***
Jaeduck duduk di sebelah Stella, sedang Lisa duduk di hadapan mereka berdua, di sebelah IU. Belum ada makanan yang di pesan karena IU dan Stella sengaja menunggu Lisa dan Jaeduck di sana. Diawali dengan basa-basi tentang makanan kesukaan, kemudian membicarakan rasa makanan pesanan mereka, obrolan itu pun sampai ke klimaks yang Lisa tunggu-tunggu– IU menyinggung Jiyong.
"Eonni, penampilanmu tadi benar-benar luar biasa," puji IU sebelum ia mengeluarkan pertanyaannya. "Saat aku melihatmu merekam lagu di atas panggung tadi, aku langsung merinding. Aku sudah melihat Colors dan YOLO, tapi yang tadi benar-benar di luar dugaanku. Bagaimana kau bisa melakukannya? Jiyong oppa mengajarimu?"
"Jiyong? GD?" tanya Jaeduck dan IU menganggukan kepalanya, gadis itu lantas memberitahu Jaeduck kalau Stella adalah pacar pertama Jiyong. "Tapi sekarang Jiyong-"
"Kami sudah lama putus," potong Stella, sebelum kesalahpahaman membuat keadaan jadi rumit.
"Ah... Pantas saja karena setahuku Jiyong tidak berkencan dengan siapapun sekarang," ucap Jaeduck, matanya melirik Lisa namun gadis itu justru mengalihkan pandangannya ke tempat lain– menghindari tatapan Jaeduck. "Bukankah Jiyong hebat? Dia selalu bisa menemukan orang-orang berbakat,"
"Nah! Itu maksudku," seru IU kemudian, terlampau bersemangat. "Kekasih-kekasih Jiyong oppa selalu berbakat. Sepertinya dia punya selera yang sangat tinggi."
Stella tertawa mendengar komentar IU, namun gadis itu kemudian meralat ucapan IU. "Heish... mana mungkin," ucap Stella kemudian. "Pasangan mana yang berkencan karena bakat? Orang-orang berkencan karena mereka jatuh cinta. Saat pertama bertemu kami tidak saling kenal, tidak ada G Dragon dan Stella Jang. Hanya Kwon Jiyong dan Jang Sungeun,"
"Bagaimana kalian bisa berkencan?" tanya Lisa kemudian, ia benar-benar penasaran sekarang dan Jaeduck berharap pembicaraan itu akan segera berakhir.
Stella terlihat sedang mengingat-ingat. Namun kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya, kejadiannya sudah lebih dari lima belas tahun lalu. Saat itu Stella masih berusia empat belas tahun dan Jiyong masih berusia tujuh belas tahun. Satu-satunya hal yang Stella ingat adalah mereka bertemu di tempat bimbingan belajar. Mereka mengambil kelas yang berbeda, namun kelas-kelas itu selalu selesai di jam yang sama, mereka selalu bertemu di jam yang sama, saling tertarik kemudian mulai dekat dan akhirnya berkencan.
"Manisnya," komentar IU setelah ia mendengar cerita itu. "Aku pernah bekerja dengan Jiyong oppa dan dia sering sekali menyinggung cinta pertamanya. Katanya kejadiannya waktu itu lucu sekali. Dia hampir tidak jadi debut karena nilai sekolahnya jelek, jadi dia terpaksa ikut bimbingan belajar. Awalnya itu tidak menyenangkan tapi lama-lama dia menunggu-nunggu bimbingan belajar itu karena ada seseorang yang ingin ia lihat," cerita Jieun– mengatakan sesuatu yang tidak pernah Lisa dengar sebelumnya. Saat bersama Lisa, Jiyong selalu menolak untuk membicarakan cinta pertamanya itu.
"Lalu kenapa kalian putus?" tanya Lisa, sebelum ia mulai kesal karena terlalu cemburu. Padahal mereka sudah putus empat tahun lalu, namun nyatanya Lisa masih belum bisa melupakan pria itu. Berusaha melupakan seorang G Dragon, bagi Lisa terasa seperti berusaha bernafas di bawah air. Sangat sulit, sangat sesak dan hampir tidak mungkin ia lakukan.
"Entahlah," jawab gadis kelahiran 1991 itu. "Kami putus begitu saja, mungkin karena aku harus pindah ke Paris? Tapi mungkin juga karena kami sudah tidak lagi saling mencintai," jelas Stella, masih menyisakan rasa penasaran panjang dalam benak IU juga Lisa.
Jaeduck yang menghentikan pembicaraan itu. Ia tahu kalau Lisa yang tersenyum itu super cemburu karena hanya Stella yang berani mengakui kalau ia pernah berkencan dengan G Dragon. Lisa pun ingin berada di posisi itu, ia ingin mengatakan pada dunia kalau ia pernah berkencan dengan si hebat Kwon Jiyong, namun keinginan itu hanya jadi mimpi untuknya. Sebab mereka sudah lebih dulu putus, bahkan sebelum orang-orang tahu kalau mereka sempat berkencan. Lisa, si gadis yang selalu bersembunyi merasa begitu iri pada Stella yang bisa dengan bangga mengatakan, "ya, kami pernah berkencan."
Kembali ke markas acara itu dengan Dindin yang memandu acaranya. Kali ini Dindin menjelaskan rencana untuk episode selanjutnya. Sebelum menjelaskan apa yang akan terjadi minggu depan, terlebih dahulu Dindin melaporkan kecocokan musik masing-masing orang. "Suga mendapatkan lima O. Lisa mendapatkan enam O. Jaewon, Hyuna, Heize dan Stella mendapat delapan O. Lalu yang terakhir IU, Gray, Mad Clown dan Jaeduck mendapatkan sembilan O. Untuk misi selanjutnya, ada keuntungan bagi mereka yang dapat sembilan O," lapor Dindin sembari membaca secarik kertas di tangannya.
"Lalu untuk misi kedua, hadiah yang akan kalian rebutkan sebanyak lima puluh juta lagi. Di misi kedua ini, kalian akan melakukannya secara berkelompok. Akan ada lima tim yang harus kalian lawan, kalau kalian menang tiga kali, kalian akan mendapatkan uang lima puluh juta itu. Lima juta untuk masing-masing orang, tapi kalau kalian kalah tiga kali, uang itu akan di berikan kepada tim lawan," jelas Dindin.
"Siapa yang harus kami lawan?" tanya Hyuna, mulai merasa tertantang karena penjelasan Dindin itu.
"Tim pertama yang harus kalian lawan adalah grup idol wanita," ucap Dindin membuat beberapa orang langsung mengeluh– bagaimana mereka bisa mengalahkan grup idol yang disukai semua orang?
"Dahyun dan Chaeyoung Twice," lanjut Dindin, kali ini membuat Lisa juga Jaewon tersedak karenanya. Keduanya bersikap seolah mereka kenal dekat dengan dua gadis itu dan yakin bisa mengalahkan mereka. "Kemudian, orang kedua yang harus kalian lawan adalah Hyolyn," lanjut Dindin, yang kali ini terdengar seolah menguntungkan Gray juga Mad Clown yang sudah pernah bekerja sama dengan Hyolyn.
"Sejauh ini masih bagus bukan?" komentar IU. "Lisa dan Jaewon berteman dekat dengan Twice, lalu Gray dan Mad Clown oppa juga mengenal Hyolyn dengan baik. Keadaannya menguntungkan kita bukan?"
"Bagaimana dengan tim ketiganya?" tanya Gray, tentu penasaran dengan tingkat kesulitan misi kali ini.
"Tidak perlu khawatir, kalian akan merasa tertantang setelah ini. Tim ketiga dalam misi kali ini adalah grup baru dari peserta season satu– Yeeun, Hyoyeon, Jiwoo, Cheetah dan Jamie," jawab Dindin yang tanpa sadar membuat kesepuluh orang di depannya tersenyum sembari mengigit bibir masing-masing. Sepertinya ini akan jadi lawan paling sulit dalam misi kali ini. "Lawan keempat kalian adalah pemenang Show Me The Money,"
"Season berapa?" tanya Heize, yang akhirnya penasaran. Ia tidak ingin melawan Cheetah sekali lagi, ia ingin melarikan diri dari Cheetah yang sudah pernah mengalahkannya di Unpretty Rapstar.
"Season ketiga," jawab Dindin, membuat semua orang mulai mengingat-ingat siapa pemenang yang tengah Dindin bicarakan.
"Bobby oppa?" celetuk Lisa dan Dindin menganggukan kepalanya. "Tadi dia datang-"
"Ya, semua lawan kalian minggu depan tadi datang kesini untuk melihat kalian," potong Dindin yang sekali lagi membuat Lisa tersenyum– membuat Lisa merasa di permainkan. Satu-satunya hal yang tidak ia sukai dalam acara seperti ini adalah kejutannya. Lisa tidak pernah suka menerima kejutan-kejutan yang nantinya akan membuatnya terlihat bodoh.
"Lalu lawan terakhirnya? Baru ada sembilan lawan," tanya Suga yang sedari tadi hanya diam dan menikmati keterkejutan orang-orang.
"CEO label rekaman GROOVL1N, Ravi," jawab Dindin yang kemudian menunjukan sebuah papan tulis beroda dengan foto lima tim yang harus peserta season dua lawan. "Tadi aku sudah menjanjikan keuntungan bagi mereka yang dapat sembilan O. Bagi mereka yang dapat sembilan O, kalian bisa memilih lebih dulu siapa lawan yang ingin kalian tantang. Kalau kalian tidak bisa memilih, kalian boleh memilihkan lawan orang lain."
"Ini pertarungan tim kan?"
"Yup!" angguk Dindin
"Kami harus mengalahkan mereka semua untuk dapat uangnya?" susul Stella
"Kalian hanya perlu mengalahkan tiga tim,"
"Heish... Kami harus mengalahkan mereka semua," ucap Stella, mengejutkan orang-orang di sana dengan ambisi yang sedari tadi tidak ia tunjukkan. Ambisinya sama besar dengan Jiyong– pikir Lisa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hampir
FanfictionApa kata yang paling menyedihkan di dunia? Hampir. Aku hampir cukup baik. Dia hampir mencintaiku. Aku hampir bisa. Kita hampir berhasil. Kita hampir bertahan.