"Andra?" ujar Sandy tak percaya.
Kedua orang tua Ulfa yg awalnya tengah menyantap martabak dengan tenang merasa terusik saat Sandy menyebut nama itu. Untuk memastikan, Segera ayah menyusul ke depan pintu.
"Siapa San? ...... Ouh kamu, ngapain disini? Lebih baik kamu pergi saja dari sini!" usir Ayah.
"Pak maaf, kami cuma mau menjenguk Ulfa, kami cuma mau tau keadaannya" jelas bu Ani yg merupakan ibunya Andra.
"Maaf kami tidak bisa menerima kalian disini. Lebih baik kalian pergi. Ulfa baik-baik saja" jawab Ayah ketus.
"Pak, kami mohon, izinkan kami menemui anak bapak. Saya cuma mau minta maaf padanya" jelas pak Arif, ayahnya Andra.
"Kenapa bapak yg minta maaf? Bukankah Anak bapak yg membuatnya berada disini? Dimana rasa bersalahnya karena sudah hampir membunuh anak saya?" teriak Ayah.
"Yah, sabar....." tenang Sandy.
"Gimana bisa tenang, orang pelakunya aja ga ngakuin kesalahannnya dan menyesalinya" bentak ayah lagi.
"Bun, itu berisik-berisik apa sih? Emangnya Siapa yg datang?" tanya Ulfa. Memang kamar inap tempat Ulfa cukup luas. Pintu masuk dan posisi ranjangnya terpisah oleh ruang tamu gitu yg berisi televisi dan sofa-sofa. Jadi kalo ada tamu yg masih didepan pintu, tidak kelihatan.
"Duh bunda juga ga tau. Coba bunda samperin dulu" ujar bunda seraya meninggalkan Ulfa.
"Yah, siapa sih kok ga disuruh masuk? Malah ribut-ribut disini?....... Ouh ternyata mereka. Ngapain pake debat sama mereka? Mending langsung tutup aja pintunya" ujar bunda ketus.
"Rianti, kumohon, kami ingin menemui Ulfa, kami ingin minta maaf padanya" pinta bu Ani.
"Setelah anakmu itu berusaha membunuh putriku? Tidak! Tidak bisa. Tak ada yg bisa menjamin kalo dia tak akan mengulanginya lagi jika dia berhadapan dengan Ulfa. Bisa jadi didalam nanti dia mencoba membunuh Ulfa lagi. Sudah lebih baik kalian pergi" usir bunda.
"Tante aku janji tak akan menyentuhnya. Kalian bisa mengawasiku kalau mau. Aku hanya ingin minta maaf padanya. Aku sangat menyesali perbuatanku tadi" tutur Andra.
"Ya udah, kalian boleh masuk" ujar ayah.
"Ayah, kok mengizinkan mereka masuk? Nggak, nggak bisa!" bantah bunda.
"Biarlah, mereka cuma ingin minta maaf. Biarkan saja" bela ayah.
"Terima kasih pak Geri," ujar ayahnya Andra.
"Ya, ayo masuk" balas ayah Ulfa.
"Bunda ga ngerti deh ayahnya Ulfa itu kenapa. Masa ngizinin mereka masuk padahal anaknya mencoba membunuh Ulfa" keluh bunda pada Sandy.
"Biarkan saja bun, mereka juga cuma mau minta maaf" balas Sandy.
"Lah kok kamu malah sama kaya Ayah sih? Tau ah" keluh bunda lagi kemudian menyusul masuk.
"Fa, ada yg mau ketemu sama kamu nih" ujar ayah. Ulfa yg saat itu masih diranjang sembari menyantap martabak terkejut.
"Siapa?" tanyanya.
Kedua orang tua Andra mendekatinya.
"Tante Ani? Om Arif? Ada apa?" tanya Ulfa.
"Gimana keadaanmu, nak?" tanya tante Ani.
"Udah baikan kok tante. Kalau boleh tau ada perlu apa datengi Ulfa?" tanyanya.
"Kami ingin menjenguk kamu dan minta maaf atas perbuatan Andra padamu tadi. Kamu mau kan maafin dia?" tanya om Arif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan
Teen FictionGimana rasanya kalo kita dipertemukan lagi sama mantan pacar yg sudah ninggalin kita tanpa kejelasan. Apalagi dia sering memamerkan kemesraan dgn pacar barunya didepan kita! Gimana kalo pada akhirnya kita ternyata menikah dengan nya, padahal kita sa...