"Kok bisa sih pakaian pengantin kami dua-duanya nemu di gudang? Dalam keadaan seperti itu lagi. Kalian ini gimana sih?!" keluh Ulfa kesal.
"Fa, sabar......" tenang Sandy.
"Bi kok bisa sih semua ini terjadi? Apakah sebelumnya juga pernah terjadi seperti ini?" tanya Sandy.
"Duh San, sebelumnya ga pernah loh terjadi hal seperti ini. Kami juga bingung kenapa pakaian pernikahan kalian bisa begini" jelasnya.
"Lalu gimana nasib pakaian pernikahan kami?" tanya Sandy.
"Tenang saja, tuxedo kamu cuma kotor aja. Bisa aja di cuci sampai bersih. Tapi...." ucapan bi Alya terpotong.
"Tapi gaunku gimana? Itu udah rusak parah! Ga bisa di jahit-jahit gitu!" keluh Ulfa.
"Ya maaf, Fa. Ini semua musibah. Kami juga tak tau kalau hal ini akan terjadi. Gaun kamu memang ga bisa di apa-apakan lagi. Jadi kami mohon maaf, kalau kamu mau terpaksa pakai gaun lain yg sudah tersedia disini. Tapi kalau kamu mau ganti butik lain ga apa-apa" jelasnya.
"Fa, ikhlasin aja. Masih banyak gaun yg lebih cantik disini. Kamu mau yg paling mahal disini juga gapapa. Kalau kamu mau bikin gaun yg baru, kakak khawatir waktunya terlalu mepet" jelas Sandy.
"Yaudah aku akan pilih gaun yg lain saja" balas Ulfa seraya pergi meninggalkan mereka.
Ulfa berjalan ke ruangan butik yg lain. Tepatnya ke tempat pajangan gaun pengantin yg cukup banyak berjejeran rapi dan siap sewa.
"Kok semua hal yg terjadi akhir-akhir ini sangat aneh, ya. Kok aku seakan mempercayai kata-kata nenek anwh itu yg ada dimimpiku tadi. Ka Sandy diambil? Diambil siapa? Wanita lain? Ka Sandy sendiri bilang dia ga ada hubungan sama wanita lain. Duh kok aku ngerasa khawatir gini?" batin Ulfa.
"Aku ga tau lagi setelah ini ada masalah apa lagi yg berkaitan dengan persiapan pernikahanku. Aku kok jadi takut gini. Jangan-jangan....."
"Fa....." panggil Sandy.
"Eh ka, kenapa?" balas Ulfa.
"Kamu kenapa? Marah? Fa jangan gitu dong, ini kecelakaan yg tidak di sengaja, ga usah marah gitu dong. Tenang aja kakak udah minta sama mereka buat bikin gaun yg sama dengan yg rusak itu. Dan kalo misal gaunnya belum siap sampai hari pernikahan kita nanti, kakak akan selenggarakan pesta yg sama kalo kamu mau pakai gaun itu" jelas Sandy.
"Ka, kakak ga perlu sampai kaya gitu. Aku ga marah ka, aku bisa memaklumi kesalahan mereka yg kurang menjaga pakaian kita. Aku sama sekali ga marah sama mereka" balas Ulfa.
"Terus kamu kenapa? Kok kaya sedih gitu?" tanya Sandy.
"Aku mikirin ucapan nenek itu yg berkaitan dengan semua kejadian ini. Undangan kita yg ga tercetak tanggal nya juga kerusakan pakaian pernikahan kita ini. Seakan semua itu pertanda kalau pernikahan kita bener-bener ga akan pernah terjadi" jelas Ulfa.
"Ya ampun Fa..... Kamu masih aja mikirin semua itu. Sesaat kakak berpikir jika kamu terus berpikiran seperti itu kakak merasa kamu ga serius menjalani hubungan kita ke pernikahan!" tegas Sandy yg sepertinya mulai kesal.
"Ka kok kakak ngomong gitu? Aku serius untuk menjalani ini. Aku cuma takut aja" balas Ulfa.
"Takut? Rasa takutmu itu seakan-akan menyiratkan kalau kamu itu belum siap untuk menikah dengan kakak. Fa denger baik-baik, kakak udah berusaha sejauh ini untuk menikahimu tolong hargai usaha kakak selama ini. " tuturnya.
"Nggak kak, ga seperti itu. Aku siap kok hidup bersama kakak, aku ngehargain usaha kakak kok" bela Ulfa.
"Kamu dengar baik-baik, kakak ga mau menemui kamu sampai kamu berhenti mencemaskan kalau pernikahan kita tak akan terjadi!" teriak Sandy seraya pergi meninggalkan Ulfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan
Teen FictionGimana rasanya kalo kita dipertemukan lagi sama mantan pacar yg sudah ninggalin kita tanpa kejelasan. Apalagi dia sering memamerkan kemesraan dgn pacar barunya didepan kita! Gimana kalo pada akhirnya kita ternyata menikah dengan nya, padahal kita sa...