***
"Maaf karena aku sudah mengacaukan segalanya," ucap Lisa sembari membungkuk sembilan puluh derajat di depan Dindin, peserta lain juga para staff acara.
Syuting hari ini terpaksa ditunda sekitar lima puluh menit karena Lisa dan emosinya. Empat kali gadis itu membungkukkan tubuhnya, dan empat kali juga ia meminta maaf karena teriakannya tadi. Sebenarnya Lisa ingin melarikan diri karena terlalu malu, namun sisi profesionalismenya membuat gadis itu tetap kembali ke lokasi syuting dan berjanji akan menyelesaikan bagiannya dengan serius kali ini. Sembari meminta maaf, gadis itu berjanji tidak akan berulah lagi.
"Kau sudah merasa lebih baik?" tanya Heize, yang kini merangkul Lisa setelah gadis itu duduk di sisinya. Kembali melanjutkan syuting mereka dengan melihat penampilan kedua dari IU, Stella, Mad Clown dan juga Suga.
"Ya," angguk Lisa sementara empat peserta lainnya tengah bersiap-siap di atas panggung kecil mereka. "Maaf karena aku mengacaukan-"
"Tidak apa-apa," potong Heize. "Semua orang pasti pernah meledak. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri," tutur wanita itu, masih sembari merangkul Lisa.
"Terimakasih karena sudah mengatakan apa yang selama ini ku tahan," bisik Hyuna, yang saat itu duduk di belakang Lisa dan Heize. "Oppa, jangan memarahinya. Aku tahu dia juniormu di agensi tapi sebagian orang yang mengaku sebagai fans memang suka bersikap berlebihan. Lisa tidak bersalah karena ia terganggu dengan mereka. Kau bahkan tidak tahu apa yang terjadi kepadanya," tambah Hyuna, kali ini kepada Jiyong yang duduk di sebelah kanan Lisa– Jiyong duduk di antara Lisa dan Dindin.
Walaupun sempat tertunda karena ledakan tiba-tiba dari Lisa tadi, syuting tetap selesai pada waktu yang seharusnya. Jiyong sengaja memangkas waktu penilaiannya agar syuting itu bisa selesai tepat waktu. Begitu syuting berakhir, Lisa masih mengobrol dengan Mad Clown juga Gray, Lisa menahan dua pria itu untuk meminta bantuan atas liriknya tadi. Haruskah ia mengganti liriknya atau memakai lirik dalam lagu aslinya saja.
"Kalau boleh jujur, karirmu masih terlalu muda untuk lirik itu," komentar Gray. "Lirik aslinya sudah cukup menggambarkan keadaanmu, kalau kau bisa mengantarkan pesannya,"
"Menurutku yang tadi itu bagus," celetuk Mad Clown. "Dengan perasaanmu yang sangat tertekan tadi, kau bisa mengantarkan pesannya. Sebenarnya aku tidak terlalu memperhatikan liriknya. Tapi secara keseluruhan tadi, kau terdengar begitu marah dan putus asa," jelas pria itu setelah Lisa bertanya apa maksud pujiannya tadi.
Ditengah-tengah obrolan itu, Suga menghampiri Lisa. Pria itu berdiri di belakang Lisa kemudian menepuk bahunya. Membuat Lisa mau tidak mau menoleh, berbalik dan melihat Suga yang berdiri di belakangnya. Karena Suga juga, Lisa mau tidak mau melihat Stella yang sedang bicara berdua dengan Jiyong di salah satu sudut, di tengah keramaian. Menunjukan bagaimana dekatnya Stella dengan Jiyong memang jadi bagian dari rencana Suga untuk mendapatkan bantuan dari Lisa.
"Lisa, kurasa kau butuh bantuan," ucap Suga di saat ia sendiri menyadari kalau Lisa sama sekali tidak mendengarkannya. Lisa sudah membeku sekarang, perhatiannya tidak lagi bisa dialihkan dari sosok Jiyong juga Stella yang terlihat begitu serius.
Sementara itu, di depan Jiyong, Stella sedang membicarakan Lisa dan ledakannya tadi. "Aku sudah mengirim nomor teleponnya," ucap Stella, dengan suara yang begitu pelan karena khawatir orang-orang disekitarnya akan mendengar pembicaraan mereka. "Sandara Park juga menemuinya, kami pernah bertemu di kliniknya," ucap Stella sementara Jiyong merogoh sakunya, mengambil handphonenya di sana dan melihat pesan yang Stella kirim untuknya.
"Dr. Kim Haekyeong?" tanya Jiyong, sembari membaca pesan yang Stella kirimkan untuknya. "Dia benar-benar hebat? Sekarang sulit mencari seorang psikiater yang benar-benar hebat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hampir
FanfictionApa kata yang paling menyedihkan di dunia? Hampir. Aku hampir cukup baik. Dia hampir mencintaiku. Aku hampir bisa. Kita hampir berhasil. Kita hampir bertahan.