Part 32

94 7 0
                                    

"Fa, kamu ngeliatin apa?" tanya Syifa setelah beberapa langkah keluar dari area toilet.

"Tepat disana, berbulan-bulan yang lalu pertama kalinya aku dan ka Andra bertemu. Kamu ingat kan? Saat ka Andra nabrak aku trus aku lari ga karuan karena kaget. Tapi kini dia sudah ga ada lagi disini" jelas Ulfa mengingat kejadian saat dia dan ka Andra pertama kalinya bertatap muka disekolah ini.

"Fa, sudah seminggu sejak ka Andra ga ada disini kenapa kamu masih mikirin dia. Ingat kamu masih punya ka Sandy" ingat Syifa.

"Iya, tapi sejak seminggu lalu aku sama sekali ga tau kabar dia. Dia lanjut sekolah dimana? Dia tinggal dimana sekarang? Rumah dia sudah kosong sejak sehari setelah dia dikeluarkan dari sekolah. Ga ada satupun yg tau kemana perginya ka Andra dan keluarganya. Bahkan ka Riana aja ga tau. Aku cemas banget" tutur Ulfa.

"Fa, ga ada gunanya kamu mikirin ka Andra. Dia sudah tinggal kenangan. Lupain aja semuanya dan melangkahlah kedepan. Pikirin soal ka Sandy yg terus nunggu kamu sejak seminggu lalu. Kasian dia, Fa. Kalian masih pacaran. Namun kamu terus menghindari dia sejak seminggu lalu. Ada apa? Dia terus bertanya padaku tapi aku tak bisa menjawab.

Fa lebih baik temui ka Sandy sekarang. Dia pasti merindukan Ulfa yg dulu. Yg dia antar jemput setiap hari. Yg tiap minggu jalan bareng dia, yg tiap istirahat kedua mojok dibelakang aula. Apa kamu ga mikirin perasaan dia sekarang?" tanya Syifa.

Ulfa terdiam. Seketika air matanya menetes. Dia mengingat perlakuannya pada Sandy selama seminggu terakhir. Dia terus mengabaikan Sandy. Selalu mematikan panggilan dari Sandy, tak menghiraukannya saat Sandy menyapanya. Dia terus memikirkan Andra sampai lupa kalau pacarnya sendiri diabaikannya.

"Syif, kamu bener. Kok bisa selama ini aku mengabaikan dia? Dia bisa marah padaku, Syif!" pekik Ulfa.

"Ga mungkin dia marah padamu. Coba temui dia saat pulang sekolah nanti. Kalian bicara baik-baik supaya semua kembali seperti semula" saran Syifa.

"Iya, makasih ya Syifa" ujar Ulfa.
.
.

Ulfa's pov

"Ka Sandy......." panggil ku saat melihat ka Sandy yg bersiap menyalakan mesin motornya.

"Ulfa........" panggilnya juga.

Akupun mendekati Ka Sandy.

"Ka, aku......aku mau minta maaf atas kesikapku pada kakak sejak seminggu terakhir. Aku menyadari kalau aku terus mengabaikan kakak dan kesal pada kakak. Tapi kak, jujur aku masih mencintai kakak. Aku minta maaf ka" jelasku seraya tertunduk malu.

Tiba-tiba dia menarikku dalam pelukannya. Aku merasakan kehangatan yg sempat hilang ini.

"Kamu ga perlu minta maaf gitu. Kakak ngerti keadaanmu" balasnya.

"Ka aku minta maaf sudah mengabaikan kakak karena memikirkan ka Andra" sesalku lagi.

"Gapapa. Kakak ngerti kok. Kakak akan nunggu sampai kamu ikhlas melepaskan Andra" jawabnya

Sumpah aku ga nyangka ka Sandy bisa sebaik itu. Dia selama ini membiarkan aku tenang tapi tak meninggalkanku. Dia juga ga cemburu atau marah karena alasanku mengabaikannya adalah ka Andra. Dia justru memaklumi. Duh kenapa aku bisa mengabaikan orang sebaik ka Sandy.

"Kak maafkan aku sudah mengabaikan kakak. Kakak adalah lelaki terbaik yg pernah kutemui. Aku janji ga akan menyia-nyiakan kebaikan kakak" batinku saat masih nyaman berada dipelukannya.

"Yaudah sekarang kita pulang, yuk" ajak ka Sandy.

"Iya" balasku.
.
.

"Ini buatmu" ujarnya seraya menyodorkan segelas es jeruk peras dan seplastik keripik singkong.

Aku mengambil dan menikmatinya sembari menatap bunga-bunga dan beberapa orang yg sedang berlalu lalang. Ya, kami memutuskan untuk ke taman kota dulu untuk sekedar menyampaikan kerinduan selama ini.

"Ka makasih udah mau sabar nunggu aku kemaren" ujarku saat menyandarkan kepalaku pada bahunya.

Dia mengelus rambutku.

"Kakak rela kalau misal harus nunggu 1000 tahun untuk perempuan seperti kamu" godanya.

"Ih apaan sih? Aku ga sebaik itu kali" ujarku.

"Eh yang bilang kamu baik siapa?" godanya lagi.

"Ih...... tau ah" keluh ku kesal.

"Eh jan bilang kamu bakal ngambek kek kemaren-kemaren lagi" tebak ka Sandy.

"Ih apaan sih...."

"Iya iya. Ulfa adalah cewek terbaik didunia dan dia hanya milik Sandy" teriak Ka Sandy yg membuat beberapa pengunjung taman disini menoleh ke kami. Aku refleks membekap mulutnya.

"Ih apaansih ka? Malu tau" omelku.

"Eh kakak cuma mau pamer aja ke semua orang kalau kakak ini cowo yg sangat beruntung karena memiliki kamu" pujinya.

"Ih apaansih, berlebihan banget kakak nih" tanggapku.

"Yaudah, Ulfa itu cewe paling nyebelin sedunia!" teriaknya lagi.

"Ih kak! Kok kakak bilang aki nyebelin?!" keluhku.

"Lah tadi ga suka dibilang cewe terbaik sedunia. Yaudah cewe nyebelin aja deh" godanya.

"Ih.....ka Sandy!!!" teriak ku seraya mengejar ka Sandy. Ka Sandy pun berlari-lari menghindariku.

"Sini.....lambat banget sih larinya. Kek siputt" ejek ka Sandy ditengah-tengah kami berlari.

"KA SANDY!!!!!" teriakku lagi. Kami pun kejar kejaran hingga menjelang pukul setengah 5 sore kami memutuskan untuk pulang.

"Dah, ka....hati-hati dijalan" pesanku sebelum menutup pagar.

Dia tersenyum dan melambaikan tangan sebelum pergi menjauh.

.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komentarnya💕

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang