Part 16

121 7 0
                                    

"Maukah kamu menjadi pacarku" lanjutnya. Ulfa yg saat itu tengah mematung karena sangat kaget dengan semua yg dilihatnya mengalihkan pandangannya ke arah teman-teman Sandy yg menyorakinya untuk menerima Sandy.

Ulfa kembali menatap Sandy yg masih menekuk lutut dihadapannya. Ulfa kemudian menggenggam kedua bahu Sandy seakan memerintahkannya untuk berdiri.

"Ka terima kasih atas semua yg telah kakak siapkan untukku ini. Aku sangat-sangat terharu. Aku juga ingin jujur pada kakak. Sejak bertemu dengan kakak, aku merasa sangat nyaman. Kakak tak pernah sampai sekarang membuatku sedih. Justru kakak yg selalu menghiburku jika aku sedih. Kakak memperlakukan ku seperti orang istimewa dalam hidup kakak. Dan aku sepertinya tengah menaruh perasaan yg sama pada kakak. Karena itu, aku.....menerimanya" jelas Ulfa.

Wajah Sandy berubah menjadi sangat kaget gitu.

"Maksudmu....kamu..." ucap Sandy terbata-bata.

"Ya aku mau jadi pacar kakak" lanjut Ulfa.

Seketika Sandy langsung menghamburkan Ulfa ke pelukannya. Jujur ekspresi Sandy saat itu seperti orang gila. Dia sangat senang dan terkejut sekali.

"Woiii Alan, Deny, Febri! Ulfa nerima aku!!!" teriaknya pada ketiga sahabatnya.

Ketiganya pun langsung tersenyum bahagia melihat sahabat mereka yg sebelumnya selalu sedih karena mengingat Riana kini tersenyum karena Ulfa.

"Ka udah aja, lepasin. Malu tau" keluh Ulfa.

"Malu kenapa? Kan udah pulang sekolah. Sudah sepi" jawab Sandy yg masih memeluk erat Ulfa. Tanpa mereka sadari Andra tengah menyaksikan kebersamaan mereka.

Entah kenapa saat melihat Sandy menyatakan perasaannya ke Ulfa dan Ulfa yg menerimanya membuat perasaannya panas. Apalagi saat Sandy memeluk erat Ulfa, membuatnya mengepalkan tangannya. Sampai akhirnya,

"Andra, kamu ngapain? Ngeliatin apa?" tanya Riana. Dia menoleh ke arah kerumunan di taman, lebih tepatnya melihat Sandy yg dengan bebas memeluk Ulfa.

"Akhirnya dia punya pacar juga. Setidaknya dia tak mengusik kita" ujar Riana.

"Maksudmu apa Na?!" tanya Andra kesal.

"Lah kok kamu marah gitu? Aku bener kan?" bela Riana.

"Arghh.." Andra pun pergi meninggalkan Riana.

"Aneh" batin Riana.

"Wah yg baru diterima nih...traktir dong" goda Febri.

"Siap! Kuy kita nyari bakso. Ntar ku traktir deh" ujar Sandy pada semua teman-teman yg telah membantunya. Terdengar sorakan bahagia mereka.

"Dan buat kamu kakak beri yg spesial" ujar Sandy.

"Apa?!" tanya Ulfa dengan mata yg berbinar.

"Mie ayam" jawabnya singkat.

"Lah kok mie ayam? Apa spesialnya?" tanya Ulfa sedikit cemberut.

"Spesial lah, orang temen-temenku aja cuma ku traktir bakso. Sedangkan kamu mie ayam. Spesial kan?" jawab Sandy menjahili Ulfa. Ulfa terlihat terdiam.

"Iya-iya kakak cuma bercanda. Ntar ada kok yg spesial buat kamu" hibur Sandy. Ulfa pun kembali tersenyum malu-malu.

Setelah itu mereka menuju warung bakso yg cukup laris dikalangan anak-anak sekolah mereka.
.
.

"Fa makasih buat hari ini dan semuanya" ujar Sandy sesaat setelah Ulfa menuruni motornya.

"Nggak ka, justru aku yg berterima kasih karena kakak memilihku sebagai pacar kakak, dan juga surprisenya tadi. Aku sangat bahagia" jujur Ulfa.

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang