Part 15

140 7 0
                                    

Andra's pov

"Riana tunggu!" teriakku padanya.

"Arghh kenapa tadi aku harus ikut campur sama masalah mereka. Kenapa juga aku kasar dan bentak Riana tadi, cuma buat demi bela Ulfa. Kan aku ga ada urusan apa-apa sama dia. Shit!" batinku.

"Riana tunggu..." aku mengejarnya sampai ke taman sekolah hingga ia tersandung batu dan terjatuh.

"Riana....please dengerin aku, aku minta maaf. Aku spontan aja tadi bentak-bentak kamu. Maaf.. Tapi tolong aku gamau putus sama kamu" pintaku.

"Andra apa kamu ga sadar? Sejak kamu tau Ulfa ada disekolah ini kamu berubah, tau gak? Kamu jadi lebih mikirin dia dan ngabaikan aku. Aku sadar, pasti kamu masih cinta kan sama dia?" tanya Riana kesal.

"Na sumpah, aku ga ada persaan apa-apa lagi sama dia. Kamu tau kan kami udh putus lebih dari setahun lalu. Bagaimana mungkin aku masih nyimpen perasaan sama dia.

Iya aku tau kalo sejak dia muncul aku lebih sering pikirin dia. Tapi kamu tau sendiri kan gimana putusnya kami dulu? Mungkin aku memikirkannya karena masih ada perasaan bersalah dulu karena ninggalin dia gitu aja. Ga lebih, kumohon kamu percaya sma aku ya" jelasku untuk meyakinkannya.

"Benar begitu?" tanyanya.

"Iya Riana, aku sama sekali ga ada perasaan sma Ulfa lagi" jawabku.

"Aku ga suka kalo kamu masih mikirin Ulfa gitu. Tolong hargain perasaanku juga" ucapnya lirih.

"Iya aku minta maaf atas semua kejadian yg bikin kamu ga nyaman gitu. Maafin aku ya?" pintaku. Dia hanya mengangguk pelan.

"Kita ga putus kan?" tanyaku lembut sembari merangkulnya seperti sahabat gitu.

"Ya. Tapi inget jan diulangin lagi" pintanya.

"Siap tuan puteri" jawabku jahil.

Ulfa's pov

"Kakak denger kamu tadi dikeroyok sama Riana ya?" tanya ka Sandy.

"Ya begitulah" jawabku santai sambil mengunyah keripik kentang yg sempat kubeli di kantin tadi. Ya ini masih istirahat ke 2, seperti biasa istirahat ke 2 adalah waktu aku bertemu sma ka Sandy dibelakang aula.

"Tapi kamu gapapa kan? Mana yg sakit? Udh diobatin belom?" tanyanya panik sambil meraba-raba kepalaku.

"Auh sakit ka" keluhku saat ka Sandy menyentuh tepat dibekas jambakan ka Riana.

"Duh maaf kakak ga tau hehe, udh diobatin kan?" tanyanya. Aku mengangguk.

"Kok bisa sih Riana jadi kejam gitu. Padahal setau kakak dia itu lemah lembut loh" pikirnya.

"Yeh ka, cinta bisa membutakan segalanya, hahaha" candaku.

"Bisa aja kamu" balasnya.

"Ngomong-ngomong soal cinta, sebenernya kamu masih cinta gak sih sama Andra?" tanyanya pelan.

"Hah?" tanyaku balik.

"Kakak nanya kamu masih cinta gak sih sma Andra?" jelasnya.

"Itu privasi, kakak ga perlu tau" jawabku santai.

"Berarti kamu masih cinta kan sama dia?" tanyanya meyakinkanku lagi. Aku menaikkan bahuku.

"Fa buat apa kamu masih naroh perasaan buat Andra? Dia itu udah punya orang lain. Buat apa kamu masih ingin kembali padanya sedangkan dia saja tak ingin kembali padamu. Jangan kamu siksa diri kamu buat pria yg ga mencintai kamu lagi. Masih ada pria yg menginginkanmu dia tak akan pernah menyakitimu dan selalu ingin membahagiakanmu" jelasnya yg membuatku bingung.

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang