Hampir

21

***

Hari ini hari Minggu, hari H dimana Lisa harus melawan Jiyong. Untungnya ia tidak perlu melawan Jiyong sendirian, untungnya ia diizinkan untuk mengajak seorang penyanyi lain berduet dengannya– karena Jiyong juga melakukan hal yang sama.

Berbeda dari biasanya, hari ini Lisa memakai celana olahraga merah dengan jaket yang juga merah. Gadis itu membiarkan rambutnya tergerai begitu saja dengan wajah yang dibalut make up sederhana. Ia tidak terlihat luar biasa seperti biasanya. Namun tidak ada yang bertanya, semua orang berfikir kalau Lisa sengaja menutupi kostumnya yang sebenarnya. Ia sengaja menyimpan banyak hal untuk mengalahkan Jiyong nanti.

Jiyong yang pertama tampil karena Suga gagal mengalahkan Epik High. Ada selisih sebanyak sepuluh poin diantara skor tim Suga dengan Epik High. Sepertinya di misi kali ini mereka akan kalah telak– pikir Lisa, karena hanya Jaeduck dan Hyuna yang berhasil mengalahkan pasangan Jiwon-Mino. Tim pertama mereka– Stella, Heize dan Jaewon– juga kalah saat melawan BTOB tadi. Mereka bertiga kalah dengan selisih tipis– dua poin.

Begitu musik di mulai, Jiyong berjalan keluar dari belakang panggungnya. Pria itu berjalan dengan angkuh selama intro lagu R.O.D menggema di seluruh sudut ruangan. Begitu ia mulai menyanyikan lirik-liriknya, para penonton bersorak. Sorakan yang jauh lebih keras dibanding penampilan-penampilan sebelumnya. Semenjak ia keluar dari pangkalan militer, ini adalah kali pertama Jiyong bernyanyi di atas panggung yang bukan panggung konsernya.

"Ada badai besar di dalam hatiku. Terus berlari. Terbang menjauh. Saat ini, kenali aku lebih jauh. Kenali aku– apa aku anak-anak atau anjing. Pria lain mungkin akan memperlakukanmu seperti gonggongan anjing. Aku akan memberimu cinta yang belum pernah kau rasakan sebelumnya. Aku akan jadi James Bond, sampai akhir, untukmu," nyanyi Jiyong sampai seorang wanita kemudian keluar dari sisi samping panggung– Lydia Peak, seorang teman produser Jiyong di agensi.

Penampilan Jiyong kali ini di dominasi warna merah. Pria itu memakai jaket merah dengan kaus putih, memadukannya bersama celana hitam mengkilap. Penampilannya tidak seluar biasa saat konsernya, namun seruan para penonton tetap terdengar riuh. Semua orang bersemangat untuk menonton penampilan Jiyong kali ini.

Sembari benyanyi, Lydia berjalan ke sebelah Jiyong. Seperti seorang profesional lainnya, ia menyanyikan bagiannya dengan sangat tenang walau para penonton terus bersorak karena kedatangannya. "Kau membuatku kehilangan akal. Gerakanmu membuatku bersemangat. Jangan menyerah, bahkan ketika mereka menguji kita. Kau dan aku akan melawan dunia. Bersamamu aku akan berjuang atau mati malam ini. Kau memiliki hatiku seperti sebuah irama. Gerakanmu membangkitkanku. You and me against the world. With you i'll ride or die tonight," nyanyi Lydia membawakan bagiannya.

"Kenapa dia memilih lagu ini? Ini bukan pernyataan cinta kan?" tanya DJ Tukutz, di ruang panel para penantang. Pria yang tidak biasa menjaga omongannya itu bertanya seolah pernyataan cinta bukanlah hal tabu di acara TV. Pertanyaannya membuat Mino langsung menoleh, menatap Tablo dan Mithra seolah khawatir mereka berdua tidak mendengar ocehan Tukutz.

"Siapa yang akan menerima pernyataan cinta itu, hyung?" celetuk Minhyuk, membuat Tukutz langsung menyadari kalau ia sudah salah memilih pertanyaan.

"Rasanya seperti menonton sesi latihannya," komentar PSY kemudian, mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Kau merasakannya juga, hyung?" susul Tablo, memilih untuk tidak ikut campur pada obrolan Tukutz dan Minhyuk. Ia tidak ingin membantu Tukutz keluar dari masalah yang ia buat sendiri. "Jiyong baru kembali dari Jeju hari ini, dia tidak sempat berlatih dengan Lydia. Pagi tadi dia mengirim pesan di grup produser, meminta bantuan pada siapapun yang senggang malam ini dan hanya Lydia yang bersedia datang. Sebelumnya dia akan datang dengan Seungri, mereka beberapa kali melatih Good Boy, tapi Seungri tiba-tiba membatalkan janjinya karena ayahnya kritis di rumah sakit," cerita Tablo, menggambarkan sedikit masalah yang muncul tadi pagi.