Part 38

91 7 0
                                    

"Nenek kan yg bilang kalo pernikahan ku ga akan terjadi?! Asal nenek tau gara-gara nenek ka Sandy meninggal! Dan kami ga jadi menikah!! Semua gara-gara nenek!

Nenek ini kenapa sih? Tiba-tiba mampir dihidup orang dan doain yg macam-macam. Liat sekarang! Calon suami aku sudah meninggal gara-gara nenek!" jelas ku panjang lebar. Terlihat dia menarik sudut bibirnya, seperti tersenyum jahat gitu.

"Lah kok kamu nyalahin nenek, kan ini semua kehendak allah, kamu kira saya tuhan yg bisa membuat calon suamimu itu meninggal?" jawab nenek itu. Akupun terdiam, dia ada benarnya juga. Tapi tetap saja aku kesal dengannya.

"Tapi ucapan nenek seakan mendoakan gitu. Apa sih masalah nenek sampai-sampai doain hubungan kami gitu?! Nenek ada dendam apa sama kami?!" tanyaku kesal.

"Nenek ga ngedoain, nenek cuma menyampaikan apa yg nenek liat tentang hubungan kalian, asal kalian tau, nenek sering loh ngawasin kalian sejak kalian pacaran saat SMA dulu" jawabnya. Aku menjadi bingung.

"Hah? Maksudnya? Nenek sering ngawasin kami? Sejak SMA? Buat apa? Kurang kerjaan aja" balasku kesal.

"Iya memang sekilas dimatamu terkesan kurang kerjaan, tapi apa salahnya kalo nenek ngawasin cucu nenek sendiri?" jawabnya.

"Ha...Hah? Cu..cucu? Nenek ngawasin cucu nenek sendiri? Hahahaha.....

Nenek bercandanya ga lucu anjir. Lain kali klo mau boongin orang liat-liat latar belakangnya dong nek, liatin anggota keluarganya, masih hidup ato udah meninggal, lah nenek Ulfa mah udah meninggal yg satu, lagian nenekku yg satunya tinggal di luar kota. Nenek ini ada-ada aja" jelasku dengan sedikit menahan tawa.

"Kamu pikir hanya kamu saja yg punya nenek? Kamu pikir Sandy ga punya nenek?" tanya nenek itu yg membuat tawaku seketika berhenti. Diapun ingin berbalik pergi.

"Eitss tunggu....... Maksud nenek? Nenek ini neneknya ka Sandy? Bukannya nenek ka Sandy dua-duanya udah meninggal ya? Aneh-aneh aja deh nenek nih" balasku agak bingung.

"Asal kamu tau, Nenek Sandy ga bener-bener meninggal. Emang kamu tau cerita saat kedua nenek Sandy meninggal?" tanyanya.

"Tau kok, nenek dari ayah Ka Sandy beberapa tahun yg lalu meninggal karena sakit stroke dan nenek dari ibunya meninggal karena hilang setelah terbawa ombak saat mereka liburan di pantai ketika usia ka Sandy masih 5 tahun. Itu sudah lama sekali" jelasku.

"Tepat sekali! Nenek Sandy yg kata mereka meninggal karena terbawa ombak itu ga bener. Dia belum meninggal, ketika tenggelam dia tidak langsung meninggal, melainkan sempat diselamatkan. Dan dia masih hidup sampai sekarang tanpa diketahui keluarga Sandy. Dan nenek itu adalah aku! Aku nenek Sandy yg dikira meninggal itu" jelasnya

"Hah? Masa sih? Ini agak sulit dipercaya" balasku bingung.

"Saya serius Ulfa! Jujur saya tak tau harus memberimu bukti apa karena saya tak memiliki peninggalan apapun terkait dengan keluarga mereka. Tapi kalau kamu mau, kamu bisa mengambil potretku dan kamu bisa menanyakan pada orang tua Sandy apakah benar aku ini keluarga mereka yg disangka meninggal" jelasnya yg membuatku terdiam.

"Ayo, kok diem. Kamu bisa memotret saya. Mau selfie? Bisa.... Ayo sini" ajaknya yg menarik paksa ponsel ditanganku dan berselfie bersamaku. Akupun hanya bisa tersenyum kaku dan bingung.

"Nenek beneran neneknya ka Sandy?" tanyaku lagi.

"Astaghfirullah.....iya Ulfaaa. Kalau kamu mau, kamu bisa kok bawa orang tua Sandy kemari untuk menemuiku" balasnya.

Aku berpikir sejenak. Haruskah aku menghubungi orang tua ka Sandy dan meminta mereka kemari. Tapi klo misal ntar ini lain nenek Ka Sandy, aku malah malu sendiri. Akupun memutuskan untuk menanyai nenek ini lebih banyak lagi. Untuk memastikan saja.

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang