tengah berada di cafe, malam hari setelah kejadian Andra yg mencekik Ulfa.

"Kabar apa?" tanya Riana asal karena asyik menikmati pancake es krim nya.

"Lah kamu bener-bener ga tau?" Selly. Riana menggeleng pelan.

"Astaga! Tentang pacar kamu yg tadi siang pas pulang sekolah mau bunuh mantannya yg dulu itu! Masa kamu ga tau?" teriak Martha.

"Hah?! Maksud kamu Andra?" mereka mengangguk.

"Mau bunuh? Mantannya? Ulfa?" tanya Riana terbata-bata. Mereka mengangguk lagi.

"Yang bener aja kamu. Apaan sih pake bunuh-bunuhan segala. Ga mungkin lah" bantah Riana.

"Lah beneran, Na! Kan tadi udah rame diomongin di grup" timpal Selly.

"Aku ga buka grup. Lagian masa sih Andra mau bunuh Ulfa? Ga mungkin banget" bantah Riana lagi.

Memang Riana tipe orang yg suka ngumpulin notifikasi. Apalagi di grup kelas gitu. Makanya kadang dia suka ketinggalan berita.

"Iya, Na. Makanya jan suka ngumpulin notifikasi grup. Ga tau kan? Emang kamu ga liat story milik Sandy?" tanya Selly.

"Nggak. Aku ga ngesave nomor dia" balasnya.

"Nih coba liat," Selly menyodorkan ponselnya yg berisi screenshoot an story Sandy saat dia dirumah sakit menjaga Ulfa. Ya sih wajah Ulfa saat itu di sensor Sandy:v

"Ga jelas," ujar Riana.

"Nih foto-foto dari grup kelas. Mereka dapet dari story guru-guru yg menjenguk Ulfa tadi sore" ujar Martha sambil menyodorkan ponselnya.

Riana menyambar ponsel itu melihat lebih jelas. Benar saja itu Ulfa tengah terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit dengan beberapa luka dan lebam-lebam diwajahnya.

"Kok parah banget sih kelihatannya, masa sih Andra yg ngelakuin ini?" tanya Riana tak percaya.

"Iya, Na... Dan kata mereka tuh Andra ngelakuin ini gara-gara kamu mutusin dia pas istirahat tadi" jelas Selly.

"Hah? Gara-gara aku mutusin dia? Kenapa?" tanya Riana heran.

"Katanya sih Andra nganggap perusak hubungan kalian itu si Ulfa. Trus katanya Kamu kesel sama Ulfa, makanya kamu mutusin dia" tutur Martha.

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang